Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Black Card Oh Black Card
Pagi ini Jammie mengantarkan Vivienne untuk daftar ulang di Tokyo Institut of Technology. Pria itu terkejut mendengar bahwa nonanya masuk jurusan teknik kimia. Otak gesrek, ambil jurusan kimia? Akan jadi apa dunia ini?
Seketika Jammie merasa pening dengan kemampuan otak Vivienne yang sering diluar nalar lainnya. Melihat nonanya dengan percaya diri melangkah ke bagian administrasi, Jammie pun mengikutinya.
Maksud hati Jammie ingin menjadi penerjemah nonanya tapi lagi-lagi, dia seperti tidak berguna karena Vivienne sangat fasih berbahasa Jepang.
Usai daftar ulang, dengan santainya Vivienne menggamit lengan Jammie. Gadis itu memang tampak sama tinggi dengan Jammie yang bertinggi 180cm. Untung nona Vivienne hanya memakai Converse. Apa kabarnya kalau memakai heels?
"Nona? Kok lengan saya digamit?" tanya Jammie tidak nyaman.
"Kenapa? Nggak suka? Apa aku kurang menarik gitu jadi kamu keberatan aku gamit lengannya?" cerocos Vivienne judes.
Jammie menggeleng. "Bukan begitu nona, nanti kalau pengawal tuan Alex laporan, saya kena teguran."
Vivienne menatap Jammie. "Pengawal ku siapa?"
"Saya nona."
"Yang suruh siapa?"
"Tuan Alex Reeves."
"Ya sudah! Kenapa bingung!" sahut Vivienne cuek sambil menggamit lengan Jammie lagi.
Jammie hanya pasrah saja digamit cewek cantik yang punya mulut gadha filter. Keduanya pun sampai di mobil mini Cooper milik Vivienne yang merayu sang papa untuk membelikan. Alex Neville mengijinkan asalkan dia disopiri oleh Jammie karena Vivienne belum punya SIM.
"Nona Vivienne."
"Apa Jam strawberry?" Jammie melongo. Dikira gue selai apa ya?
"Kenapa memilih teknik kimia?"
"Kamu nyuruh aku ikut masuk jurusan matematika kayak mas Alex? Ogah!"
"Lalu?" jujur Jammie gemas dengan gadis bermata biru ini.
"Kimia itu menyenangkan. Kita bisa membuat racun yang tidak bakalan terdeteksi oleh alat apapun. Jadi, kalau hendak membunuh orang jahat, gunakan racun itu. Dijamin, bakalan menjadi the most perfect and epic crime! Kan keren saingan sama zodiac killer yang sampai saat ini tidak diketahui siapa" cengir Vivienne tanpa dosa.
Jammie melongo. Astaga! Astagaaaaa! Alasannya cuma itu?
"Kenapa Jam dinding? Kaget? Tenang saja! Aku cuma bikin buat orang-orang jahat kok." Vivienne menatap keluar jendela dengan santai.
Jammie hanya bisa beristighfar dalam hati. Ya Allah, kenapa sih tuan Alex dan nona Alexa bisa punya adik gini amat ya. Dan aku harus mengawal selama empat tahun? Ya Allah, semoga kuat hambamu ini.
***
Hari pertama kuliah, Jammie menunggu di sebuah kursi taman sembari membuka laptop untuk mengecek pekerjaannya mengatur jadwal kerja Alexa.
Meskipun Alexa sudah masuk di PRC group, tapi hot mama itu masih menerima jadwal pemotretan sebagai model. Disamping itu, Alexa yang lulusan dokter hewan sering melakukan program sterilisasi gratis dan pengobatan gratis bagi orang-orang yang memiliki hewan peliharaan tapi tidak mampu.
Alexa juga sering melakukan pengobatan dengan pembayaran suka-suka bahkan Jammie pernah melihat Alexa dibayar dengan beras sushi. Tentu saja istri Jeffry Lee itu menerima dengan senang hati. Jiwa sosial Alexa memang sama dengan tantenya, Rani Pratomo.
"Jam tangan! Ngapain kamu?" tegur Vivienne yang baru saja keluar kelas menghampiri Jammie.
Awalnya Jammie protes dipanggil dengan tambahan seenaknya dari nonanya tapi lama-lama dia terbiasa juga.
"Mengatur jadwal nona Alexa."
Vivienne pun duduk di sebelah Jammie melihat jadwal kakak sepupunya.
"Ini apaan?" tunjuk Vivienne.
"Oh itu jadwal nona Alexa mengadakan pengobatan gratis buat hewan peliharaan bagi orang tidak mampu."
"Lokasi dimana?"
"Hokkaido."
Vivienne langsung nyengir yang entah membuat Jammie merinding.
"Jam nanas, aku masih ada kelas sampai jam dua. Habis itu kita ke kantor mbak Alexa!" Vivienne pun berdiri. "Jangan lupa makan siang!" bisik gadis itu di sisi telinga Jammie yang membuat jantungnya berdegup kencang lalu Vivienne berjalan menuju kelasnya.
Jammie memegang dadanya. Astaghfirullah! Dia sadar nggak sih bikin kacau otak?
***
Vivienne berjalan dengan pedenya masuk ke gedung PRC group yang membuat semua orang disana melongo melihat putri Alexander Neville datang dengan kostum santainya.
Jammie yang berjalan di belakangnya hanya bisa mengikuti nonanya.
"Mbak Alexa lantai berapa?" tanya Vivienne ke Jammie.
"Lantai tiga." Vivienne pun memencet lift lantai 3.
Sesampainya di lantai tiga, Vivienne melihat plang nama 'Alexandra Lee' dan mengetuk pintunya lalu membukanya.
"Mbak Alexa!" panggil Vivienne yang membuat Alexa mendongakkan wajahnya.
"Apa Vivienne?" tanya Alexa.
"Mbak, kata Jam tangan, mbak mau ada acara ke Hokkaido untuk pengobatan gratis hewan peliharaan besok Jumat sore ya? Double K ikut nggak?"
Alexandra menatap Jammie yang berdiri di belakang tempat Vivienne duduk.
"Kok adikku bisa tahu jadwalku, Jammie?" goda Alexa.
"Tadi nona Vivienne melihat laptop saya ketika saya menunggunya kuliah, nona Alexa."
Alexandra hanya tersenyum. "Yakin kamu mau ikut? Memang nggak ada kuliah? Nginap lho!"
"Nggak ada kuliah lagi mbak kalau Sabtu! Menginap? Siapa takut!"
Alexa hanya tersenyum karena dia tahu adiknya satu ini kalau sudah punya karep ( kemauan ) luar biasa ngeyelnya. Dasar bontot!
"Ya udah boleh ikut mbak tapi jangan bikin ulah ya! Jammie, kamu tetap kawal Vivienne."
Jammie menatap Alexa. "Baik nona" ucapnya patuh.
***
Jammie sekarang mengantarkan Vivienne pulang sebab dia ribut mengantuk. Sepanjang perjalanan, Jammie selalu mengingatkan Vivienne apa yang harus dilakukan disana.
"Nona nanti bagian mencatat nama pasien lalu setelah dilakukan tindakan, nona juga harus memeriksa apa hewan-hewan itu sudah sadar belum dari anastesi karena ada beberapa hewan yang tidak kuat obat bius."
Vivienne hanya diam saja mendengarkan ucapan Jammie.
"Nona nanti jangan kaget kalau menginapnya di rumah penduduk atau bahkan malahan bisa di penginapan yang biasa sekali, bukan mewah seperti yang nona gunakan selama ini."
Vivienne tetap tidak ada respon membuat Jammie menoleh ke arah Vivienne yang ternyata sudah tertidur.
Astagaaaaa! Jadi aku cerocos panjang x lebar x tinggi itu tidak didengarkan?
Jammie menghela nafas panjang. Sabar Jam, sabar.
***
Tak lama mobil mini Cooper warna hitam itu sampai di parkiran apartemen keluarga Pratomo. Jammie berusaha membangunkan Vivienne, tapi tidak ada yang berhasil.
Jammie sendiri tidak berani menggendong Vivienne karena baginya dia tidak berhak menggendong gadis cantik itu.
"Nona? Miss Neville? Miss Vivienne?" Jammie berusaha menggoyangkan bahunya.
"Lima menit lagi maaaaaa," gumamnya.
Jammie mengusap wajahnya kasar. Pakai cara apa ya? Tiba-tiba dia teringat bahwa black card gadis itu masih di tangan papanya.
"Miss Vivienne, black card anda sudah dikembalikan oleh tuan Neville."
Mata biru Vivienne langsung terbuka lalu menoleh ke arah Jammie. "Mana black card nya?"
Jammie terperangah. "Eeeerrrr, masih di tangan tuan Neville. Saya bilang begini biar anda ba..."
BUGH!
Vivienne meninju bahu Jammie keras membuat pria itu sedikit terhuyung.
"Dasar Jammie Jambret! Kamu nyebeliiiinnn!!!" teriak Vivienne marah lalu keluar dari mobil dan membanting pintunya keras.
Jammie sendiri masih mengelus bahunya yang auto memar. Ya ampun pukulannya.
***
Yuhuuu Up Malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️