Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Nayma menghampiri seorang anak kecil dan segera menggendong nya kedalam mobil tapi saat selesai memasukkan anak itu ke Mobil keluarga mantan suaminya menghadangnya.
"Nayma tolonglah, kita bisa menyelesaikan ini dengan kepala dingin, aku tidak mau cerai sama kamu, aku masih sayang sama kamu". Ucapnya dengan memelas, dia berusaha meluluhkan hati Nayma agar mau menerimanya.
"Ogah, kau pikir aku mau kembali dengan bekas perempuan lain, tak sudi aku, saat aku menikah denganmu aku perawan tingting dan tak tersentuh laki-laki manapun, kau pikir aku mau denganmu yang sudah bersama perempuan lain". Nayma memandang mantan suaminya dengan jijik.
"Nayma nak, tolong pertimbangan kan permintaan Tyo, kalian sudah bersama dengan waktu cukup lama, kami minta maaf karena sudah berlaku tidak baik selama ini padamu nak, maafkan kami". Kini Ibu Alma berbicara dengan nada memelas.
Mereka tidak mau melepas Nayma yang kaya Raya sekarang, mereka akan hidup enak jika masih bersama Nayma.
"Kalian itu manusia tidak punya malu, kalian pikir, saya mau bertahan dengan penghianat dan pencuri seperti kalian, kalian pikir saya cinta mati sama manusia benalu seperti anak ibu ini, sorry bu, aku bahkan bisa mencari laki-laki yang bahkan seribu kalian lebih baik dan kaya dari anak ibu, apalagi semua warisan ibuku ada padaku".
"Dasar sombong, baru juga seperti itu sudah keterlaluan". Andin mantapnya penuh kebencian.
" Bodoh amat padamu Andin, nikmati saja suami mu yang tak jelas asal usulnya dan miskin itu, itu balasanmu karena selalu bertingkah seenaknya padaku, Hahaha karma kalian bayar tunai ternyata". Nayma tertawa mengejek kepada mereka semua.
"Nayma kenapa kamu seperti ini, kemana istriku yang lemah lembut dan penurut". Tyo memandang Nayma dengan kecewa.
"Dia sudah mati, sekarang kalian akan mendapatkan balasannya, jatuhkan talak itu sekarang, kalau tidak akan kukirim kalian ke penjara lagi". Tunjuknya kepada Tyo dan wanita berada dibelakangnya itu.
"Tidak akan Nayma, kau akan tetap jadi istriku". Tyo kekeuh dengan keinginannya.
"Terserah, sampai di pengadilan, ingat, kau sudah menandatangani surat ini dan isinya adalah perceraian dan tidak ada harta gono gini, selamat tinggal". Nayma melambaikan tangannya dan membuka mobilnya karena dia akan pergi.
"Nayma, Nayma". Teriak Tyo memukul kaca mobil Nayma agar Nayma keluar tapi dia tidak menggubrisnya dan langsung tancap gas tanpa memperdulikan teriakan mereka.
Mereka semua mengacak rambutnya dengan kasar, kini tambang uang mereka sudah tidak ada, bagaimana kedepannya, bahkan kini mereka tidak punya tempat tinggal.
"Ayo kita ke rumah, aku yakin kita bisa tinggal disana". Tyo mengajak mereka semua kerumah dirinya dan juga Nayma.
Mereka tidak tahu saja jika rumah itu sudah Nayma jual dan semua barang-barang nya sudah dia ambil tadi pagi sebelum kerumah mertuanya.
"Tidak nak, kita harus pergi cari rumah dulu, ingat kita harus pindah hari ini, besok sudah ada orang yang masuk, ibu tidak mau masuk penjara". Bu Alma menggelengkan kepalanya frustasi.
"Ya sudah terserah ibu saja, yang penting aku mau uang, aku juga harus dapat bagian dari rumah ibu". Ucap Andin dengan kesal.
Bu Alma sudah mengamankan amplop tadi, acara pernikahan memang sudah mau usai tinggal ramah tamah saat Nayma datang. jadi amplopnya dia simpan di kamarnya.
"Tidak ada, kalian sudah menghabiskan uang ibu untuk diri kalian, itu uang untuk ibu simpan karena ibu sudah tua, cari saja uang sendiri". Bu Alma melongos dengan kesal berjalan masuk ke mobil Tyo.
"Apa sih bu, jangan seperti itu dong, aku baru saja menikah dan suamiku masuk penjara, ibu tidak kasihan padaku". Sungut Andin tidak terima.
Andin mengikuti sang ibu sambil mendumel karena keinginannya tidak dituruti sedangkan Tyo dan perempuan yang menjadi kekasihnya hanya bisa menghela nafas berat.
"Makan saja suamimu itu ndin, dengar sendiri, dia itu hanya laki-laki kere yang tidak jelas asal usulnya, pergi saja kau sama dia kalau mau, ibu sudah tak mau pusing, ibu banyak masalah karena selalu menuruti keinginanmu, sekarang rasakan sendiri apa yang jadi keinginanmu ". Kesal ibu Alma tidak perduli.
Tyo segera menjalankan mobilnya mencari rumah untuk bisa mereka tempati hari ini juga karena dia yakin Nayma tidak akan semudah itu memaafkannya apalagi dia sudah menandatangani surat cerai tanpa gono gini.
Setelah mendapatkan rumah mereka kembali kerumah bu Lama untuk membantu membereskan barang-barang mereka. Mereka tak lupa membeli banyak kardus baik besar dan kecil. Mereka juga menyewa mobil truk besar untuk mengangkut barang mereka lengkap dengan buruh angkatnya tapi datangnya 2 jam lagi karena mereka harus berkemas lebih dulu
"Syukurlah para pengurus catering dan pelaminan sudah mengurus segalanya". Ucapnya dengan lega
Bu Alma memang sengaja melunasi semuanya saat acaranya sudah berjalan, dia sudah meminta petugas dari semua pihak untuk langsung membersihkannya begitu acara selesai.
"Ayo kita masuk dan bereskan barang kita, bagus karena Nayma tidak menjual rumah ini dengan perabotannya sehingga kita bisa memakainya dirumah yang baru".
Rumah yang dulunya hanya batu bata tanpa plester walau tingkat dua kini menjelma menjadi rumah gedongan dengan mewah dan elegan tapi kini semuanya tinggal kenangan.
"Ini semua gara-gara kak Nayma, acara mewah pernikahanku jadi berantakan". Sungut Andin penuh kebencian.
"Sudahkah Andin berhenti mengomel bereskan barang-barang di kamarmu". Hardik bu Alma dengan geram.
"Iya, iya, menyebalkan sekali". Andin menghentakkan kakinya dengan emosi karena bentakan ibunya.
"Kalian berdua masukkan barang-barang yang ada di kulkas ditempat lain kemudian alat-alat dapur rapikan masukkan ke dos". Perintah Bu Alma kepada Tyo dan kekasihnya itu.
Ya benar, bu Alma tahu akan perselingkuhan sang anak, dia menginginkan cucu tanpa melepas Alma itu sebabnya dia merestui mereka karena Nayma tak kunjung memberinya cucunya.
Setelah berkutat 3 jam lebih akhirnya barang mereka selesai dipecking dan dinaikkan keatas truk dan ada 2 mobil pick up.
"Loh bu Alma kok malah pindahan, tadi kan kalian buat acara pernikahan mewah disini, gimana sih". Tanya tetangga yang kepo karena melihat orang berlalu lalang bergantian mengangkat barang dari rumah ibu Alma.
" Iya kami mau pindah rumah baru, rumah ini sudah kami jual". Ucap Bu Alma dengan sedih.
"Loh kenapa dijual bu, katanya tadi menantunya orang kaya".
"EH tapi aku lupa dia kan laki-laki dengan keturunan tidak jelas apalagi video itu".
"Bu Alma sih nekat buat hajatan mewah pada pernikahan Andin sampai nekat mencuri perhiasan Nayma, kan jadinya kena karma deh". Ejek mereka bergantian.
"Eh jangan bicara sembarangan yah, ini kami jual karena kami mau pindah kerumah lebih besar, jangan sok tahu kalian". Hardik Andin dengan tidak sopan.
"Ih dasar anak perempuan tak punya sopan santun, cocok banget sama laki-laki tidak jelas asal usulnya, mana pembunuh pula" Sungut Ibu-ibu tidak terima bentakan Andin
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.