NovelToon NovelToon
Dia Milikku

Dia Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caca99

Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.

Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.

Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Pulang

Meldy yang terus kepikiran dengan Melvin memutuskan untuk pulang kerumah, meminta maaf kepada kakaknya karena telah mengacuhkan nya tadi di sekolah. Meldy sudah bersiap-siap, turun dari lantai dua sambil memesan taxi online.

"Mau kemana lo?." Tanya Danial, sepertinya baru pulang karena masih menggunakan jaket kulit yang biasa dia gunakan kemanapun pergi.

"Pulang."

"Pulang kemana?." Tanya Danial dengan ekspresi andalannya, wajah datar....

"Ya kerumah gue lah."

"Pake apa?." Danial tau kalau Meldy tak bisa mengemudi.

"Taxi online."

"Udah pesan?."

"Udah, nih." Meldy menunjukan layar hp nya.

"Batalin, gue yang anter." Ucap Danial masih dengan wajah datarnya.

"Mana bisa batalin gitu aja."

"Disitu ada menu buat batalin kan? Tinggal pencet aja apa susah nya sih." Danial merebut hp Meldy dan membatalkan taxi online yang dipesan Meldy.

"Nih." Danial mengembalikan hp Meldy. "Tunggu bentar, gue ganti baju dulu." Danial melenggang masuk kedalam kamarnya.

"Dasar kanebo kering." Gerutu Meldy, duduk disofa sambil menunggu sang suami.

Tak butuh waktu lama bagi Danial mengganti pakaiannya. "Ayo." Meldy mengikuti langkah Danial dari belakang.

Begitu sampai dirumah, Meldy dibukakan pintu oleh bibi karena Melvin sedang berada dikamar nya.

"Kak Melvin ada bi?." Tanya Meldy begitu masuk kedalam rumah.

"Ada non, lagi dikamar."

"Kak gue ke kamar kak Melvin dulu ya, lo tunggu bentar nggak apa-apa kan?." Tanya Meldy, tak enak juga untuk meninggalkan Danial sendiri.

"Santai aja. Gue tunggu disini." Danial paham, terakhir kali kakak adik itu berpisah tidak baik-baik saja. Jadi Danial ingin memberikan waktu mereka untuk menyelesaikan masalah mereka.

Meldy masuk kedalam kamar Melvin setelah mengetuk pintu. Dilihatnya Melvin tengah memangku sebuah laptop.

"Kakak sibuk ya?." Tanya Meldy. Mengetahui kedatangan Meldy, Melvin meletakkan laptopnya diatas meja.

"Nggak kok dek. Kamu sama siapa?."

"Sama kak Danial kak, dia nunggu dibawah." Jawab Meldy, duduk disamping Melvin.

"Kakak lagi ngapain?." Tanya Meldy, walaupun tak paham Meldy tau yang dikerjakan Melvin adalah beberapa berkas perusahaan. "Kakak mau belajar ngurus perusahaan?."

"Sudah seharusnya begitu kan? Kakak anak laki-laki satu-satunya, nggak mungkin kan kita biarin perusahaan begitu aja. Papa membangun nya dengan susah payah."

"Kan ada om Samuel yang mengurus." Ucap Meldy, Samuel adalah orang kepercayaan keluarga Aldiwara untuk mengurus perusahaan.

Sedikit cerita..

Samuel adalah anak panti asuhan yang dulu dibiayai pendidikan nya oleh papa Hendra. Karena kecerdasan dan kejujuran yang dia miliki, setelah lulus S1 disalah satu universitas ternama, papa Hendra mulai mengajari Samuel sedikit demi sedikit tentang perusahaan. Dan dari sanalah, Samuel mulai menjadi orang kepercayaan sekarang Hendra Aldiwara. Dan sekarang, setelah kepergian pemilik perusahaan besar itu, Samuel lah yang mengurus perusahaan sampai menunggu Melvin dewasa.

"Walaupun ada om Samuel, tapi kakak juga harus mulai belajar dari sekarang."

"Nggak mengganggu belajar kakak?."

"Nggak lah dek, om Samuel nggak langsung ngasih yang susah-susah kok."

"Kak...."

"Kenapa dek?."

"Kak, maafin Meldy ya karena kemaren sempat marah sama kakak. Dan juga tadi pagi Meldy cuekin kak Melvin." Meldy menundukkan kepalanya.

Melvin tersenyum. "Nggak apa-apa dek, kakak paham kok. Udah ah jangan sedih gitu. Jelek tau."

Grep.... Meldy memeluk Melvin.

"Kak Melvin satu-satunya keluarga yang Meldy punya, Meldy sayang sama kakak."

Melvin mengusap-usap rambut Meldy. "Kakak juga sayang sama kamu. Jangan ngambek ngambek lagi ya. Toh kamu bisa kok setiap hari main kesini. "Melvin menangkup kedua pipi Meldy. "Kakak minta kamu tinggal sama Danial bukan berarti kakak nggak sayang sama kamu."

"Meldy paham kok kak. Meldy nya aja yang kekanak-kanakan.".

"Ya udah, ayo kita kebawah. Kasihan tau suami kamu ditinggalin sendiri." Melvin mengandeng tangan Meldy, lalu turun kelantai bawah.

"Vin." Sapa Danial. Mereka berdua saling sapa lalu bersalaman layaknya salaman laki-laki.

"Den Melvin, den Danial, non Meldy makan malam nya sudah siap. Mari ke meja makan." Bibi datang dari dapur, memberitahu kalau makan malam telah siap.

"Ayo Dan, kita makan malam." Ajak Melvin.

Danial dan Meldy mengikut, sebagai tamu tentu mereka harus menghargai tuan rumah yang telah menyiapkan sajian untuk mereka. Baru saja mereka duduk di meja makan, terdengar suara dentingan bel.

"Bibi, tolong bukain pintu dong. Kayaknya ada tamu deh." Ucap Meldy.

Bibi segera menuju pintu utama, untuk membukakan pintu bagi tamu yang datang.

"Non Dea." Sapa bibi, ternyata Dea datang lagi. Entah apa yang membuat gadis itu datang lagi setelah berkunjung tadi siang.

"Lagi ada Danial ya bi?." Tanya Dea, sudah tau karena melihat motor Danial terparkir diluar.

"Iya non, sama non Meldy juga. Ayo, silahkan masuk non." Bini mempersilahkan Dea untuk masuk.

Dea yang sudah mengetahui kalau ada Meldy dan Danial, langsung menuju ruang makan dan bergabung dengan mereka.

"Hai." Sapa Dea.

"Kak Dea, duduk kak." Meldy orang yang paling excited dengan kedatangan Dea. Setidaknya dia tak jadi perempuan satu-satunya diobrolan yang pasti nanti nya agak sedikit awkward.

"Nih, makan malam dari bunda." Dea meletakkan sebuah tantang diatas meja.

"Terimakasih ya De." Ucap Melvin.

"Ayo kak, kita makan bareng. Kak Dea belum makan kan?." Tanya Meldy. Jangan tanya Danial, laki-laki itu tidak akan berbasa-basi dengan saudara kembarnya itu.

"Udah sih, tapi lapar lagi." Dea menerima piring yang diberikan Meldy, lalu menyendok sedikit nasi kepiring nya.

"Bunda ngasih untuk Melvin aja, gue gimana?." Tanya Danial, sepertinya dia protes kenapa tidak ikut dikasih lauk makan malam oleh bunda nya sendiri.

"Kata bunda, lo udah punya istri yang pinter masak. Jadi minta istri lo sendiri yang masakin." Jawab Dea dengan mulut yang berisi nasi.

"Nggak adil banget sih." Gerutu Danial.

"Lo mau juga dimasakin lauk yang dimasakin bunda?." Tanya Meldy.

"Nggak." Jawab Danial, melanjutkan makan.

"Ya udah, jadi gue nggak perlu capek-capek masak."

"Udah Mel, masakin aja. Dia tuh gengsi mau bilang iya." Ledek Dea.

"Apa sih lo, sok tau banget." Ucap Danial.

"Ya kali seorang Danial menolak kalau dimasakin cumi asam pedas." Ya, masakan yang dibawa Dea untuk Melvin adalah cumi asam pedas, makanan kesukaan Danial.

"Kan disini bisa makan." Ucap Danial, mengambil satu sendok makan cumi asam pedas, pemberian bunda Kanaya yang ikut mereka hidangankan di meja makan.

Meldy dan Melvin tak banyak menimpali. Mereka hanya menikmati perdebatan saudara kembar itu.

°°

Cukup lama dirumah Melvin, kini pasangan suami istri itu sudah dijalan pulang kerumah mereka. Mungkin karena kecapean atau efek kekenyangan, Meldy merasakan matanya begitu berat. Susah sekali untuk dibuka, rasanya ingin sekali tidur saat itu juga, tapi tak bisa karena mereka menggunakan motor.

"Mel, lo tidur?." Tanya Danial, mungkin merasakan motor nya sedikit oleng.

"Ngantuk banget gue."

"Tahan dulu, kalau lo tidur yang ada kita jatuh."

"Hmmm." Gumam Meldy, matanya sudah tak bisa diajak kompromi.

"Pegangan." Danial menarik tangan Meldy, melingkar di pinggang nya. Meldy merebahkan kepalanya dibahu Danial, sungguh kantuk nya tak bisa ditahan lagi.

Danial memelankan laju motornya, dengan tangan sebelah kiri memegangi tangan Meldy yang melingkar diperutnya.

"Kebo banget sih." Gerutu Danial, untung saja jarak rumah tak terlalu jauh lagi.

Begitu sampai dirumah, mbak Siska membukakan pintu gerbang untuk tuannya itu.

"Non Meldy kenapa den?." Tanya mbak Siska.

"Nggak apa-apa mbak, ketiduran aja. Mbak bantuin pegang ya." Danial turun dari motornya, takut Meldy jatuh. Kemudian menggendong tubuh Meldy ala bridal untuk dipindahkan ke kamarnya.

Danial membaringkan perlahan tubuh Meldy diatas kasur agar tidak kebangun. "Mbak bantu gantiin baju nya ya." Ucap Danial, Meldy menggunakan celana jeans pasti tak enak jika tidur mengunakan celana itu.

"Baik den." Mbak Siska mengangguk.

Begitu Danial keluar dari kamar, mbak Siska mengganti baju Meldy dengan pakaian tidur. Begitu nyenyak kan tidur Meldy sampai mbak Siska menggantikan bajunya saja dia tak bangun. Emang betul sih kata Danial 'kebo' hehehe....

1
Ritsu-4
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
Eca99: terimakasih support nya🤗
total 1 replies
Alhida
Aduh, hatiku berdebar-debar pas baca cerita ini, author keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!