NovelToon NovelToon
Tembak Aku Dengan Cintamu

Tembak Aku Dengan Cintamu

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Menikahi tentara / Tamat
Popularitas:66.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.

Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.

Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Tua Ikut Campur

Tangan berulang kali mengusap airmata dengan tisu, agar tak meninggalkan jejak tetesannya lagi saat akan bertatap muka dengan orangtua.

"Assalamualaikum, Buk." salamku.

"Walaikumsalam," jawab suara ibuku dari dalam rumah.

Ceklek, pintu rumah kini telah terbuka.

"Mila, tumben kamu pulang?" Sambutan hangat beliau.

Secepatnya ibu langsung memelukku, mungkin sudah merindukan anaknya ini.

Wajahnya mulai clingak-clinguk seperti mencari seseorang. Sampai perkarangan dan jalananpun tak luput beliau lihat seksama.

"Mila, kamu sama siapa kesini? Menantu ibu mana? Apa dia ngak mengatar kamu? Ibu kangen sama kalian, kenapa jarang kesini? Mana ... mana suami kamu?" pertanyaan ibu tanpa henti, diiringi melepaskan pelukan pada diriku.

Melihat kesana-sini masih sibuk mencari sang menantu.

Tanpa sepatah katapun, pertanyaan beliau tak ada yang kujawab. Setelah mencium tangan punggung beliau, langkah yang lemah berusaha menuju kamar, yaitu mencoba mengistirahatkan pikiran dan hati yang sudah lelah.

Sekarang tak lupa juga kucium tangan punggung Bapak yang tengah duduk dikursi menonton televisi.

"Mila mau ke kamar dulu, Pak, Buk!" pamitku.

Orang tua sudah menatapku dengan wajah penuh keheranan.

"Kamu kenapa, Nak. Kok aneh sekali hari ini?" Ibu penasaran sambil mengelus lengan.

"Ngak kenapa-napa, Buk. Maaf, Mila lelah sekali hari ini dan sekarang mau istirahat."

"Tapi, Mila!" Ibu masih berusaha mencegah.

"Sudah biarkan saja, Bu. Anak kita baru saja datang, tapi kamu sudah menghujani dia dengan banyak pertanyaan. Mungkin saja dia beneran sedang lelah. Biarkan dia istirahat sekarang," Pembelaan Bapak.

"Tapi, Pak."

"Sudah ... sudah."

Ibu sepertinya tidak ingin berdebat, makanya beliau hanya bisa mengalah dan membiarkan diriku pergi begitu saja.

"Oh ya. Ada apa dengan anak kita ya, Pak? Sepertinya Mila sedang ada masalah? Lihat, wajahnya kusut sekali, seperti habis manangis," ucap Ibu yang masih terdengar olehku.

Belum sepenuhnya masuk kamar. Perkataan beliau mengingatkan atas kejadian tadi, rasanya ingin meneteskan airmata lagi.

"Iya, Buk. Kok matanya sembab gitu. Mungkinkah benar kalau habis nangis? Apa langsung saja kita tanyakan padanya?" Bapak terdengar mulai ikutan antusias.

Tidak ingin memutar kejadian menyesakkan tadi, maka secepatnya memasuki kamar pribadi yang sudah beberapa bulan kutinggalkan.

Ku banting begitu saja tubuh ini. Rasanya raga dan pikiran begitu terkuras, bagaikan sedang menyangga langit. Berat dan tidak kuat menahannya.

Tok ... tok, pintu kamar telah diketuk.

Tidak serta merta ku jawab. Enggan rasanya hanya sekedar menyaut orang diluar kamar.

"Nak, bolehlah kami masuk?".

Diam yang hanya bisa kulakukan sekarang.

Tok ... tok, untuk kesekian kali kembali diketuk.

Nampak Ibu dan Bapak tidak sabaran, langsung saja membuka tanpa persetujuan dari anaknya ini.

"Mila kamu kenapa? Ada apa ini?."

Ibu yang nyelonong masuk langsung menghampiriku, yang sedang tertelungkup badan sambil menangis.

"E-eeh, ternyata ada Ibu dan Bapak," ucapku kaget melihat kedua orang tua yang sudah memergokiku. menangis.

Secepat kilat  ku usap embun yang jatuh di pipi. Segera bangkit dan duduk ditepian ranjang, yang ingin menjajari kedua orangtua.

"Mila gak pa-pa, Bu!"

Langsung memeluk tubuh ibu yang terdengar sedang khawatir, akibat melihat keadaanku yang semakin kacau.

"Kamu bohong. Kalau tidak terjadi sesuatu kenapa anak Ibu yang cantik ini sekarang kelihatan sedih begitu."

"Mila, baik-baik saja, Bu!" Berucap sambil terisak kembali.

"Cerita 'lah, Nak! Kamu tidak usah takut. Bapak dan Ibu akan tetap mendukungmu dibalik semua masalahmu."

"Betul kata Bapakmu sekarang. Cerita 'lah!" Ibu memaksa.

Tangan besar beliau mengelus pelan belakang punggung, mungkin dengan maksud agar diri ini lebih tenang.

"Apa sekarang kamu sedang ada masalah sama, Ryan?" tanya bapak yang kini juga ikut-ikutan sedang mengkhawatirkan ku..

"Iya, Mila. Kami disini ada untukmu. Siap mendampingi apapun masalah yang sedang kamu alami," Ibu terus meyakinkan.

Melepaskan pelukan sambil menatap wajah kedua orangtua yang nampak cemas.

Dengan dorongan hati, maka siap membuka suara. Semoga orangtua bisa memahami.

Rasanya tak kuat, maka dari itu memeluk tubuh Ibu lagi, diri ini mulai menceritakan semuanya, atas kerumitan masalah rumah tangga kami.

Awalnya ingin kusimpan sendiri, namun aku masih belum berpengalaman jadi apa salahnya jika orangtua ikutan. Mereka lebih tahu dan sudah lama mengarungi bahtera rumah tangga.

Secara detail, ku beritahu dari awal sampai akhir.

"Wah ... wah, ngak bisa begini. Menantu ibu itu benar-benar kurang ajar, berani-beraninya menyakiti anak kesayangan ibu, awas saja kamu, Ryan!" ucap ibuku dengan nada sudah emosi

"Ibu jangan marah dulu, kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dengan menyalahkan menantu kita," ucap bapak menasehati.

"Ooh ... jadi bapak membela menantu brengs*k itu," tutur ibu yang kian marah.

"Bukan begitu, Bu!" Kehalusan bapak menjawab.

Sebenarnya malas menceritakan dikarenakan takut jika orangtua berdebat.

"Sudahlah, pokoknya Bapak ngak usah membela dia. Awas saja kalau ketemu dia, akan ku buat perhitungan dengannya, tunggu saja!" geramnya beliau.

Begitulah bapakku yang selalu sabar dan tenang jika menghadapi masalah, lain dengan ibu yang sepertinya boleh dibilang agak cerewet, dan selalu terburu-biru jika menyelesaikan masalah, tapi di sebalik itu semua orangnya cukup baik sekali.

"Sekarang kamu istirahatlah dulu. Masalah Ryan, akan kami bantu selesaikan. Kamu tidak usah khawatir dan bersedih lagi," ucap Bapak dengan mengelus-elus rambutku.

"Iya, Pak."

Rasanya plong saja jika bisa berbagi beban yang sedang ku hadapi. Tidak ada masalah yang tidak bisa terselesaikan, hanya kita saja yang harus pintar dan bijak menyelesaikannya, walau harus lewat jalur bantuan orangtua sekalipun.

"Ayo Bu, kita keluar. Biarkan anak kita istirahat dulu," ajak Bapak.

"Iya, Pak."

"Kamu baik-baik, Nak. Tidurlah! Tak perlu bersedih. Ada Ibu dan Bapak yang akan membantu kamu," suruh ibu sambil merapikan selimutku.

"Iya, Bu. Terima kasih."

Tanpa terasa diri inipun tertidur pulas, karena terlalu lama menangis.

Mata rasanya sudah sakit, dan kepala sedikit pusing, akibat terlalu dalam memikirkan masalah yang baru saja datang.

[Hallo, Assalamualaikum]

Suara Ibu sedang menelpon seseorang, yang dapat terdengar ditelingaku, walau diri ini sedang berada didalam kamar.

[Hallo juga besan, Walaikumsalam. Kapan kalian akan main kesini?]

Jawab seseorang dari seberang sana, yang kelihatannya adalah mama kak Ryan.

[Gak usah basa-basi lagi]

[Eeh ... eeh, besan, bisa gak sih mendidik anak?]

[Duh, maksudnya apa ya, besan?]

[Halah tidak usah pura-pura tidak tahu.  Bilang sama Ryan, bisanya jangan hanya membuat masalah saja. Badannya saja kekar dan gede, tapi sikapnya itu, ya ampuuuun ... seperti tidak pernah sekolah saja. Kalau masih saja menyakiti anakku, ceraikan saja Mila secepatnya. Jangan mengantung hubungan kayak gitu, sudah berumah tangga tapi berani-beraninya main api dibelakang]

Ibuku terdengar sudah mengeluarkan uneg-uneg pada mertuaku.

[Maksud besan apa, ya? Kok tiba-tiba marah-marah begini?]

[Halah, jangan membela anakmu itu. Jangan jadi pria br*ngsek yang bisanya hanya membuat masalah saja]

[Duh, saya benar-benar tidak mengerti maksud besan]

Sahutan mertuaku diseberang sana, yang masih sabar menanggapi telepon ibuku.

"Ibu?" pekik suara bapak begitu melengking.

Tut ... tut, suara sambungan telepon  tiba-tiba terputus.

"Apa yang kamu lakukan? Jangan melewati batas?"

"Habisnya bikin kesel saja. Ibu tidak sabar lagi ingin membunuh menantumu yang ngak ada akhlak."

"Tapi caranya tidak begini, paham!" tekan Bapak mulai tersulut.

Tak terelakkan lagi, akhirnya ibu dan bapak bertengkar, karena ingin membantu rumah tangga anaknya, yang didepan mata akan segera hancur.

1
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘpIⁿᵍⁱⁿ pUᵗᵘˢ*luna
menarik, usia 17tahun, masih sekolah,tapi sudah menikah. Apakah pernikahan itu di publish atau ditutupi mengingat masih seorang siswi?
୧⍤⃝💐Mita²≁𝓪𝔃𝓱⋱
wah dr pertemuan enggak disengaja bisa jadi jodoh loh mereka
୧⍤⃝💐Mita ¹ ≁𝓪𝔃𝓱⋱
ada ya cewek model begini di gen Z masih percaya dg wajah di FP dan ketemuan wkwkkk
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ/ᴬᵐᶦᵗᵃ
Assalamu'alaikum hadir bangZhang. Bab pertama udah nendang bgt rasanya. Keren dan recommended 👍
Ꮇαɳιʂαɳᴶᵃʰᵉ ¹
sesusah apapun mencari bukti.
pasti suatu saat akan terungkap juga
semangat buat om Ry cari pelakunya sampe dapat biar dia mendapatkan balasan yang setimpal
Mαɳιʂαɳᴶᵃʰᵉ ⁹
untung hanya mimpi, tapi semoga memang tidak akan terjadi apa-apa dengan Mila.
karna kalau sudah kehilangan pastilah baru terasa😏
Ꮇαɳιʂαɳᴶᵃʰᵉ ⁸
kudu banyak stok sabar apalagi dengan yang namanya kaum hawa om Ryan, apalagi kaum hawa itu adalah istrimu sendiri jadi mending ngalah aja biar gak nambah masalah🤣
Teka
Bener Bu, masih sekolah loh Bu. Lagian firasat ibu itu peka loh Mil, mendingan pikir lagi deh jangan sampai menyesal di belakang
Teka
Curiga gak sih ada udang di balik bakwan, kok baru aja kenalan ya bisa di bilang baru kan memang ya, sudah di tembak, iya kan
Teka
Definisi gebetanku malah naksir sama teman yang aku bawa, hayo gitu kan. Makanya kalau mau ketemu gebetan jangan bawa temen yang lebih glowing ya
Degan
makanya neng mending sekolah ae yg bener ngapain pengen2 nikah, dicingkuhin pula
Degan
Halah Halah mantan ngapain bertamu, mau merusak rumah tangga orang rupanya
Degan
siapa tuh yg ngirim Poto, nomer tidak dikenal pula. jangan² si Ryan beneran cingkuh
Ƒ૨ơɳͳіɛƦ🍁
ayok pak Ryan dan team bekerja lebih semangat lagi temukan siapa pelaku pembunuhannn nya biar kasus nya selesai dan lanjut selesaikan urusanmu dengan sang istri tercinta muuuuuuuu haihhhh/Smug/
🟡❤️⃟Wᵃf§𝆺𝅥⃝©⧗⃟ᷢʷ₭Ⱡ₳Ɽ₳🍇
sama aja dua²nya, yg satu cowok buaya susah setia, yg satu nikahin gadis muda tapi masih kepincut mantan 🤣
🟡❤️⃟Wᵃf§𝆺𝅥⃝©⧗⃟ᷢʷ₭Ⱡ₳Ɽ₳🍇
si Samsul pasti pelaku penculikan, tidak ada asap kalau tidak ada api 😌, bisa jadi terlibat pula di kasus pembunuhan suami Dona
☕yayuk
yahhh gitu deh klo g mau kebakarna ya jgn main api
meski niat nya g benran tp org lihat beda kali
☕yayuk
nahh kan coba2 berujung maut 😝
☕yayuk
kacau kan jadinya
☕yayuk
masih di sini kk thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!