NovelToon NovelToon
Tembak Aku Dengan Cintamu

Tembak Aku Dengan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Menikahi tentara
Popularitas:42.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.

Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.

Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Tua Ikut Campur

Tangan berulang kali mengusap airmata dengan tisu, agar tak meninggalkan jejak tetesannya lagi saat akan bertatap muka dengan orangtua.

"Assalamualaikum, Buk." salamku.

"Walaikumsalam," jawab suara ibuku dari dalam rumah.

Ceklek, pintu rumah kini telah terbuka.

"Mila, tumben kamu pulang?" Sambutan hangat beliau.

Secepatnya ibu langsung memelukku, mungkin sudah merindukan anaknya ini.

Wajahnya mulai clingak-clinguk seperti mencari seseorang. Sampai perkarangan dan jalananpun tak luput beliau lihat seksama.

"Mila, kamu sama siapa kesini? Menantu ibu mana? Apa dia ngak mengatar kamu? Ibu kangen sama kalian, kenapa jarang kesini? Mana ... mana suami kamu?" pertanyaan ibu tanpa henti, diiringi melepaskan pelukan pada diriku.

Melihat kesana-sini masih sibuk mencari sang menantu.

Tanpa sepatah katapun, pertanyaan beliau tak ada yang kujawab. Setelah mencium tangan punggung beliau, langkah yang lemah berusaha menuju kamar, yaitu mencoba mengistirahatkan pikiran dan hati yang sudah lelah.

Sekarang tak lupa juga kucium tangan punggung Bapak yang tengah duduk dikursi menonton televisi.

"Mila mau ke kamar dulu, Pak, Buk!" pamitku.

Orang tua sudah menatapku dengan wajah penuh keheranan.

"Kamu kenapa, Nak. Kok aneh sekali hari ini?" Ibu penasaran sambil mengelus lengan.

"Ngak kenapa-napa, Buk. Maaf, Mila lelah sekali hari ini dan sekarang mau istirahat."

"Tapi, Mila!" Ibu masih berusaha mencegah.

"Sudah biarkan saja, Bu. Anak kita baru saja datang, tapi kamu sudah menghujani dia dengan banyak pertanyaan. Mungkin saja dia beneran sedang lelah. Biarkan dia istirahat sekarang," Pembelaan Bapak.

"Tapi, Pak."

"Sudah ... sudah."

Ibu sepertinya tidak ingin berdebat, makanya beliau hanya bisa mengalah dan membiarkan diriku pergi begitu saja.

"Oh ya. Ada apa dengan anak kita ya, Pak? Sepertinya Mila sedang ada masalah? Lihat, wajahnya kusut sekali, seperti habis manangis," ucap Ibu yang masih terdengar olehku.

Belum sepenuhnya masuk kamar. Perkataan beliau mengingatkan atas kejadian tadi, rasanya ingin meneteskan airmata lagi.

"Iya, Buk. Kok matanya sembab gitu. Mungkinkah benar kalau habis nangis? Apa langsung saja kita tanyakan padanya?" Bapak terdengar mulai ikutan antusias.

Tidak ingin memutar kejadian menyesakkan tadi, maka secepatnya memasuki kamar pribadi yang sudah beberapa bulan kutinggalkan.

Ku banting begitu saja tubuh ini. Rasanya raga dan pikiran begitu terkuras, bagaikan sedang menyangga langit. Berat dan tidak kuat menahannya.

Tok ... tok, pintu kamar telah diketuk.

Tidak serta merta ku jawab. Enggan rasanya hanya sekedar menyaut orang diluar kamar.

"Nak, bolehlah kami masuk?".

Diam yang hanya bisa kulakukan sekarang.

Tok ... tok, untuk kesekian kali kembali diketuk.

Nampak Ibu dan Bapak tidak sabaran, langsung saja membuka tanpa persetujuan dari anaknya ini.

"Mila kamu kenapa? Ada apa ini?."

Ibu yang nyelonong masuk langsung menghampiriku, yang sedang tertelungkup badan sambil menangis.

"E-eeh, ternyata ada Ibu dan Bapak," ucapku kaget melihat kedua orang tua yang sudah memergokiku. menangis.

Secepat kilat  ku usap embun yang jatuh di pipi. Segera bangkit dan duduk ditepian ranjang, yang ingin menjajari kedua orangtua.

"Mila gak pa-pa, Bu!"

Langsung memeluk tubuh ibu yang terdengar sedang khawatir, akibat melihat keadaanku yang semakin kacau.

"Kamu bohong. Kalau tidak terjadi sesuatu kenapa anak Ibu yang cantik ini sekarang kelihatan sedih begitu."

"Mila, baik-baik saja, Bu!" Berucap sambil terisak kembali.

"Cerita 'lah, Nak! Kamu tidak usah takut. Bapak dan Ibu akan tetap mendukungmu dibalik semua masalahmu."

"Betul kata Bapakmu sekarang. Cerita 'lah!" Ibu memaksa.

Tangan besar beliau mengelus pelan belakang punggung, mungkin dengan maksud agar diri ini lebih tenang.

"Apa sekarang kamu sedang ada masalah sama, Ryan?" tanya bapak yang kini juga ikut-ikutan sedang mengkhawatirkan ku..

"Iya, Mila. Kami disini ada untukmu. Siap mendampingi apapun masalah yang sedang kamu alami," Ibu terus meyakinkan.

Melepaskan pelukan sambil menatap wajah kedua orangtua yang nampak cemas.

Dengan dorongan hati, maka siap membuka suara. Semoga orangtua bisa memahami.

Rasanya tak kuat, maka dari itu memeluk tubuh Ibu lagi, diri ini mulai menceritakan semuanya, atas kerumitan masalah rumah tangga kami.

Awalnya ingin kusimpan sendiri, namun aku masih belum berpengalaman jadi apa salahnya jika orangtua ikutan. Mereka lebih tahu dan sudah lama mengarungi bahtera rumah tangga.

Secara detail, ku beritahu dari awal sampai akhir.

"Wah ... wah, ngak bisa begini. Menantu ibu itu benar-benar kurang ajar, berani-beraninya menyakiti anak kesayangan ibu, awas saja kamu, Ryan!" ucap ibuku dengan nada sudah emosi

"Ibu jangan marah dulu, kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dengan menyalahkan menantu kita," ucap bapak menasehati.

"Ooh ... jadi bapak membela menantu brengs*k itu," tutur ibu yang kian marah.

"Bukan begitu, Bu!" Kehalusan bapak menjawab.

Sebenarnya malas menceritakan dikarenakan takut jika orangtua berdebat.

"Sudahlah, pokoknya Bapak ngak usah membela dia. Awas saja kalau ketemu dia, akan ku buat perhitungan dengannya, tunggu saja!" geramnya beliau.

Begitulah bapakku yang selalu sabar dan tenang jika menghadapi masalah, lain dengan ibu yang sepertinya boleh dibilang agak cerewet, dan selalu terburu-biru jika menyelesaikan masalah, tapi di sebalik itu semua orangnya cukup baik sekali.

"Sekarang kamu istirahatlah dulu. Masalah Ryan, akan kami bantu selesaikan. Kamu tidak usah khawatir dan bersedih lagi," ucap Bapak dengan mengelus-elus rambutku.

"Iya, Pak."

Rasanya plong saja jika bisa berbagi beban yang sedang ku hadapi. Tidak ada masalah yang tidak bisa terselesaikan, hanya kita saja yang harus pintar dan bijak menyelesaikannya, walau harus lewat jalur bantuan orangtua sekalipun.

"Ayo Bu, kita keluar. Biarkan anak kita istirahat dulu," ajak Bapak.

"Iya, Pak."

"Kamu baik-baik, Nak. Tidurlah! Tak perlu bersedih. Ada Ibu dan Bapak yang akan membantu kamu," suruh ibu sambil merapikan selimutku.

"Iya, Bu. Terima kasih."

Tanpa terasa diri inipun tertidur pulas, karena terlalu lama menangis.

Mata rasanya sudah sakit, dan kepala sedikit pusing, akibat terlalu dalam memikirkan masalah yang baru saja datang.

[Hallo, Assalamualaikum]

Suara Ibu sedang menelpon seseorang, yang dapat terdengar ditelingaku, walau diri ini sedang berada didalam kamar.

[Hallo juga besan, Walaikumsalam. Kapan kalian akan main kesini?]

Jawab seseorang dari seberang sana, yang kelihatannya adalah mama kak Ryan.

[Gak usah basa-basi lagi]

[Eeh ... eeh, besan, bisa gak sih mendidik anak?]

[Duh, maksudnya apa ya, besan?]

[Halah tidak usah pura-pura tidak tahu.  Bilang sama Ryan, bisanya jangan hanya membuat masalah saja. Badannya saja kekar dan gede, tapi sikapnya itu, ya ampuuuun ... seperti tidak pernah sekolah saja. Kalau masih saja menyakiti anakku, ceraikan saja Mila secepatnya. Jangan mengantung hubungan kayak gitu, sudah berumah tangga tapi berani-beraninya main api dibelakang]

Ibuku terdengar sudah mengeluarkan uneg-uneg pada mertuaku.

[Maksud besan apa, ya? Kok tiba-tiba marah-marah begini?]

[Halah, jangan membela anakmu itu. Jangan jadi pria br*ngsek yang bisanya hanya membuat masalah saja]

[Duh, saya benar-benar tidak mengerti maksud besan]

Sahutan mertuaku diseberang sana, yang masih sabar menanggapi telepon ibuku.

"Ibu?" pekik suara bapak begitu melengking.

Tut ... tut, suara sambungan telepon  tiba-tiba terputus.

"Apa yang kamu lakukan? Jangan melewati batas?"

"Habisnya bikin kesel saja. Ibu tidak sabar lagi ingin membunuh menantumu yang ngak ada akhlak."

"Tapi caranya tidak begini, paham!" tekan Bapak mulai tersulut.

Tak terelakkan lagi, akhirnya ibu dan bapak bertengkar, karena ingin membantu rumah tangga anaknya, yang didepan mata akan segera hancur.

1
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Ternyata oh ternyata mertua tiri Dona dalang dari semua kejahatan itu, mau kaya dengan instant rupanya, tapi tidak mau bekerja keras mau enaknya saja
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
dasar penculik banciii, beraninya sama perempuan. cobayang kau hajar laki laki head to head babak belur juga pastinya
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
ladalah ternyata mama tiri dari suaminya Dona dalangnya ini hanya karena ingin menguasai harta yang sudah diwariskan ke Dona dan anak yang sedang dikandung mama tiri durhakim ini gila harta , semoga Ryan dan anak buahnya segera datang jangan sampai Mila nanti diapa2in lah merinding bayanginnya😱😭😭
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
nah bagus,segera pergi . semoga kamu gak dikejar para penculik itu
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
buruan kabur kamu, cari pertolongan siapa tau ketemu orang baik di luar sana,malah gak mau🤦‍♀️
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
kan bener samsul pelakunya, tapi atas dasar perintah orang lain sih.. aku kira disuruh dona
🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
dasar nenek sihir yang sangat kejam... semoga nanti sebelum kamu menikmati hartamu kamu sudah sekarat ini
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
samsul, ternyata kamu sudah dibutakan oleh uang, sampai rela melakukan apa yang seharusnya tidak kamu lakukan.
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
dihhhh kalian berdua malah kek Tom and Jerry deh sama sama tengil semua, jangan maju duluan kalian cuma berdua yang ada malah babak belur dipukuli nanti sama para pengawal dan penculik mending sabar dulu tunggu bantuan Bagas inget stay calm Ryan....
🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tuh sadar juga kan kamu Ryan kalau sudah tua, jadi jangan marah lagi ya kalau di katain Tio kayak gitu🤣🤣🤣
Cakra Bisi Duo ¹⁹
greget dipart ini ketika ryan tidak bs mengontrol emosi sampai memukul tio dgn tuduhan yg belum jelas apa huh dgn mila. pdhl mereka hanya teman
Cakra Bisi Duo ¹⁹
bahagiamu ketika ada yg baik yg rela menghibur. bukan kek ryan yg bisanya hanya menyakiti saja. semoga kamu gk berlarut larut sakit hatinya
L3ffo VEROL☣☯
masih saja belum ditemukan siapa dalang pembunuhan itu. polisi sdh bekerja keras untuk mengungkap semua, tp kelihatannya banyak kendala dn kesulitan
L3ffo VEROL☣☯
ryan jgn emosi melulu lah. main tuduh sembarangan saja. selidiki dulu tio itu sbnry siapa dulu. jgn lihat mereka dekat lalu selingkuh gitu????
L3ffo VEROL☣☯
Semoga kamu keluar sm tio hatimu tdk sakit lg dan melupakan semua sakit hati yg dilakukan ryan
ARYA PAMUNGKAS¹⁷
dona ini gimana sih. niat hati ingin melaporkan kdrt tp malah tujuan lain ingin menghasilkan rmh tangga mila
ARYA PAMUNGKAS¹⁷
sadis dan terlalu kejam main siksa istri. pakai menjambak rambut dan tiada ampun. suami apaan kek gitu. udh dikasih istri cantik dan sabar msh gk terima😑
Cakra Bisi Duo ¹⁹
tio orangnya kayaknya ramah, supel dan mudah bergaul. mknya mila betah berada disisinya. pandai menghibur pulak ini
L3ffo VEROL☣☯
coba ikuti saran tio dan ibu kamu, siapa tahu kamu bakalan bahagia dan melupakan masalah yg menyakitkan ttg ryan
ARYA PAMUNGKAS¹⁷
kalau suara perempuan brrti suami kamu patut dicurigai. pasti dia sdg selingkuh. semoga dugaan kamu bnr dan bs menambah alasan bahwa dia tdk pantas untukmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!