NovelToon NovelToon
MARTA BAKRUN

MARTA BAKRUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Matabatin / Berbaikan / Menantu Pria/matrilokal / Cinta Beda Dunia / Cinta Murni
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Seorang pemuda berasal dari golongan menengah berharap mendapakan jodoh anak orang kaya. Dengan perjuangan yang keras akhirnya menikah juga. Menjadi menantu orang kaya, dia begitu hidup dalam kesusahan. Setelah memiliki anak, dia diusir dan akhirnya merantau. Jadilah seorang pengusaha sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXX KAPAN TERWUJUD

     Mereka yang datang ke rumah Bakrun adalah para pemuda yang siap membangun desa walau modal pas-pasan. Dengan tekad yang kuat semua akan terwujud menjadi nyata.

     Suara sirene itu ternyata akan membawa pak Ilyas yang memang usianya sudah lanjut. Beliau adalah mantan perangkat desa yang beberapa waktu lalu dalam bekerja hanya untuk rakyat.

     " Itu mau kemana ambulance , apa ada yang sakit para di kampung kita ini," kata Lukman.

      " Iya kali Man, tapi siapa ya," tanya Heru.

    Mereka akhirnya menanyakan kepada pak Samin yang kebetulan lewat.

     " Maaf pak Samin, mau kemana ambulance itu ?" tanya Heru.

     " Ooooh itu b mau bawa orang usia tua, aki-aki Ru, kenapa ?" jawab pak Samin sambil bertanya balik.

     " Siapa ya pak?" tanya Heru lagi.

     " Aki Ilyas, katanya sesak nafas terus jadinya nafasnya sesak," kata pak Samin yang suka ngebanyol.

      " Ya udah , makasih pak, hoi....aki Ilyas sakit sesak nafas," kata Heru lalu memberitahu ke temannya.

     " Wah, itu sih tetangga saya sobat, ya sudah ya saya pulang dulu," kata Adi sambil berpamitan.

     Karena Adi pulang maka yang lain juga ikut pulang, hanya empat orang saja yang masih ngobrol.

    " Tuh kan, mereka semua siap untuk proyek kita ini, semoga saja bisa terlaksana ya Run," kata Lukman kepada Bakrun.

    " Semoga saja Man, supaya mereka punya skill buat kerja, minimalnya suka bekerja," tutur Bakrun.

    Obrolan mereka terhenti manakala mobil ambulance itu lewat membawa kakek Ilyas, tampak di belakang mobil tadi beberapa motor mengukutinya, dan juga beberapa orang sambil berjalan kaki, rupanya habis menengok kakek Ilyas itu saling mengobrol.

     " Ya itu tadi , ada keponakan, sepupu juga adik-adik pak Ilyas yang ikut mobil," kata salah seorang warga yang habis menengok.

     " Tapi semuanya berarti saudara pak Ilyas, itu siapa yang berbaju hijau motif kotak-kotak , yang membawa anak itu ?" tanya orang yang satunya.

      " Iya kali, soalnya saya nggak paham benar tentang keluarganya, lagian ngapain cerita pak Ilyas, bukan siapa-siapa kok," kata yang pakai sarung.

     Rombongan Bakrun yang tadinya habis membahas proyek sablon, akhirnya malam itu belum bisa menentukan siapa nanti yang membeli alat dan kelengkapan. Mereka membubarkan diri , untuk menghadapi hari esok yang penuh harapan, walau semuanya memang sudah kodrat, tapi ikhtiar itu wajib.

    Keesokan harinya, seperti biasa Bakrun sebelum Subuh , dirinya membantu ibunya karena banyak orderan. Bakrun mengendarai motor inventaris Pak Yudi yang hari itu kebetulan berada di rumah Bakrun. Setelah sampai rumah, ia segera menuju ke dapur, terlihat ibunya sedang menggoreng tempe. Setelah memberi salam, Bakrun mengambil sebuah baskom lalu meracik bumbu. Kemudian bumbu itu dicampur untuk membuat gorengan bakwan.

    Setelah semua pekerjaan di dapur beres, Bakrun mandi lalu menjalankan sholat Subuh, dan mengumpulkan dagangan itu menjadi beberapa wadah, dan siap untuk dibawa dengan sepeda nanti oleh Hadi. Ia duduk sambil memandang pohon mangga yang sebentar lagi akan panen, walau hanya 2 pohon tapi lumayan buat bagi-bagi tetangga, kalau lebih.

Waktu terus berjalan, dan pada akhirnya datang juga Heru, Lukman dan Dakir. Mereka berangkat kerja dengan mengendarai dua motor, saling berboncengan.

Sementara itu di rumah ibu Lia, pagi-pagi pak Dul sudah ngomel-ngomel, perkaranya yaitu ketika pak Dul menggendong cucunya untuk melihat-lihat tanaman di pot, juga bunga-bunga yang pada mekar.

" Nih... Bunganya ya....ini tanaman bunga melati, Mimin suka bunga apa ayo.....bunga apa ? Tanya pak Dul sama cucunya.

Lalu Mimin menunjuk ke atas, disana ada buah mangga yang belum waktunya di panen, karena cucunya itu selalu nunjuk-nunjuk ke atas, akhirnya pak Dul mengangkat cucunya sampai pas di depan wajah pak Dul. Nah....di situ cucunya langsung pipis , walaupun pakai celana , akhirnya pipis Mimin tembus juga mengenai wajah pak Dul, " ciiiiiiiiiiiiir, wesh wesh wesh....ciiiiiiiiir".

Kontan saja pak Dul jadi tersiram pipis cucunya dan pas benar di wajah pak Dul, membuat dirinya kalang kabut menghindari pipis cucunya.

" Waduuuuuuuh....Ya Lia.....Liaaaaaaa buluk, ini Ya, Mimin pipis Ya.....Lia buluk....cepat apa ke sini," kata pak Dul sambil membawa cucunya itu ke teras rumah.

" Iya, sebentar pak lagi ke situ," jawab ibu Lia.

Begitu melihat wajah pak Dul basah oleh pipis cucunya, ibu Lia cekakakan.

" Ha...ha....ha...ha..., makanya kalau sudah bangun itu mandi, Mimin juga tahu ya , kakek be Dul belum mandi , ya Min," kata ibu Lia sambil berganti menggendong Mimin.

" Pah....pah....nga...nga...pah...du...du...du..pah...ndi...ndi..." kata Mimin.

" Tuh Mimin juga paham masih kecil sudah tahu kalau kakeknya itu jarang mandi, tuh ngomong ya Min, kakek be Dul belum mandi, juga masih bau kambing ya Min," kata ibu Lia.

" Bi....bing...dung...duh...dung...bi ...bing...nga...dung...bing," kata Mimin sambil tangannya menunjuk ke pak Dul, kakeknya itu.

" Iya....kakek Dul bau kambing, bau apa Min ? Tanya ibu Lia.

" Bi....bing...bing....dung", kata Mimin.

Sementara ibu Lia kerawa melihat cucunya itu selalu bilang dengan bahasa anak kecil.

" Waaaaah, dasar neneknya itu yang nggak becus, kambing-kambing....sudah saya mau mandi, air pipis semua ini,....waduuuuuh...malah lagi pakai batik pula, rencana ketemu pak Camat nanti pakai baju apa ini," gerutu pak Dul.

" Eh kang....pinjam saja sana sama Nyuknyak, ha...ha...ha...ha...", kata ibu Lia sambil ketawa.

" Kamu ini lagi, Nyuknyak-Nyuknyak, orang gila di jalanan itu ? Dasar kamu tuh menghi hi hi hi....na, dasar kamu itu nge nge nge...ceh....dasar Lia buluk sompret bajang komet mretepetepe bret," kata pak Dul.

" Kalau malu pinjam ke Nyuknyak, tuh ada karung juga bisa dipakai, pantas lah kalau kang Dul pakai, nanti bisa di bilang seperti pakaian reog," kata ibu Lia.

" Sudah nanti pakai pakaian itu saja, huuuuuuuh....dikencingi lagi inj baju, dasar cucu ya.....waduuuuuh...", gerutu pak Dul sambil menuju ke kamar mandi.

Sementara ibu Lia masih mengurusi cucunya untuk mandi, dan menunggu pak Dul di kamar mandi.

Beberapa menit kemudian pak Dul keluar dari kamar mandi, dengan kondisi di kepala belum dibilas, masih banyak busa shampo.

" Eh kang, yang benar saja itu, di kepala masih ada busa shampo malah sudah keluar, tuh Min, kakek banyak shampo nya ya," kata ibu Lia sambil menunjuk ke arah pak Dul.

" Dung...bi...bing....oh...ho...nga...dung...bing...bi...nga," kata Mimin.

" Iya ya Min...kakek Dul bau kambing, itu kakeknya keluar lagi, ayo tepuk tangan, kakek sudah mandi, ayo tepuk tangan, iya pinter ya cucu nenek," kata ibu Lia yang menggendong Mimin sambil tepuk tangan begitu pak Dul keluar dari kamar mandi.

" Sudah nanti pakai baju putih saja, gara-gara dikencingi cucu jadi begini," kata pak Dul sambil menuju ke kamar.

1
ghost face
nih saya panggilin bombe
ArtisaPic: wow....makasih ya
total 1 replies
Ceyra Heelshire
bikin novel baru lagi pak?
Oksy_K
aku kira mobil elf itu peri/Facepalm/
ArtisaPic: iy....mumpung lg liburan
total 1 replies
mhmmdrzcky
Karena aku suka banget ceritanya kayaknya mau aku habisin sekarang/Drool/ Btw mampir juga kak ke cerita aku judulnya Ensiklopedia Sunyi Yang Tak Pernah Dibaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!