NovelToon NovelToon
BERI AKU CINTA

BERI AKU CINTA

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Perjodohan / Duda / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:158.7k
Nilai: 5
Nama Author: Julia Fajar

Devina Arsyla meninggal akibat kecelakaan mobil, saat dia hendak menjemput putrinya di sekolah. Mobil Devina menabrak pohon ketika menghindari para pengendara motor yang ugal-ugalan di jalan raya.

Sejak kejadian itu Mahen Yazid Arham, suami Devina sangat terpukul. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor serta di club malam bersama teman-temannya daripada tinggal di rumah.

Hal ini membuat kedua keluarga sangat cemas dan prihatin, lalu mereka sepakat untuk meminta Mahen ganti tikar yaitu dengan menikahi Devani Arsya, adik kembar sang istri.

Namun, Mahen dan Devani sama-sama menolak. Keduanya beranggapan tidak akan pernah menemukan kecocokan, dengan sifat dan keinginan mereka yang selalu bertolak belakang.

Mahen sejak dulu selalu mengira Devani itu adalah gadis liar, urakan yang hanya bisa membuat malu keluarga, sedangkan Devani juga merasa kehadiran Mahen telah membuat dirinya jauh dari Devina.

Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Apakah akhirnya mereka akan menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia Fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6. PENYESALAN DEVANI

"Apa! Devani kecelakaan Pak? Tidak mungkin! Baru saja saya telepon dia, Devani sedang di kampus. Dia sedang istirahat sambil menunggu ujian mata kuliah berikutnya. Siapa yang memberikan informasi itu Pak?" tanya Nyonya Intan.

"Non Trias Nya, teman Non Devani. Ini non Triasnya masih di sini!" ucap Pak Sukri sambil menyerahkan ponselnya kepada Trias agar ngomong langsung dengan nyonya Intan.

Trias pun menceritakan semuanya kepada mama Devani, tapi karena nyonya Intan mengatakan jika Devani sedang berada di kampus, dia pun jadi bingung dan penasaran. Apa mungkin Bastian membohonginya.

Untuk membuktikannya Trias akan menelepon Devani sedangkan mama Intan langsung teringat tentang Devina yang sampai saat ini belum ada kabarnya.

Mama Intan memegangi dadanya yang sakit, beliau takut, yang dikatakan oleh Trias bisa jadi bukanlah Devani yang kecelakaan melainkan Devina.

"Pak, kita ke rumah sakit Persada ya," ucap Mama Intan kepada pengendara ojol.

"Baik Bu, memangnya siapa yang kecelakaan Bu? Apakah putri ibu yang sedang kita cari?" tanya bapak ojol penasaran.

"Kemungkinan besar iya Pak, sebentar...saya akan pastikan lagi," ucap Nyonya Intan sambil hendak menelepon Devani. Tapi sayang ponsel Devani sudah tidak aktif.

Devani memang mematikan ponselnya, karena ujian mata kuliah selanjutnya sedang berlangsung.

Dia tidak ingin terganggu, Devani ingin fokus mengerjakan soal ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai yang bagus pada ujian perbaikannya kali ini.

Trias yang tidak bisa menghubungi Devani, merasa penasaran, lalu dia segera menuju kampus untuk memastikan bahwa yang kecelakaan bukanlah Devani melainkan kakak kembarnya.

Wajah Devina dan Devani memang sama persis, yang membedakan keduanya hanyalah Devani memiliki tahi lalat besar di punggungnya dan Devani juga lebih sering menggunakan celana jeans ketimbang rok atau gaun seperti yang sering dikenakan oleh Devina.

Trias sudah sampai di kampus, setelah memarkirkan motornya, dia berlari ke arah kelas yang biasanya mereka gunakan untuk tempat belajar.

Dengan nafas ngos-ngosan, Trias tiba di depan pintu kelas, lalu dia menjulurkan kepala, celingukan mencari keberadaan Devani.

Ternyata benar yang dikatakan oleh mama Intan, bahwa Devani sedang mengikuti ujian.

Devani yang melihat Trias celingukan di depan pintu, merasa heran. Lalu, dia yang memang sudah selesai mengisi lembar jawaban, segera mengumpulkannya ke meja Dosen dan buru-buru keluar kelas untuk menemui sahabatnya itu.

"Hai! ngapain kamu di sini! katanya tidak ada kelas, kenapa datang?" tanya Devani.

"Ayo kita ke rumah sakit, saudara kembarmu kecelakaan dan Bastian yang membawanya ke rumah sakit Persada, dia mengira itu kamu. Ponselmu sih tidak aktif, jadi untuk memastikannya aku langsung kesini begitu mamamu mengatakan jika kamu sedang di kampus," ucap Trias.

"Serius kamu Trias! jadi bagaimana keadaan Devina?"

"Entahlah, tadi Bastian bilang, tidak sadar dan dokter minta kalian pihak keluarga untuk datang secepatnya. Mama kamu sudah ku telepon dan katanya langsung menuju ke sana," ucap Trias lagi.

"Ayo cepat kita berangkat! Kamu bawa motor 'kan? lebih baik kita naik motor, agar tidak terjebak macet. Mobilku biar saja di sini, nanti aku titip kepada Abang parkir," ucap Devani sambil menarik tangan sahabatnya dan mengajaknya bergegas ke parkiran.

Setelah menitipkan mobilnya kepada penjaga parkir, Devani langsung menyambar kunci motor dari tangan Trias, dialah yang akan membonceng, karena memang dirinya lebih mahir mengendarai motor di jalan raya ketimbang Trias.

Devani yang sering ikut balapan motor bersama Bastian dan teman-temannya, sudah terbiasa, menganggap jalan raya sebagai sirkuit balapan mereka.

Trias yang dalam boncengan, menjerit dan memejamkan mata, saat Devani dengan kencang menyalib, melewati semua kenderaan yang ada di depannya.

Dalam waktu yang sangat singkat mereka pun sudah tiba di area parkir rumah sakit bersamaan dengan sampainya mama Intan.

"Ma... bagaimana dengan Mahen? Apa dia sudah di beritahu?" tanya Devani.

"Belum...Mama panik, Mama ingin segera melihat apa benar Devina yang sedang di rawat di sini. Sekarang kamu coba hubungi Mahen, Mama akan langsung ke dalam bersama Trias untuk menemui sahabat kalian itu, guna memastikan kebenarannya."

"Tapi Ma...!" ucapan Devani tergantung karena keburu sang Mama berlari dengan menarik tangan Trias menuju ke dalam ruangan UGD.

Devani bingung, bagaimana dia akan menyampaikan berita ini kepada Mahen, suami kakaknya itu. Sementara selama ini mereka berdua seperti musuh.

Namun akhirnya Devani memberanikan diri, mengklik nomor kontak Mahen untuk melakukan panggilan.

Mahen yang sudah sampai di halaman sekolah Annisa, begitu mendengar ponselnya berdering buru-buru melihat siapa yang sedang memanggilnya.

Sejak tadi dia berharap Devina akan segera menghubunginya tapi saat dia melihat Devani yang menelepon, Mahen mengacuhkan saja panggilan tersebut.

Berpuluh kali panggilan, tetap Mahen acuhkan, dia lalu mengecilkan volume dering ponselnya dan terus berjalan menuju ke ruangan guru tempat Annisa menunggu di jemput.

Devani kesal, dia tahu Mahen pasti sengaja, tidak mau mengangkat telepon darinya.

"Huh...dasar! lagi ngapain sih, kau pria posesif! Pasti kau sengaja 'kan tidak mau mengangkat telepon dariku. Sekali lagi kupanggil kau tidak mengangkatnya, jangan salahkan aku ya! Kau pasti bakalan menyesal. Kau orang paling terakhir yang akan mendapatkan kabar tentang istrimu!" gerutu Devani.

Kemudian Devani menelepon Mahen kembali untuk beberapa kali tapi hasilnya tetap sama, Mahen tetap tidak mengindahkan panggilan telepon tersebut.

Devani menghentakkan kaki, dia kesal, lalu Devani pun beralih menghubungi Andara, Papanya.

Papa Andara juga tidak mengangkat panggilan dari Devani, hal ini semakin menambah rasa kesal di hatinya.

Kemudian Devani menelepon sekretaris sang Papa, ternyata sekretaris Papanya bilang jika Pak Andara sedang keluar kantor, sedangkan ponselnya tertinggal di ruang kerja.

"Aduh...bagaimana sih! Papa juga kenapa, sampai lupa bawa ponsel! Bagaimana caranya aku mau memberitahu kabar tentang Devina, jika keduanya sama saja tidak bisa dihubungi," monolog Devani.

Devani akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pesan saja kepada Mahen. Sambil mengetik pesan, Devani menggerutu, "Terserah kamu deh...pria posesif, kamu baca syukur, nggak kamu baca ya sudah, yang penting niatku baik, demi saudariku."

Setelah mengirimkan pesan tersebut kepada Mahen, Devani kembali menelepon sekretaris Papanya, agar setelah papanya kembali ke kantor di minta segera menyusul, ke rumah sakit Persada.

Sekretaris Pak Andara berjanji akan berusaha menyampaikan pesan itu secepatnya kepada sang Bos. Dia akan coba menelepon nomor klien yang sedang di temui oleh Bosnya itu.

Devani menutup panggilannya, lalu dia berlari menyusul Mama dan juga sahabatnya ke ruang UGD. Ternyata mereka tidak ada di sana, lalu Devani bertanya kepada perawat yang bertugas di bagian pelayanan, di mana Devina kembarannya saat ini sedang di rawat.

Perawat tersebut mengatakan jika Devina di bawa ke ruang ICU tidak lama setelah dia tiba di rumah sakit ini bersama orang yang membawanya yaitu Bastian. Karena kondisinya kritis, dia belum sadarkan diri juga hingga sekarang.

Devani berlari menuju ruang ICU sambil menangis, dia menyesal kenapa Devina yang sedang sakit nekad pergi untuk menjemput Annisa.

Padahal, seandainya Devina menghubungi dirinya dan mengatakan jika Annisa pulang lebih awal, dia pasti akan menjemput Annisa dan membawanya ke kampus.

Karena pada jam tersebut mereka sedang istirahat sekitar dua jam, menunggu kedatangan dosen yang akan memberikan bahan ujian mata kuliah berikutnya.

Devani bisa menitipkan Annisa untuk sementara kepada Ibu kantin sampai dirinya selesai ujian.

Menurut Devani, Ibu kantin dan putrinya pasti akan senang karena Annisa bukan anak yang rewel dan manja, dia mudah bergaul dengan siapapun dan orang yang dekat dengannya akan terhibur dengan tingkah lucu Annisa.

1
Sri Puryani
kenapa mahen gj minta tlg gara bantu nyari istri nya trus ksh foto istri nya biar tau wanitanya istri mahen...
Sri Puryani
mahen horang kaya kok istri diculik nyarinya nyantai....msk gk punya anak buah.....
Lilik Juhariah
gk berani baca pemerkosaa hms iks
Euis Kindar Wulan
up
Sulati Cus
alasan mu pak nggak masuk akal, kyk cm km doang yg merasa stres krn pekerjaan 😂terus di bolehin gitu selingkuh, di dunia nyata banyak kok suami yg tertekan dh pekerjaan tp y g selingkuh jg
Bunda Aish
ceritanya sebenarnya bagus, tapi mungkin author nya lebih teliti lagi karena ada bbrp cerita jd berlawanan spt hp Devani waktu diculik Bastian kan sudah dibuang kok bisa ada lg, penjabaran yg maksudnya baik tp jd terasa agak membosankan karena terlalu panjang; contoh makanan khas Turki,hukum memakai pakaian spt lelaki; mngkn bisa dikutip sedikit ; ini menurut saya ya thor, penyampaian nya di buat mengalir tidak dipaksakan. maaf kalau tidak berkenan, tetap semangat berkarya semoga lebih banyak lagi yang baca dan kasih like'...... terimakasih.....💪🏻💕
Bunda Aish
polisi bisa cek cctv kan? atau bisa sewa detektif....masa pasif aja...
Bunda Aish
lho hp Devani bukannya dibuang sama Bastian, kok bisa ada lagi?
Bunda Aish
Annisa itu umur berapa ya thor? dialognya bukan seperti anak-anak usia 5-6 th?
Bunda Aish
kadang lebih dewasa pemikiran Bastian timbang mahen
Bunda Aish
ikhlaskan bukan dilupakan mahen.....
Bunda Aish
sebelum pergi, Devina kan seperti sudah memberikan tanda²....
Bunda Aish
ya tho kita dukung, yang sabar yaa... tetap semangat....💪🏻
Bunda Aish
duh, segitu nya sama ipar sendiri....
Bunda Aish
yang baca juga ikut bingung,devani devina....😉
Bunda Aish
tetap semangat ya thor...
🍁Dhita ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
bagys
Mardiana Se
Semangat selalu berkarya Author💪💪👍👍👍
Mardiana Se
Dr bab 1 sampai bab ini aku baca, bagus ceritanya... Semangat berkarya selalu ya Author💪💪💪👍👍👍
Imoy
keluarganya bukannya pada tajir..masa g punya anak buah..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!