hana, seorang gadis remaja yang tiba-tiba menikah dengan seorang mafia tampan karena desakan posisinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rencana besar
sampainya di mansion, Sean langsung menuju ke balkon, karena hana yang berada di sana.
" hana?" panggil sean lembut karena hana masih terlihat diam sambil menatap kosong. dan meskipun begitu ternyata hana mendengarnya, dan langsung menoleh pada Sean yang berjalan ke arahnya.
" kamu sudah pulang.? " tanya hana dengan mata yang sangat sembab dan merah.
" hmm" jawab sean yang langsung mengangkat tubuh hana untuk di pangkunya. hana langsung memeluk leher Sean dengan erat. "ada apa? kenapa kamu menangis sampai seperti ini? " tanya sean.
setelah itu hana melerai pelukannya dan menatap Sean dengan tatapan penuh. " suami,,, tadi temanku tiba-tiba diam dan menjauhiku,,, dia juga terlihat acuh,,, dan ketika aku berbicara padanya,,, dia mengabaikanku...!! " adu hana.
Sean diam sejenak, tapi matanya menatap penuh pada hana yang mengadu padanya. akan tetapi, dari diamnya sean, dia tahu apa alasan sahabat hana melakukan hal seperti itu padanya.
"hmm,,, tidak apa-apa? besok, undanglah dia kerumah... dan aku sendiri yang akan menjemputmu di sekolah " kata Sean.
hana langsung berbinar, " benarkah,,,! kamu harus tepati yaaaa,,, "
" hmm;"
hana langsung Memeluk Sean lagi, "asya pasti sangat senang jika dia melihatmu? " monolog hana yang begitu perduli dengan perasaan sahabatnya.
Sean merasa kalau perasaan hana sangatlah tulus. bahkan di saat dia di perlakuan seperti itu , hana hanya melihat sisi kesalahan pada dirinya saja. dan tidak menyadari sama sekali niat jahat sahabatnya tersebut padanya. gadis kecil yang begitu polos.
Namun yang tidak di ketahui oleh hana saat ini adalah. tatapan tajam Sean dari balik punggungnya. yang di mana terdapat aura iblis yang sangat kuat.
*****
di tempatnya sherli saat ini, dirinya terlihat tersenyum penuh arti. karen dia sudah mengetahui di mana sekolah hana saat ini , dan dia punya rencana besar untuknya besok. dia akan membuat hana benar-benar hilang dari dunia ini. sehingga vino tidak akan lagi mengingat padanya.
hanya saja rencananya itu mungkin akan di gagalkan oleh Sean, yaan juga berniat menjemput hana besok.
****
dan pagi ini hana yang datang kesekolah dengan pengawalnya terlihat menunggu kedatangan sahabatnya. dia ingin memberi tahu kan padanya kalau suaminya akan menjemputnya setelah pulang sekolah nanti . dan dia di juga di perbolehkan datang ke mansionnya.
"pasti asya sangat senang! " gumam hana dengan wajah yang berseri.
dan tidak lama setelah menunggunya, akhirnya asya muncul detail wajah yang masih terlihat dingin. ekspresi seperti itu tidak pernah di perlihatkan asya sebelumnya. dan itu membuat hana sempat sedih untuk beberapa saat.
" sya.. !" . panggil hana sambil mengejar langkah lebar asya yang sengaja menghindarinya. "SYA...!" panggil hana lagi dengan sedikit lantang. tapi asya benar-benar berlagak tuli saat ini. dan hanya merespon panggilan hana dengan mata yang terlihat malas.
hana mengikuti sahabatnya sampai dia duduk di bangkunya "sya,,, nanti pulang sekolah,,, sean akan menjemputku,, dan dia juga meminta agar kamu ikut , untuk main ke mansion " kata hana dengan nafas yang sedikit tersengal.
mata asya langsung berbinar , " benarkah? ,,, kalau begitu,, nanti kita harus langsung lari turun ,,,! dan jangan sampai dia menunggu lama " katanya semangat dengan senyuman yang mengembang.
melihat reaksi asya yang seperti itu justru membuat hana terdiam. dan entah mengapa dia merasa kalau asya sangat bahagia setelah tahu kalau suaminya akan datang menjemput mereka.
dengan ekspresi lesu dan bingung hana kembali ke tempatnya, yang berada dua kursi di depan asya.
Sepanjang di sekolah asya terlihat sangat bahagia. bahkan dia terus memoles wajahnya dan merapikan rambutnya. bahkan dia juga selalu bersenandung ria seolah dia sedang sangat bahagia.
kriiiinggg...
Bell sekolah berbunyi tanpa pelajaran selesai. asya langsung bergegas lari dengan semangat. dan hana melihat itu. tapi setelah dia smpi di ambang pintu, asya baru menyadari kalau hana masih tertinggal di dalam.
" sya,, ayo cepat,,,, jangan biarkan dia menunggu kita..! " ajak asya dengan wajah yang terlihat tegas dan menahan marah.
" iyya,, aku masukkan buku dulu" jawab hana yang langsung bergegas menata bukunya dan dia masukkan ke dalam tas.
meskipun begitu, ternyata asya tetap terlihat tidak sabar. dia menghampiri hana dengan langkah lebarnya, kemudian membantunya memasukkan bukunya ke dalam tas dengan kasar.
hana benar-benar kaget dengan apa yang di lakukan asya padanya. dan belum selesai dengan rasa terkejutnya, asya kemudian menarik tangan hana dengan kasar. lalu dia tarik lagi dengan paksa agar berlari menuruni anak tangga.
"sya,,, jangan lari,,, perutku rasanya sakit! " ucap hana.
"haaah,,, tahan sedikit,,, " jawab asya yang tetap menarik kuat tangan hana.
Dan setelah sampai di gerbang sekolah , ternyata mobil Sean sudah terparkir dengan rapi di tepi jalan.
Wajah asya terlihat berseri dengan apa yang di lihatnya. " waaaahhh,,,,dia benar-benar menunggu!" gumamnya kegirangan.
Seketika hana membatu, dia mulai menyadari sesuatu sekarang, kalau asya mungkin telah jatuh hati pada suaminya.
Lalu Matanya menatap ke arah mobil Sean dengan berkaca-kaca , sesak di dadanya membuat nafasnya terlihat tersengal karena menipisnya pasokan udara yang masuk, sakit hatinya pada apa yang di lakukan asya benar-benar membuatnya marah sekaligus kecewa.
" Hana ayo cepat kita ke sana!" ajak asya hanya lewat bibir saja. dia melepaskan cekalan tangannya pada hana. setelah itu berlari sendiri ke arah mobil sean.
Dari dalam mobilnya, sean melihat pada hana yang terlihat mematung dengan tatapan dalam pada sahabatnya, yang kini sedang berlari kencang dan penuh semangat arahnya. dia merasa kalau hana mungkin sudah menyadari dengan kebusukan sahabatnya tersebut.
Dan dari mobil lain, sepasang mata juga menatap lekat pada hana yang masih terdiam di tepi jalan. tangan yang memegang setir bundar itu langsung dia eratkan. dan kaki yang sudah bertengger di atas pedal gas bersiap untuk dia injak dan tekan dengan kuat.
Sampai akhirnya....
" akh...! " ...