Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 6
🍁🍁🍁
"Hahaha.... syukurlah kalau kamu nggak dapat masalah, kalau soal omelan yang begitu pedas sudah biasa. Kan aku sudah bilang kalau Pak Andrian itu galak nggak ketulungan."
"Puas sekali Mbak Tiara mendengarkan kekesalan ku."
"Aku aja dulu lebih parah dari kamu, awal masuk saja aku hampir di pecat tapi untung saja Pak Andrian sedang bahagia waktu itu jadi aku selamat tidak jadi di pecat."
"Mbak bisa kuat sekali dua tahun masih bertahan dengan Pak Andrian? Aku saja baru hari ini bekerja dengannya ingin menyerah."
"Sebenarnya Pak Andrian tak terlalu kejam bila kita sudah mengenalnya, tapi kalau kita belum tau sifat aslinya bagaimana, kita akan menganggapnya kejam."
"Apa dulu Mbak pernah mau berniat memundurkan diri menjadi sekretarisnya Pak Andrian?"
"Kalau itu jangan ditanyakan lagi, Aku sudah berkali-kali ingin mengundurkan diri dari pekerjaan ku ini, tapi sayang gajinya begitu besar membautku berat untuk memundurkan diri. Tapi kalau sekarang ini aku tak ada niatan untuk keluar dari pekerjaan ku, soalnya aku sudah merasa nyaman bekerja di sini dan sudah terbiasa mendengar omelan Pak Andrian."
Sangking asiknya mengibahin bosnya, mereka pun buru-buru menghabiskan makanannya yang belum habis karena waktu makan siang sudah hampir habis.
***
Sudah malam baru Nayra pulang dari kantor, bukan dirinya banyak kerjaan tapi karena bosnya yang belum pulang-pulang membantunya ikut menunggu bosnya pulang.
Nayra tak langsung pulang, ia terlebih dahulu pergi ke rumah Baim untuk mengambil anaknya.
"Alden ayok kita pulang!" ajak Nayra sambil mengandeng anaknya pulang.
"Terima kasih ya udah mau menjaga Alden, maaf ya kalau Alden merepotkan mu."
"Nggak pa-pa! Malah aku senang kalau ada Alden setiap hari di sini, jadi aku ada temannya di rumah," kata Baim.
"Kalau gitu aku pulang dulu ya, bay..."
"Babay Om Baim," Alden melambaikan tangannya ke arah Baim, begitu juga Baim melambaikan tangannya ke arah Alden.
Sampai di rumah Nayra langsung membersihkan tubuhnya lalu memasak makan malam. Karena Alden sudah makan malam di rumah Baim, jadi Nayra makan sendiri sedangkan Alden sedang bermain mobil-mobilan di dekat Nayra makan.
"Mah Alden ngantuk..."
"Sebentar ya! Mama bersihin bekas makanya dulu baru kita tidur," Alden pun mengangguk mendengar perkataan mamanya. Ia menunggu mamanya selesai beres-beres, setelah itu Nayra langsung mengajak anaknya masuk ke kamar untuk tidur.
Karena Nayra juga begitu ngantuk akhirnya ia juga ikutan tertidur di samping anaknya. Memang Nayra tidur berdua dengan anaknya karena sampai sekarang Alden belum berani tidur sendirian.
"Mah, hiks... Mah..." Alden menggoyangkan tubuh mamanya yang sudah tertidur pulas.
"Mah bangun!"
Akhirnya Nayra terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara samar-samar dari anaknya.
"Ada apa sayang? Kenapa Alden belum tidur? Katanya tadi ngantuk?" tanya Nayra mengahadapi anaknya yang masih terjaga.
"Susu..."
"Huffftt..." Nayra mengehela nafasnya dengan kasar, ia tau apa yang dimaksud oleh anaknya.
"Mau susu..."
Bila Alden belum bisa tidur dan merengek seperti ini maka anaknya ingin mimik. Dengan terpaksa Nayra membuka setengah kancing bajunya.
Alden pun meraba-raba Nayra lalu memegangnya sampai akhirnya Alden bisa tertidur pulas. Entah kebiasaan siapa yang Alden ikuti, tak mau pusing memikirkan itu Nayla pun kembali melanjutkan tidurnya dengan membiarkan Alden meraba-raba gunung kembarnya.
***
Pagi hari seperti biasa Nayra lagi sedang membangunkan anaknya untuk sekolah, tapi seperti biasa juga Alden begitu susah untuk dibangunin.
"Alden Sayang, ayok bangun! Kemarin katanya udah janji untuk cepat bangun, tapi kok hari ini susah dibangunin?" Nayra berusaha membangunkan anaknya dengan menggoyangkan tubuh Alden.
Tak lama kemudian Alden pun langsung terperanjat dari tempat tidurnya mendegar suara lembut Nayra memanggilnya.
"Alden bangun Mama," kata Alden terlihat begitu semangat bangunya. Nayra pun tersenyum melihat anaknya bangun dengan cepat.
"Sekarang mandi dulu gih! Mama buat sarapan dulu baru kita ke sekolah."
Seperti biasa Alden memandikan dirinya walaupun kamar mandi nantinya akan begitu berantakan oleh Alden yang bermain air di kamar mandi. Sedangkan Nayra sedang membuat nasi goreng di dapur.
"Anak Mama udah mandi?" tanya Nayra melihat anaknya sudah duduk manis di meja makan.
"Sudah dong."
"Pantesan harum, kalau gitu habiskan sarapannya lalu baru Mama antarkan ke sekolah."
Memang Nayra menjadi orang tua tunggal bagi anaknya Alden, tapi Nayra merasa ringan menjalankan kehidupannya dengan seiring berjalan waktu. Apalagi Alden semakin hari semakin pintar untuk melakukan sesuatu sedini, jadi Nayra tak terlalu repot bila mengurus anaknya.
Di pertengahan sarapan terdengar suara klakson motor di depan kontrakan Nayra, tak lama kemudian suara itu terdengar lagi di depan sedang mengetuk pintu kontrakan Nayra.
"Siapa yang bertamu sepagi ini?" gumam Nayra.
Nayra mengehentikan sarapannya lalu menuju ke depan untuk membukakan pintu.
"Baim, lagi apa ke sini pagi-pagi?" ternyata Baim lah yang bertamu sepagi ini ke rumah Nayra.
"Kamu belum berangkat kerja?"
"Belum, aku lagi sarapan sama Alden selepas ini baru aku berangkat sekalian antar Alden ke sekolah."
"Kalau gitu aku yang akan mengantarkan kamu dan Alden."
"Nggak usah! Aku sama Alden naik angkot aja, lagian kamu juga kerja kan hari ini?"
"Tenang saja kalau masalah itu, sekarang aku yang akan mengantar mu dan Alden," paksa Baim membuat Nayra tak bisa menolaknya.
"Kalau gitu kamu masuk dulu sekalian ikut sarapan sama kita di dalam."
Baim ikut masuk ke dalam bersama Nayra untuk sarapan. Ketepatan Baim dari rumah belum sarapan jadi ia tak menolak tawaran dari Nayra
Selepas mereka selesai sarapan. Baim pun mengantarkan Alden ke sekolah baru mengantarkan Nayra ke kantornya dengan mengunakan motor kesayangan Baim.
Setelah mengantarkan Alden ke sekolah, Baim pun lanjut mengantarkan Nayra ke kantornya.
"Makasih ya sudah mau antar aku dan Alden. Kalau gitu ini uang bayar ojeknya," Nayra menyodorkan uang kepada Baim.
Bukan bermaksud untuk menghina Baim dengan memberikan uang kepadanya, tapi Nayra begitu tak enak di antar secara cuma-cuma.
"Kamu kayak siapa aja beri aku uang segala, memangnya aku ojek?"
"Aku nggak bermaksud seperti itu, tapi aku nggak enak numpang secara cuma-cuma ke kamu."
"Santai aja, kita kan sahabat jadi nggak usah merasa nggak enakan sama aku. Apalagi hanya sekedar mengantarkan kamu."
"Tapi..."
"Udah nggak usah dipikirin, kalau gitu aku pergi dulu bay..."
Baim langsung pergi meninggalkan Nayra di depan kantornya, ia tak mau mengambil uang dari Nayra karena Baim benar-benar tulus mengantarkan Nayra pergi kerja.
Di dalam kantor Nayra langsung menuju ke ruang bosnya untuk membersihkan ruangannya sebelum Andrian datang ke kantor.
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa