Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Setelah seharian berlibur, kami pulang dengan badan yang sangat lelah, karena ramainya kota Mataram membuat kami terjebak macet di perjalanan pulang.
Kami sampai rumah jam tujuh malam, aku meminta ibu untuk menginap di rumah ayah mertua, karena malam ini aku ingin tidur bersama ibu untuk curhat.
Setelah kami sampai di rumah, aku dan juga ibu pergi ke kamar tamu untuk beristirahat.
"Bu, ada yang ingin aku ceritakan sama ibu, makanya ayu ajak ibu untuk tidur bersama ayu malam ini" ujar ku pada ibu yang tengah berbaring di kasur
"mau cerita apa?" tanya ibu
aku berbaring di samping ibu sembari mengelus pipinya.
"jadi gini Bu, ayah mertua ayu, ingin sekali memiliki cucu" ujar ku
"bukan hanya ayah mertua mu saja, ibu juga ingin jadi seorang nenek" sahut ibu
"astaga Bu, hihihi, bagaimana aku mau punya anak Bu, kalo suami ku tidak menganggap ku istrinya"
"maksud kamu?" tanya ibu
"iya ibu, Farhan itu tidak mau punya istri seperti aku, dia menikahi ku hanya karna harta warisan"
"jadi kamu sama Farhan gak pernah tidur bareng?" tanya ibu lagi
"aku tidur bareng kok sama Farhan, tapi kita tidur seperti bukan pasangan suami istri, kami berdua gak ada rasa satu sama lain" ujar ku
Ibu memeluk sembari mengelus rambut ku, dengan mata yang berkaca dia mencium jidat ku.
"kamu yang sabar, seiring berjalannya waktu, nanti suami kamu juga bakal menerima kamu sebagai istrinya" ujar ibu
"semoga aja Bu, walaupun aku juga tidak ada rasa kepada Farhan, tapi aku sudah menerimanya sebagai suami ku"
"kamu gak boleh ngebantah perintah mereka, kita ini orang gak punya, mereka adalah orang kaya yang bisa melakukan apa saja terhadap kita" kata ibu dengan lembut
"iya Bu, ayu janji, ayu akan nurut apa kata suami dan juga ayah mertua ayu"
"ya udah, sekarang kamu istirahat , ibu juga mau tidur, badan ibu terasa letih, besok pagi ibu pulang untuk mengantarkan kue ke rumah ibunya Radit" ujar ibu
"emang ibu Radit ngadain acara? tumben dia memesan kue dari ibu" tanya ku
"besok Radit bakal pulang kerumah ibunya, makanya besok kamu harus kesana, katanya kamu kangen sama Radit?"
"haa!! Radit bakal pulang, bareng istrinya juga?" ucap ku dengan perasaan bahagia karena sudah lama aku tidak bertemu teman kecil ku itu
"iya, dia bakal pulang bersama istrinya" sahut ibu
"iya udah besok ayu ikut ibu pulang" kata ku
"kamu minta izin dulu sama suami dan juga ayah mertuamu"
"iya Bu, besok ayu bakal minta izin untuk ikut bersama ibu"
"yaudah kita tidur, biar besok kita bangun pagi" ujar ibu
Tak terasa aku tertidur dengan tangan yang memeluk ibu, karena rasa nyaman bersama ibu membuat ku tertidur sangat pulas.
kami bangun jam tujuh pagi, karena hari ini aku mau ikut bersama ibu untuk pergi kerumah Radit, aku memutuskan untuk meminta izin kepada ayah mertua dan juga suami ku Farhan.
Aku dan ibu pergi ke dapur, menyiapkan sarapan untuk suami dan juga ayah mertuaku.
ayah mertua yang tengah duduk di sofa menonton televisi, meminta ku untuk memanggil farhan yang masih berbaring di kamar.
"yu, tolong panggil Farhan suruh ke ruang tengah" pinta ayah kepadaku yang beranjak ke dapur bersama ibu
"Farhan belum bangun?" tanyaku pada ayah mertua
"belum kayaknya, mungkin dia lelah makanya tidur sampai sepagi ini" sahut ayah mertua
"iya udah ayu bangunin" ucap ku yang membalik arah ke kamar Farhan tertidur
"ibu tunggu ayu di dapur, ayu mau bangunin Farhan dulu" kata ku pada ibu
Aku beranjak ke kamar untuk membangunkan laki-laki sombong itu, sesampainya aku dikamar aku melihat Farhan tengah tidur di atas kasur dengan nyenyak nya.
"bangunnn, ayah menyuruh kamu untuk ke ruang tengah" teriak ku sembari menarik tangannya
"ada apa?"
"kamu budeg, ayah menyuruh kamu untuk ke ruang tengah" ucap ku lagi
"iya ada apa ayah memanggil ku, dasar wanita miskin kalo bangunin aku tuh yang sopan jangan tarik-tarik" ucap Farhan dengan nada kesal
"lagian udah pagi bukannya bangun malah santai tidur, emang kamu gak ke kantor" ujar ku
"hari ini aku ingin istirahat" sahut Farhan
"iya udah bangun, ayah menunggu kamu, dan aku mau masak buat kamu dan ayah" kata ku beranjak pergi
Aku kembali ke dapur untuk memasak sarapan bersama ibu, kami memasak makanan yang sering kali aku dan ibu masak jika berada di rumah, makanan sederhana tapi enak.
Setelah makanan jadi, aku dan ibu membawanya ke meja makan.
aku pergi ke ruang tengah, untuk memanggil farhan dan juga ayah mertua untuk sarapan.
"yah, sarapannya udah jadi" ucap ku pada ayah mertua yang tengah duduk berbincang bersama Farhan
"ayok Han, sarapan dulu" ujar ayah mertua
Kami sarapan bersama dengan makanan yang sederhana, makanan kampung yang sering ibu masak untuk ku.
Farhan dan juga ayah mertua sangat menyukai makanan yang kami masak, terlihat dari cara mereka makan yang sangat lahap.
"yah, hari ini aku mau minta izin sama ayah dan juga Farhan, aku mau ikut bersama ibu untuk mengantar kue ke rumah tetangga ku" ujar ku
"iya ayah izinkan, tapi jangan pulang malam" sahut ayah mertua
"iya yah"
setelah ayah mertua mengizinkan ku untuk ikut bersama ibu, aku dan juga ibu membereskan piring bekas makan kami.
aku dan juga ibu pergi dengan di antar sopir pribadi ayah, karena Farhan tak mau mengantar kami.
diperjalanan ke rumah ibu, aku jujur sama ibu tentang perasaan ku kepada Radit teman kecil ku.
"Bu, aku sebenarnya suka sama Radit" ujar ku
"ehhhhhh, kok gitu" sahut ibu yang kaget sama ucapan ku
"tapi aku seneng kok jika Radit sudah menikah dengan wanita lain" kata ku
"inget sekarang kamu sudah menjadi istri Farhan, kamu gak boleh menyukai laki-laki lain mengerti" ujar ibu
"iya Bu"
Tak lama akhirnya kami sampai di rumah ibu, aku meminta sopir untuk mampir ke rumah ibu, untuk ngopi sembari menunggu aku dan ibu pulang mengantar kue.
Aku dan ibu mengambil kue pesanan ibu Radit, karena kue terlalu banyak akhirnya aku meminta sopir pribadi ayah mertua, untuk membawa kue itu menggunakan mobil.
"oh ya pak, karna kue nya terlalu banyak, ada baiknya kita antar menggunakan mobil" ujar ku pada sopir pribadi ayah mertua
"baik nyonyah" sahut pak sopir
Aku dan ibu memasukan kue ke dalam mobil dan pergi mengantarnya ke rumah ibunya Radit.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.