Seorang gadis bernama Anantari yang bercita-cita dirinya menjadi seorang ratu istana kerajaan. Perjuangan menjadi ratu kerajaan tidaklah mudah. Ketika ia ingin mewujudkan mimpi sebagai seorang ratu—terlalu banyak sekali hal yang harus ia hadapi, halangan-demi halangan terus menghampiri.
Namun ia adalah seorang gadis yang hebat. Dan tidak pernah menyerah akan mimpinya. Itu semua ia jadikan petualangan, sebuah petulangan yang panjang yang penuh lika-liku, dan Anantari selalu menjalani petualangannya menjadi seorang ratu dengan sangat riang gembira. Walaupun tidak mudah Anantari mencoba tidak menyerah, sampai mimpi menjadi seorang ratu terwujud.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikhlas M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Musuh-musuh mulai bersiap menunggu mereka, dan ketika sang raja hampir tiba di wilayah musuh, tiba-tiba saja busur-busur panah mulai berterbangan menyerang mereka. Seketika Anantari mengucapkan sebuah mantera.
Wahai dewa-dewi kehidupan, berikanlah aku seluruh kekuatanmu untuk bertarung!” Seru Anantari.
“Darrrr!” Kilat menyambar. Awan mulai gelap.
“Musnahkan!” Seru Anantari.
Seketika panah-panah yang mulai berterbangan mulai terhantam oleh serangan Anantari.
“Musnahkan!”
“Bussssh!” Seketika kekuatannya menghantam para prajurit musuh.
Lalu musuh mulai melakukan perlawanan. Peperangan begitu sengit. Musuh-musuhnya sangat percaya diri.
Namun Anantari, Raja, dan Kalang tak gentar dengan itu.
Kerajaan Arcania unggul. Prajurit-prajuritnya lebih banyak daripada lawan. Serta mereka juga sangat kuat dalam bertarung.
“Hey kalian para imigran yang tidak tahu diri. Kembalikan wilayah kami, atau akan ku musnahkan kalian semua!” Seru sang raja kepada musuh.
Lalu ada seorang musuh yang hendak mencaci maki raja. Dia mulai menertawai sang raja. “Haha coba saja kalian ambil alih lagi wilayah perdagangan kita. Aku pikir kalian harus di beri dulu pelajaran!” Seru sang musuh. Itu adalah pemimpin mereka. Namanya adalah Archeri (dia membawa sebuah panah di belakang punggungnya).
“Hei para prajurit berikan mereka sebuah pelajaran. Agar mereka tahu, mereka sedang berhadapan dengan siapa.” Archeri mulai memberikan perintah, peperangan telah di mulai.
"Baik tuan!" Seru para prajurit.
Mereka mulai melancarkan serangan dengan melesatkan panah begitu banyak. Pemimpin mereka (Archeri) memberi perintah, dari atas tembok masuk gerbang wilayah perdagangan. Beserta dengan seseorang yang berbadan besar dan gagah. Itu adalah tangan kanan Archeri.
“Menunduk!” Raja Arcania memberi perintah agar para prajurit tidak terkena busur panah.
“Bshhhhhhh!” Beberapa orang prajurit Arcania terkena serangan. Lalu beberapa orang dari mereka terkena busur panah dan tumbang.
Anantari mulai kesal dengan sikap sang musuh yang sangat arogan. Dia mulai melancarkan serangan kepada Archeri.
“Tingggg!” Anantari tiba-tiba meghilang, seketika ia berada di hadapan Archeri. Dia menendangnya dengan kuat.
"Boom!" Tendangan Anantari begitu kuat menghantam Archeri. Namun Archeri menahan tendangannya dengan kedua lengannya.
"Siapa dia sebenarnya? Sepertinya dia bukan lawan sembarangan. Dia mampu menahan tendanganku yang begitu kuat." Batin Anantari.
“Tingggg!” Tiba-tiba musuh menghilang. Seketika ia berada di belakang Anantari.
“Brakkk!” Tendangannya menjatuhkan Anantari. Dia tersungkur dan jatuh, dari atas tembok gerbang masuk wilayah perdagangan ke bawah.
Tembok itu sangat tinggi. Mungkin jika Anantari orang biasa, dia tidak akan mampu bertahan. Dan mungkin tulang-tulangnya akan remuk. Dan mati, namun tidak untuk Anantari. Tubuhnya sangat kuat bagai seperti besi.
“Boom!” Anantari terhempas ke tanah. Debu-debu mengepul.
Dia mulai bangkit, untuk menyerang kembali Archeri.
“Sepertinya aku harus memanggil dewi air lagi untuk membantuku mengalahkannya.” Batin Anantari.
“Wahai dewa-dewi kehidupan, sekali lagi berikanlah aku seluruh kekuatanmu untuk bertarung!” Seru Anantari.”
“Darrrrrr!” Gemuruh petir membentak. Itu tanda langit telah mengecam sang musuh. Tiba-tiba saja hujan mengguyur. Kali ini kekuatannya lebih kuat dari sebelumnya. Dia mengerahkan seluruh tenaganya.
“Apa ini, hujan? Siapa dia sebenarnya?” Batin para prajurit musuh. Musuh mulai segan dengan Anantari, begitu juga dengan Archeri. Dia sedikit segan.
Lalu Anantari mulai membentuk kekuatan airnya, dengan mengumpulkan seluruh mata air hujan menjadi satu.
Anantari bisa merubah senjata apapun ketika banyak air. Karena sumber kekuatannya adalah air. Dia mulai mengubah segumpalan air menjadi busur-busur panah.
‘“Musnahkan!” Seru Anantari.
“Wushhh!” Serangan gumpalan panah itu mulai menyerang Archeri. Namun Archeri tidak gentar. Dia begitu tenang dan menahan serangan dari Anantari dengan begitu mudah. Dia terus menangkis kekuatan dari Anantari.
Archeri membalas serangan Anantari dan dia menjelma menjadi lima orang. Ia mulai membuat Anantari bingung bertanya-tanya.
“Dimana yang aslinya?” Batin Anantari bertanya-tanya di dalam hati.
“Baik lah aku akan melenyapkan mereka satu persatu.” Seketika dia terbang ke atas dan mencoba menyerang satu demi satu. Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Ketika Anantari hendak ingin menyerang satu persatu wujud Archeri. Dia tidak mendapatkan petunjuk apapun. Dia tidak menemukan titik kelemahan Archeri.
Archeri mulai memberikan serangan balik. Dia mengambil panahnya. Namun panahnya begitu berbeda.
Ketika dia membidik Anantari. Dan mencoba menyerangnya. Seketika busur panahnya di selimuti oleh petir.
“Wahai langit biru. Berikanlah aku kekuatan. Aku ingin seluruh ke kekuatanmu!” Seru Archeri.
"Darrr!" Seketika petir menyambar. Dan awan begitu gelap. Para prajurit istana Arcania mulai gemetar dan ketakutan. Lalu Archeri mulai melancarkan serangannya dengan membidik Anantari.
“Fokuskan pandangan pada musuh. Lalu tembak!” Seru Archeri.
“Bssshhhhh!” Seketika busur panah mulai melesat begitu cepat dan busur itu di selimuti aliran listrik. Anantari mencoba menghindar, dengan terbang ke sana kemari. Namun busur panah itu tak berhenti mengejar jika busur itu belum mengenai targetnya.
“Bshhhhh!” Busur panah itu terus mengintai Anantari.
Ketika Anantari mulai lelah berlari di kejar busur panahnya. Lalu panah itu seketika hinggap dan menusuk punggungnya Anantari dan menancap begitu dalam.
“Arrrrghh! Aku tertusuk.” Seru Anantari dengan wajah menahan kesakitan. Dia tertusuk dan tersengat oleh busur panah itu. Karena Archeri menambahkan aliran listrik pada busur panahnya.
Anantari tumbang. Dia jatuh ke bawah. Dia tidak sadarkan diri.
“Anantari! Seru Kalang. Dengan sigap Kalang menghampiri. Ketika dia hendak membantunya. Archeri melancarkan busur panah untuk yang kedua kalinya. Dan hendak mengenai Kalang. Dengan cepat busur panah itu menembus bahunya.
“Bsst!”
“Srrrrkkk!” Seketika dengan cepat busur panah listrik itu menembus ke bahunya kalang.
“Geprakkkkk!” Lalu kalang hendak terjatuh di dekat Anantari.
“Arrrghh, sakit sekali!” Lalu dia terjatuh di pinggiran Anantari. Napasnya tersengal. Dia pingsan.
Kemudian hanya tersisa Raja beserta para sedikit prajurit saja. Musuh kemudian menangkap sang Raja, dan menjadikannya sandra. Kemudian Raja di bawa ke markas musuh. Raja lalu di sekap di sebuah tempat.
Esa dan para prajurit lalu tiba di tempat pertempuran Anantari dan musuh bertarung. Seketika dia termangu membisu melihat para prajuritnya terkapar, hampir semua prajurit tumbang. Lalu dia mencari Anantari.
“Anantari, oh tidak. Siapa yang melakukan ini padamu?”
Tanya Esa geram. Tubuhnya begitu lemas ketika melihat temannya (Anantari) berbaring tidak sadarkan diri.
"Hei para prajurit. Segera evakuasi para korban! Aku memberi perintah kepada kalian!" Seru Esa memberi perintah.
Mereka mengangguk. Lalu Esa membopong Anantari membawanya pulang ke keraton (ke kerajaan Arcania) untuk melakukan pengobatan intensif.
...----------------...
Setibanya di istana. Dia mulai membaringkan seluruh korban perang kerajaan. Dan para tabib mulai bergegas untuk melakukan pengobatan. Pengobatan demi pengobatan mereka lakukan. Begitu banyak tabib dari area kerajaan. Hampir 50 orang tabib. Mereka mulai melakukan perawatan yang terbaik kepada seluruh korban. Terutama Anantari yang hendak siuman. Dan mulai sadar dengan kondisinya.
"Aku di mana ini?" Tanya Anantari yang mulai membuka kedua matanya. Suaranya begitu pelan, nyaris tak terdengar.
"Akhirnya kamu sadar Anantari!" Seru Esa yang antusias melihat Anantari mulai sadar.
"Esa. Aku di mana ini?" Tanya Anantari.
"Sekarang kamu sudah aman Anantari. Kamu sekarang sudah berada di kerajaan Arcania." Sahut Esa.
Lalu Esa menanyakan, kemana sang Raja hendak pergi. Anantari lalu menjelaskannya. Mungkin sang Raja di sandra oleh Archeri. Dia adalah pemimpin para musuh. Dia membawa sebuah panah di belakang punggungnya. Dan panah itu sangat kuat. Aku nyaris hampir mati ketika melawannya.
"Panah itu mempunyai aliran listrik. Dan ketika menyerang. Kamu tidak akan bisa menghindar Esa. Panah itu siap menyerang dan mengejar kamu kemanapun kamu lari." Gumamnya.
"Aku berharap kamu tidak mencoba melawannya." Pinta Anantari.