Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis itu-2
Sang pria menggigil seketika. Bukan karena dinginnya pagi, melainkan ia tak dapat mengingkari jika pagi ini dianugerahi oleh suguhan yang membuatnya gemetar dan tatapannya tak ingin berpaling meski hanya sekejap saja.
Kain salele yang ia kenakan menjadi satu-satunya penutup yang masih melekat ditubuhnya. Kain itu dililitkan hingga sebatas lutut dan memperlihatkan betis kakinya yang berwarna putih dan halus.
Berulang kali pria itu menelan salivanya, lalu tanpa sadar menyambar santapan yang dihidangkan didepan matanya untuk waktu sepagi ini.
Pergumulan yang begitu panas, hingga membuat sang pria tak menyadari hal yang sangat berbahaya.
Ketika ia asyik dengan cumbuannya, sebuah gigitan dilehernya membuatnya tersentak kaget dan menghentikan cumbuannya. Ia berusaha untuk melepaskan gigitan sang gadis dilehernya, namun sialnya tidak dapat terlepas, hingga membuat pria itu memukul kepala sang gadis, tetapi hanya sebuah kesia-siaan belaka.
Dalam hitungan detik, urat vena jugulatis dan arteri karotisnya terputus.
Kedua pembuluh darah yang sangat vital dan penting sebagai penyuplai sirkulasi darah ke otak dan jantung itu berhenti.
Sehingga menyebabkan pendarahan hebat atau yang disebut hemoragik dan kekurangan oksigen ke otak (hipoksia).
Darah segar memercik dan bahkan memancar hingga membasahi ranting dan daun minyak.kayu putih yang baru saja dipanennya.
Tak hanya itu, percikan darah juga mengotori tubuh sang gadis yang saat ini terlihat sangat polos.
Belum sempat ia menikmati keindahan tubuh sang wanita, malapetaka telah merenggutnya, bahkan ia tak tahu bagaimana rasanya kehangatan tubuh sang gadis.
Kedua mata sang pria membeliak. Tubuhnya mengejang saat cabikan demi cabikan berusaha melepaskan daging tubuhnya dari tulang yang terlihat memutih.
Darah yang mengalir ia sesap hingga habis, dan membuat pergerakan tubuh korbannya perlahan melemah, dan tak lagi bergerak sama sekali.
Wanita cantik itu terus menyantap sang pria hingga hampir menyisakan bagian pahanya saja.
Saat bersamaan, seorang rekannya yang baru saja datang barak ketel terlihat bersiul dengan membawa karung goni berukuran lima puluh kilo dan berniat ingin membantunya.
Sepatu boot berwana hijau tua dengan sebuah masker yang menutup hidungnya menjadi alat pelindung diri yang tak pernah ia lupakan.
Siulannya berhenti saat melihat satu sosok wanita berkulit putih bersih sedang berjongkok dengan rambutnya yang terurai menutupi wajahnya.
Seketika rasa penasaran membuat sang pria begitu tinggi. Ia menyelinap dibalik pepohonan minyak kayu putih dan mengintai dari jarak yang cukup aman.
Saat hampir tiba dipohon lainnya yang ia jadikan sebagai pelindung tubuhnya, seketika lututnya gemetar.
Mendadak ia menjadi tremor saat melihat wajah rekannya sudah rusak, dan parahnya tubuh itu sudah habis dimakan, dan saat ini sosok wanita yang tidak terlihat wajahnya itu memakan bola mata korbannya dengan cepat, dan tidak ada lagi yang tersiaa, hanya rambutnya saja yang ia tinggalkan dan tulang belulang.
Setelah menghabiskan santapannya, ia menyambar pakaiannya, lalu melesat pergi dengan begitu cepat.
Tubuh pria yang mengenakan kaos berwarna hitam itu terlihat gemetar, dan dengan sisa kewarasannya, ia beristri menuju barak ketel yang berjarak sekitar lima ratus meter dari posisinya.
Kakinya terus berlari menyusuri jalanan setapak yang diapit oleh pepohonan minyak kayu putih.
Bayangan sosok wanita yang menyantap tubuh Yosep membuatnya tak dapat berkonsentrasi.
Hingga saat ia melihat barak sudah sangat dekat, ia mempercepat larinya, lalu tak dapat lagi mengendalikan semuanya.
Braaaak
Ia terjatuh dihalaman barak yang terbuat dari atap rumbia dengan dinding yang hanya dipagar setengahnya saja menggunakan kayu-kayu yang berdiri berjejer.
Dua rekannya yang lain dan sedang melakukan penyulingan tersentak kaget, lalu menghentikan pekerjaannya dan berlari menolongnya.
Mereka melihat rekannya itu tak sadarkan diri, lalu menggotongnya ke dalam barak ketel.
Mereka membaringkannya diatas sebuah dipan bilah bambu dan menatapinya dengan bingung. Apakah ada sesuatu hal kejadian yang mengerikan dilihatnya saat sebelum tiba ke barak?
Atau juga pingsan karena belum sarapan?
Mereka mencoba menyadarkannya, sebab rasa penasaran lebih besar mereka hadapi saat inj.
Pria bernama Ma-lek yang tak sadarkan diri itu mulai merespon panggilan rekannya. Ia mengerjapkan kedua matanya dan sontak terkejut saat melihat salah satu diantara mereka mendekatkan wajahnya.
"Hah!" ia terlonjak dan merasakan deguban jantungnya memburu.
"Astaghfirullah, apa yang terjadi padamu?" tanya seorang rekannya beragama Islam.
Pria itu mengusap wajahnya. Tubuhnya menggigil dengan giginya yang ikut bergemeretak karena rasa takut yang menghinggapi hati dan memorynya saat membayangkan betapa mengerikannya kejadian yang baru saja dilihatnya.
"Ada apa?" mereka mencoba kembali bertanya dengan desakan, meski masih denga nada yang cukup sabar.
Ma-lek yang tampak ketakutan mengangkat tangannya dan menunjuk kearah barat untuk memberitahu tentang kondisi Yosua yang saat tadi ia lihat, jemarinya tangannya tampak tremor.
Kedua rekannya saling pandang. Mereka masih belum mengerti apa yang terjadi.
"Y-Yosua," ucapnya dengan terbata. Lidahnya seolah keluh untuk mengatakan hal yang sangat mengerikan.
"Ada apa dengan Yosua?" tanya Ahmed yang terlihat semakin penasaran.
"Y-Yosua, dia mati," pria itu duduk dengan memeluk kedua lututnya yang ia tekuk, lalu menopang dagunya diatas lutut dan tubuhnya masih terlihat sangat gemetaran.
Kedua rekannya tersentak kaget. Lalu mereka memutuskan untuk mencari Yosua yang tadi bertugas untuk memanen daun minyak kayu putih.
Keduanya berlari menyusuri perkebunan yang mana dipenuhi oleh pepohonan yang tinggi menjulang, dan saat tiba dititik tempat Yosua memanen, mereka hanya menemukan daun dan juga ranting yang dipenuhi bercak darah, bahkan ada yang menggumpal dan dimakan semut.
Tak jauh dari tempat mereka berpijak, pemandangan yang mengerikan membuat mereka hampir pingsan. Tubuh mereka seolah tak bertulang, dan seperti tidak memijak bumi.
"AmY-Yosua?" mereka berjalan mundur. Langkah mereka dipenuhi sebuah kepanikan dan rasa takut membuat bulu kuduk meremang.
"Apakah ia diterkam oleh harimau? Tetapi mengapa bisa selicin itu? Astaghfirullah," gumam Ahmed dengan perasaan kalut.
"Sebaiknya kita turun, kita panggil Gaba' Rama untuk melihat apa yang terjadi," Saran Fentje.
Ahmed menganggukkan kepalanya. Lalu keduanya berbalik arah dan menuju ke barak ketel. Mereka akan turun semua pagi ini secara bersama, dan masalah jasad Yosua akan diselesaikan nanti, setelah Gaba' Rama mengurusnya.
Mereka tiba dibarak. Sedangkan Ma-lek masih terlihat sangat trauma, ia belum dapat dimintai keterangan, mungkin nanti stelah tenang, akan mereka tanyai tentang apa yang dilihatnya. Atau mungkin ia mengetahui sesuatu yang masih sangat rahasia.
Dengan dibantu Ahmet dan Fentje, Ma-lek dibawa turun ke kaki gunung untuk kembali pulang. Mereka mematikan tungku api pengukus daun minyak kayu putih, dan membawa sepuluh liter dari hasil penyulingan selama satu minggu.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣