NovelToon NovelToon
Kamu Yang Meninggalkanku

Kamu Yang Meninggalkanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Saat kamu menemukan seseorang yang sangat amat kamu cintai, lebih dari sahabat, namun dia malah meninggalkanmu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Naksir Sama Gembel Kaya Lo

Hari ini Hana baru saja menyelesaikan pekerjaan yg dia minta dari ayahnya. Gadis itu sampai bingung mau melakukan apa lagi. Karena tidak ada hal menarik untuk bisa dia lakukan akhir akhir ini. Menurutnya, waktu berputar hanya untuk tidur dan makan saja.

Genap satu bulan setelah Haruto pergi ke Belanda. Pria itu sibuk mengurus pekerjaannya disana sebelum akhirnya nanti akan kembali lagi. Genap satu bulan juga Hana sendirian dirumah. Bukan rindu, bahkan gadis itu sama sekali tidak merasakan suatu kebahagiaan mendengar kabar Haruto sudah ada di penerbangan.

Dia memilih menganti jaketnya untuk menjemput suaminya di bandara. Bahkan gadis itu sampai tidak sempat memikirkan mandi hari ini, karena kesibukan yg dia buat sendiri. Memohon pada ayahnya agar diberi pekerjaan.

Ah, bodoh!

Tapi menjemput Haruto di bandara adalah hal yg lebih bodoh lagi. Gadis itu sudah tiba limabelas menit sebelum pesawat mendarat. Itu artinya dia sudah menunggu terlalu lama kan?

Sampai akhirnya pria berjaket denim dengan jeans itu datang. Aura bangun tidur khas Haruto dan jangan lupakan kacamata hitam yg dia gunakan untuk menutup mata sembabnya.

Hana ingin tertawa saat semua gadis yg dia lewati justru kagum dengannya.

"Kenapa?"

"Coba lihat mereka, naksir sama gembel kaya lo"

"Enak aja lo!" Haruto melepas kacamatanya, lantas mengusap rambutnya kebelakang.

Sejak kapan pria itu memiliki rambut sepanjang ini? Bahkan Hana baru sadar jika pria berkaus putih ini benar benar memiliki tubuh yg sama dengan Junkyu.

Lagi?

Hana menggeleng pelan, menarik tas yg ada di lengan Haruto. Gadis itu berniat membantunya, bukan mencari perhatian gadis gadis yg sembari tadi tidak mengalihkan pandangan mereka dari Haruto.

"Lo sendirian?"

Hana dan Haruto berjalan beriringan.

"Sekertaris gue udah pulang duluan kemarin, emang sengaja"

"Kenapa?"

"Ada urusan mendadak, lagian gue masih bisa handle sendiri"

Hana menunjuk salah satu restoran. Berhubung uang kembali dan Hana belum makan dari pagi. Jadi mari makan banyak hari ini!

"Gue udah kenyang"

Hana menepuk perut Haruto "ngga ada isinya gini! Ayo makan lagi"

"Ini namanya sixpack! Emang punya lo buncit, luh liat rahang lo lemak semua!"

"Enak aja, ini investasi masa depan tauk!"

Haruto terkekeh "sejak kapan lemak jadi investasi" pria itu hanya mengikuti kemauan istrinya. Sebenarnya Haruto merindukan Hana, lebih tepatnya kecrewetannya itu.

Sebulan dibelanda serasa hidup di gua, sehari saja tanpa suara Hana dunia Haruto seperti sedang di rundung kesunyian. Bahkan seperti hari Haruto hanya diperuntukkan untuk bekerja saja. Padahal jika dia di sini, Haruto masih bisa menetralkan pikirannya diluar pekerjaan dengan kehadiran Hana.

Seperti saat ini. Rasanya Haruto menemukan dunianya kembali, dia bahkan bisa bernapas lega tanpa sesak yg sudah hampir satu bulan dia tahan.

"Kali ini gue traktir"

"Gue emang ngga bawa duit"

Haruto terkekeh mengusap puncak kepala Hana.

"Mbak, paket 2"

"Ada tambahannya lagi, Kak?"

"Buk, dia udah nikah, mbak" ucap Haruto dibalas lirikan sinis dari Hana.

"Ah, iya Bu. Silahkan tambahannya"

"Pizza Cheese"

"Sudah?"

Hana mengangguk.

"Silahkan di tunggu pesanannya, totalnya 165 ribu cash atau debit, Buk?"

Hana hanya melirik. Sementara Haruto terkekeh sambil mengambil kartu debitnya di dompet.

"Ini strucknya, terima kasih"

Hana menepuk pundak Haruto.

"Bu Watanabe, kelaperan ya ngga ada saya dirumah?"

"Dih! Gue cuma males masak aja kalik"

"Pantes kurusan lo, ngga bisa hidup tanpa gue kan lo?"

"Lebih tepatnya tanpa uang lo!" Hana tergelak.

Haruto tersenyum. Bukankah hal hal sesimple bicara hal random dengan Hana adalah sebuah kebahagiaan bagi Haruto? Jika boleh memeluk Hana, Haruto sudah melakukannya dari tadi. Bahkan mungkin tidak akan pernah dia lepas. Tapi sayangnya, dia masih terlalu waras untuk melakukan itu.

"Silahkan pesanannya, kak"

"Makasih, mas"

"Makan!"

Haruto hanya menyaksikan Hana makan. Sementara dia? Bukan kenyang, tapi malas mengunyah. Nafsu makannya tiba tiba hilang setelah di pesawat memikirkan makanan apa saja yg akan dia makan setelah sampai sini.

"Ga mau?"

Haruto menggeleng.

"Kasihan banget sih hidup lo! Bisa cari duit sendiri, buat makan aja ngga mampu"

"Lo ngga inget ya gue yg bayarin ini?"

Hana tertawa.

"Pelan pelan, keselek nanti"

"Nih makan, jangan jadi orang susah"

"Ngga susah gue"

"Ya udah makan!" Paksa Hana. Gadis itu sebenarnya tau Haruto membuang banyak energinya untuk bekerja. Sekertarisnya itu dengan tidak di minta mengatakan apa saja kegiatan Haruto di sana. Hanya tidur tiga jam dan makan sehari sekali? Bukankah dia gila kerja?

Memang sesusah itu ya mencari uang? Hana bahkan tidak habis pikir Haruto melakukan itu untuk dunianya. Anak yg malang, tidak punya waktu untuk bermain seperti teman temannya. Di pikirannya hanya bekerja saja! Dasar!

Sebenarnya Hana ingin mengumpatinya secara langsung. Tapi dia juga baru sadar kalau Hana juga tidak menikmati hidupnya seperti teman yg lain. Jadi dia memilih diam saja saat sekertarisnya itu bercerita panjang lebar.

"Males"

"Sini gue suapin, seumur umur lo belom pernah kan makan pake tangan ajaib gue?"

"Ajaib dari hongkong kali!"

"Iya dari hongkong, makannya lo perlu cobain. Sekali seumur hidup ini" Hana menyuapkan nasi dan ayam kecap yg dia pesan pada Haruto. Walau sempat menolak, tapi pria itu perlahan menerima suapan Hana.

"Lagi?"

"Boleh"

"Makan sendiri!"

"Tangan gue kotor" Haruto menunjukkan tangannya yg sedikit hitam pada Hana.

"Ew! Main kobangan dimana lo!"

"Enak aja, ngga sengaja pegang pembatas yg seharusnya ngga boleh di pegang!"

Hana hanya tergelak. Lagian aneh aneh saja pria ini. Tidak boleh di pegang kenapa malah di pegang? Dengan wajah kesal Haruto melipat tangannya didepan dada. Menerima suapan nasi dari Hana berulang kali.

"Kenyang kata lo? Bahkan setengahnya aja gue ngga makan ini!"

Haruto terkekeh "pesen lagi"

"Udah, gue makan pizza nya aja"

Setelah keributan ini, tiba tiba semuanya hening.

"Gue ngga masalah kalo lo ngga ngebolehin gue kerja kaya cewek lain"

Haruto menoleh.

"Tapi kayanya masalah kalo lo kerja terlalu keras, To"

"Siapa bilang? Gue kerja kaya biasa aja"

"Obsesi lo apa sih?"

"Huh?"

"Lo ngga lupa fakta kalo lo manusia kan?"

"Apa sih, kalo ngomong jangan belibet"

"Ahh, lo boleh kerja dimanapun dan kapanpun lo mau. Tapi inget waktu dan makan, gue cuma ngga mau repot kalo lo sampe kenapa napa"

"..."

"Tidur tiga jam ngga ngebuat produktifitas lo di kerjaan jadi meningkat, apalagi kurang makan. Lo mau bunuh diri pelan pelan apa gimana sih?"

Haruto malah tersenyum.

"Gila lo"

"Gue kira cuma bunda yg bisa ngomelin gue. Taunya lo lebih jago"

"Haruto!"

"Suapin lagi dong"

"Ish!"

...***...

Haruto hanya diam menatap Hana yg terlelap di mobil. Bahkan sudah lebih dari sepuluh menit semenjak mereka sampai di garasi mobil rumah mereka. Bukan takut atau tidak mau, hanya saja Haruto tiba tiba ingin berdiam diri. Menikmati kesunyian ini sejenak sambil melihat Hana.

Tangannya mengusap poni Hana, berniat untuk membangunkannya.

"Udah sampe?"

"Eo"

Hana lebih dulu turun. Inilah yg Haruto hindari, bahkan tanpa sepatah katapun gadis itu sudah beranjak masuk.

"Gue lagi nyiapin air panas, lo mau kopi?"

Haruto mendegus tepat diambang pintu antara ruang tengah dan ruang tamu. Menatap Hana yg melangkah ke arahnya.

"Kenapa?"

"Lo pasti ngga bersihin kamar gue ya?"

"Enak aja lo! Gue lapin tu koleksi koleksi lo sampe sudut ruangan gue sedot pake vakum!"

Haruto terkekeh. Manik matanya tertuju pada Hana yg membantunya melepas jaket denim yg hampir dia lepas dari tubuhnya.

"Kopi atau apa?!" Seru Hana.

"Biasa aja bisa ngga?! Teh aja, gue tunggu di balkon"

"Oke!"

Setelah lebih dari setengah jam, Hana muncul dengan segelas teh hijau di tangannya. Haruto juga baru saja ingin ke balkon untuk menikmati udara malam kota. Jadi tidak ada yg menunggy atau di tunggu kan kali ini?

"Gimana kerjaannya?"

Haruto menoleh. Tidak biasanya Hana membicarakan pekerjaan saat mereka sedang berdua.

"Kaya biasa"

"Oh"

"Tiba tiba?"

"Gue pengen ngerasain kerja juga"

"Ngga usah, dirumah aja"

"Tapi kan gue gabut! Lo ngga tau kan hidup gue cuma seputar makan sama mandi doang?"

"Jangan lupa minum"

"Ih! Ngeselin tau ngga? Lo ngga ngerti gimana gue sampe bosen nonton drakor yg ngga abis abis setelah gue cari judul perjudul?!"

Mulai lagi, kecerewetan yg sampai kapanpun tidak akan pernah sirna dari hidup Haruto.

1
suka baca
bagus 😭 ceritanya ringann and sweet boy
Putri Wienda
ceritanya ringan, sweet bgtt
Putri Wienda
Weh, awalan yg gong
suka baca
pucuk dicinta, ulampun tiba
suka baca
WOI😭
suka baca
rakus bgt 😭
suka baca
bagus bgt, ceritanya ringan
suka baca
ayok 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!