Azura Claire Morea, seorang dokter muda yang terpaksa membuat suatu kesepakatan bersama seseorang yang masih berstatus pria beristri.
Ya, dia Regan Adiaksa Putro, seorang kapten TNI AD. demi kesembuhan dan pengobatan sang ibu Azura terpaksa menerima tawaran sang kapten sebagai istri simpanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIMPANAN KAPTEN 5
Azura mencebik, tidak puas dengan jawaban itu, tapi Ia pun tidak bisa memaksa, karena dia pun tahu, suaminya ini, memiliki pekerjaan berat besok. Dan perjalanannya akan sangat berbahaya.
Tanpa sadar Ia mengangkat tangan regan yang melingkar di pinggangnya dan mengecupnya lembut. Sambil membatin, "Tuhan tolong jaga dan lindungi priaku ini, agar rencana besok dapat berjalan dengan lancar."
Udara pagi kota Wamena terasa begitu dingin menembus tulang. azura yang perlahan membuka mata, kembali menutup matanya karena cahaya yang berlomba-lomba masuk melalui celah-celah tirai jendela membuat matanya silau dan tidak nyaman.
Ia segera bangun dan merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku, karena terlalu lama berbaring. Matanya menyisir setiap sudut dari kamar yang berukuran sedang itu, hingga ke sisinya.
Seketika matanya membulat sempurna.
"Kemana orang ini?" gumamnya.
"Mandi kali. Dicuaca sedingin ini, no... big no! Dingin banget," gumam azura yang kembali membaringkan tubuhnya dan menutupnya dengan selimut.
5 menit, 10 menit, kini 20 menit telah berlalu, dan pria itu tak kunjung keluar dari kamar mandi. azura mulai mengernyit bingung. Emang boleh, selama itu mandinya?
Gegas Ia melangkah, menuju kamar mandi.
"Mas... Mandinya sampai ususnya dibersihin juga yah Lama banget euyy..., Cepat dikit napa. Aku kebelet ini," ujar azura dari depan pintu Kamar mandi. Namun, tidak ada jawaban dari dalam sana.
"Mas...," panggil azura lagi, sembari membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci. azura menjadi bingung,
"Loh, kemana orangnya?"
Azura segera kembali ke ranjang dan terkejut dengan keadaan kamar yang jelas sudah sangat berbeda, sebab ransel milik pria itu, sudah tidak ada disana beserta sepatu dan barang-barang lainnya.
Namun, beberapa barang yang mereka belanjakan untuk di bagikan pada penduduk di perjalanan nanti, masih ada disana.
Ia segera meraih handphonenya untuk mencari tahu di mana pria itu berada. Namun, saat menyalakan handphonenya, ada beberapa pesan di aplikasi hijau miliknya yang tertera disana. Dan salah satunya berasal dari suami seharinya itu. Tidak, bahkan belum sehari sampai siang nanti.
Ada sebuah video dan juga beberapa pesan yang Ia teruskan ke nomor azura sebagai informasi, dan juga alasan mengapa dirinya tidak berada disana.
Azura segera memutar videonya.
"Hai... Selamat pagi Dok! Gimana tidurmu, nyenyak? Iya dong, sampai ngorok lohh, masa nggak nyenyak." regan tertawa terbahak-bahak.
Sedangkan Azura yang menonton video itu, segera menutup wajahnya saking malunya.
"Nggak kok, kamu gak ngorok, ini buktinya," azura segera mengarahkan kameranya ke wajah azura yang tertidur pulas.
"Cantik yah, istri siapa sih?" Ujarnya sembari kembali mengarahkan kamera ke wajahnya.
Ia tersenyum sejenak, memamerkan deretan gigi putihnya.
"Ra... maaf yah, aku harus ninggalin kamu malam-malam begini. Sekarang baru jam... 03 lewat 12 menit," ujarnya sembari mengarahkan kamera ke Jam tangan Garmin yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
"Aku harus balik ke pos lebih awal, karena ada situasi darurat. Aku harus ada disana untuk mengarahkan prajuritku, untuk menangani situasi darurat ini."
"Kamu jangan khawatir! Ada orangku, yang nanti bakal jemput kamu, dan antar ke pos. Nomornya ntar aku kirim ke kamu. Kamu cukup hubungin dia, saat kamu sudah siap. Dia yang akan jemput kamu dan sekalian anterin kamu. Jangan takut, semua akan baik-baik saja."
Regan tersenyum sedih, dan menghela nafas panjang.
"Doakan suamimu ini yahh! Dan jaga dirimu baik-baik. Sampai kita jumpa lagi!"
Regan menunduk dan mengecup lembut pucuk kepala azura, dan tersenyum sebab gadis itu menggeliat merasakan geli di sana.
"Babay Nona manis, kaka pergi dulu e...," Ujar Regan dan segera mengakhiri videonya.
Azura segera memeluk handphonenya, ada gelenyar aneh, yang seketika menjalar didalam hatinya.
"Ya Tuhan, apa? Perasaan apa ini? Mengapa aku begitu khawatir, apa aku jatuh cinta secepat ini? Yang bener ajah," azura tak percaya dengan rasa gelisah itu.
"Dia suami orang zura, tahan dirimu. Kau hanya partner ranjangnya. Itupun kau sangat payah. Jangan berharap lebih. Hahh...," azura membuang nafas kasar.
Seperti yang sudah diatur sang Kapten, setelah bersiap. azura segera menghubungi seseorang yang akan mengantarkannya ke pos militer. Setelah sampai disana, azura sangat terkejut dengan keadaan pasien yang sangat banyak. Ia segera mengenakan jas dokternya dan ikut membantu pekerjaan disana.
"Dokter azura, kapan kau kembali?"
"Baru saja Dok, maaf!"
"Oh tidak apa, aku hanya terkejut, kau sudah ada di sini. Bagaimana keadaan ibumu?" tanya dokter dengan usia sekitar tiga puluhan tahun itu, yang terlihat sangat cantik dan juga sangat cerdas, dalam menangani pasien dengan kondisi parah sekalipun.
"Alhamdulillah, ibuku sudah lebih baik Dok, makasih!"
"Kamu sudah dapat pinjamannya?"
"Sudah Dok!"
"Ya udah, yuk kita kerja. Supaya kamu bisa cepat-cepat gantiin duit orang yang kamu pinjam," gurau sang Dokter sembari menepuk lembut pundak azura. azura hanya tertawa kecil mendengar hal itu.
Sekarang azura bingung, harus mencari tahu ke siapa tentang keberadaan sang Kapten. Ia juga mulai sangat sibuk, menangani pasien-pasien, yang adalah penduduk di kampung-kampung sekitar yang tiba-tiba keracunan air, yang selama ini mereka konsumsi.
Hal ini, membuat mereka ada yang muntah-muntah hingga yang paling parah yakni anak-anak, menjadi tidak sadarkan diri.
"Ada apa ini Dok, mengapa mereka seperti ini?" Panik azura, sebab kasus seperti ini, baru pertama kalinya, sejak sebulan Ia berada disana.
"Ada serangan. Dah cuma itu yang bisa aku katakan, selainnya, kerjakan saja pekerjaanmu, dinding pun memiliki telinga, jangan mengatakan hal sembarang kalau mau aman disini." ujar Dokter Aulia.
"Jadi Kap...," azura segera menutup mata, dan menghentikan kata-katanya. Ia hampir menanyakan hal yang tidak seharusnya Ia tanyakan.
Waktu terus berjalan, kini jarum jam sudah menunjukkan pukul 02 siang dan sedikitpun, azura belum mendengarkan kabar tentang regan. Hatinya m kian gelisah.
Ia sudah tahu, bahwa regan sedang memimpin tim untuk mencari tahu, penyebab para penduduk keracunan. Tapi ada kabar yang mengatakan bahwa, itu adalah jebakan yang dibuat oleh KKB untuk menyerang para prajurit yang dikirim ke hutan untuk mencari tahu.
Hal ini, yang membuat azura semakin frustasi. Sekejap perutnya terasa melilit karena rasa stress berlebihan yang menggelayuti hati dan pikirannya.
"Bisa gila sendiri aku nih, karena terlalu cemas!" Ujar azura sembari menepuk-nepuk kepalanya.
Ia tidak percaya, akan segila ini, hanya karena mengkhawatirkan regan. Padahal sebelum ini, Ia tahu pria itu kerap bepergian jauh ke perkampungan penduduk, dan balik dengan selamat. Namun, kali ini entahlah, azura sangat frustasi.
tambah seru nih