Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Mendatangi Ratu ular
"Kamu habis dari mana, Bang?" Quina menyambut suami nya yang baru pulang dari luar.
"Ada sedikit urusan yang menyangkut soal hal ghaib, aku juga harus bicara dengan Ratu." jawab Sadewa.
"Lah kok kamu turun lagi mengurus masalah itu, aku takut ada apa apa dan kesehatan kamu kan baru saja pulih." cemas Quina.
"Aku harus tetap berbuat baik apa bila ada yang butuh, Sayang! kamu masih ingat kan pesan nya Purnama?" Sadewa menatap istri nya serius.
"Ya memang, tapi aku takut kamu sampai ada apa apa karena kan kamu juga baru sembuh dari sakit parah itu." Quina takut apa bila sang suami sampai celaka lagi.
Hidup Sadewa sudah di selamatkan oleh Ratu ular walau kala itu dia kabur untuk mengejar cinta, jelas jelas di agensi nya ada gadis yang naksir pada nya, namun Sadewa memilih kabur saja karena dia mau dengan manusia yang sudah berhasil menarik hati nya di dunia ini.
Sudah berusaha melupakan Quina agar jangan sampai timbul tragedi, namun hasil nya tetap saja salah dan dia memang jatuh dalam pelukan janda muda itu. untung nya Ratu ular masih baik karena kasihan melihat kisah cinta anak buah nya, berkat Gun juga Sadewa bisa hidup walau agak rumit karena ini penyakit manusia.
Karena terburu buru dan semangat nya untuk jadi manusia, Sadewa salah pilih tubuh walau wajah dan juga bentuk nya memang plek ketiplek dengan diri nya. Dewa sakit kanker sehingga mau tak mau Sadewa harus berjuang, setiap hari makan telur angsa yang di beri ramuan oleh Gun serta juga memakan kembang pinang.
Oleh sebab itu Quina agak takut apa bila nanti suami nya malah harus sakit lagi karena dia tidak bisa melawan iblis yang kuat itu, semenjak jadi manusia memang kekuatan Sadewa agak musnah, itu sudah menjadi resiko diri nya dan tidak bisa mau di ganggu gugat lagi oleh dia atau pun Ratu nya.
"Aku akan pergi menemui Purnama sekarang untuk membahas masalah ini." pamit Sadewa.
"Kenapa tidak di hubungi lewat batin saja?" Quina tidak mau di tinggal.
"Aku mau minta tolong soal nya, sayang! kamu kan tau dia sikap nya bagai mana, nanti yang ada aku malah kena amuk." jawab Sadewa.
"Kangen tau kalau di tinggal lama lama." Quina merajuk manja.
"Enggak lama, aku usahakan pulang cepat kok biar kamu tidak bobok sendirian nanti." janji Sadewa.
"Pokok nya begitu selesai langsung pulang ya, aku tidak mau di tinggal lama ini sama kamu." Quina memang begitu manja pada sang suami tercinta.
Sadewa gemas sendiri melihat istri nya bertingkah begitu, kalau tidak ada urusan mau minta tolong pada Ratu nya maka sudah pasti akan ia bawa kedalam ranjang saja dan menghabiskan waktu bersama. namun sayang nya tidak bisa karena waktu masih mepet, mau tak mau dia pun harus meninggalkan sang istri tercinta.
"Tangan kamu luka loh, sayang!" Quina baru sadar.
"Tidak apa apa, ini hanya luka biasa dan aku mau membiasakan tubuh ini lagi." ujar Sadewa.
"Jangan terlalu keras pada diri sendiri, aku tidak mau kalau kamu sampai celaka." Quina mencium pipi suami nya.
"Iya, aku akan selalu menjaga diri agar tetap bersama kamu." janji Sadewa.
Quina tersenyum sambil melambaikan tangan karena suami nya sudah masuk mobil, jarak kampung nya Purnama sebenar nya lumayan jauh dari sini. namun mau bagai mana lagi karena ini mau minta tolong, jadi memang harus datang agar Ratu ular nya mau datang kesini untuk melihat iblis ini.
"Lindungi suami ku, Ya Allah! tapi apa mungkin Tuhan akan melindungi iblis ya?" batin Quina pula.
"Kan Sadewa iblis to?" Quina menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
Baru ingat kalau suami nya bukan lah manusia normal, namun bagai mana pun dia tetap harus berdoa untuk sang suami tercinta agar Sadewa baik baik saja. apa lagi ini sudah mau urusan pakai hal ghaib segala, maka nanti pasti akan timbul macam macam masalah yang bisa membuat nyawa dalam bahaya, bukan cuma Sadewa saja melainkan banyak nyawa.
...****************...
Mela pulang dengan hati yang begitu lesu karena dia tidak dapat hasil apa apa dari usaha nya, Mbah Bedu langsung menolak untuk membantu ketika tadi muntah darah setelah menerawang di dalam baskom. dukun itu sudah sadar kalau iblis yang di tubuh Meri bukan lah lawan untuk diri nya, dari pada harus celaka maka lebih baik langsung tolak saja agar dia masih tetap hidup dan juga selamat.
"Sayang, kamu dari mana kok baru pulang?" Ernan menyambut istri nya yang baru pulang.
"Ada apa ini, Bang?" Mela menatap Mai yang di peluk suami nya.
"Meri memang mengalami gangguan ghaib, aku tadi sudah minta tolong pada Dewa dan Om Burhan sendiri juga melihat." jelas Ernan.
"Ghaib kan? itu berarti ada setan!" Mela mendelik.
Ernan mengangguk pelan karena memang ini sudah tidak bisa lagi mau di biarkan begitu saja, tinggal menunggu kabar dari Sadewa nanti saat dia sudah minta tolong pada kenalan nya yang sangat sakti. Sadewa sendiri jujur mengatakan bahwa diri nya tidak sanggup untuk mengurus iblis ini seorang diri sehingga dia butuh bantuan teman nya itu.
"Tembok kamar Meri itu penuh darah dan sampai lantai juga." Om Burhan membuka suara.
"Ya Allah!" Mela menutup mulut nya karena kaget.
"Dia bahkan bertanya apa kah keluarga ini ada pesugihan, kau pernah dengar tidak soal pesugihan ketika Mama mu masih hidup?" Om Burhan bertanya serius.
"Tidak pernah Mama membahas hal itu padaku." Mela menggeleng.
"Kata dia ada sesuatu yang menaruh dendam besar, biasa nya yang seperti itu karena tumbal pesugihan." ujar Om Burhan lagi.
Mela tampak berpikir keras dan dia kembali menggeleng karena dia tidak pernah di ajak bicara soal itu oleh Mama nya, bahkan dulu Papa nya masih hidup pun tidak ada yang membahas nya, kalau di pikir pikir pun mereka memang sudah kaya sejak dulu.
"Meri nya kemana sekarang?" tanya Mela hati hati.
"Itu masih tidur...
"Di mana dia, Van?!" Ernan kaget karena Meri sudah menghilang.
"Lah tadi di sini, kemana dia sekarang?!" Ervan juga kaget.
"Tidak mungkin hilang secepat itu, kemana pergi nya dia?" Om Burhan juga panik.
Tapi memang mereka tidak ada yang melihat keberadaan nya Meri, semua jadi panik dan mereka berpencar untuk mencari adik bungsu mereka ini, kemana dia pergi sehingga semua orang yang ada di ruang tamu pun sampai tidak tau dia kapan bergerak nya.
Selamat malam bagi yang baca malam karena othor begadang habis minum kopi, selamat pagi bagi yang baca pagi guys.
aduh Arya jgn gegabah deh,,soalnya mba pur jg lg tempur sm si asu jd blm bs bantu,,nurut aja apa kata Maharani,,🙁
semakin penasaran...
ko Maharani sampai ragu gitu ya ..
apa bener2 bahaya resikonya ya...
semoga Arya bisa mengatasinya sendiri ...
seperti dulu dia memnasmi juragan adi sendirian saat mba Purnama melawan Nino apa ya.
ayo semaangat Arya..
heran ya hantu aja bisa nguping...