Setelah Aku Tahu Suamiku Selingkuh

Bram kembali ke rumah sakit dengan langkah yang begitu lemah. Dari jawaban Nesia, dia tahu Rosa memang sudah tidak ada di kota ini lagi.

"Ayah, bagaimana?" Aliyah yang memang sudah sangat gelisah menunggu Bram kembali, segera menghampiri suaminya yang baru membuka pintu itu.

Bram memeluk Aliyah. Dia kembali terlihat begitu sedih.

"Menantu dan cucu kita sudah meninggalkan kota ini, Bu! mereka sudah pergi!" kata Bram dengan suara bergetar.

Aliyah bahkan tak bisa mengangkat kedua tangannya untuk membalas pelukan suaminya. Dia terlalu lemas, terlalu tidak bisa menerima apa yang baru saja suaminya katakan itu.

"Rosa tidak membawa apapun ayah, bagaimana bisa dia dan Violet pergi. Rosa tidak..."

"Sudah Bu, sudah!" kata Bram memeluk sambil menepuk punggung istrinya itu dengan sangat lembut beberapa kali.

Aliyah hanya bisa menangis. Saat suaminya bicara seperti itu. Apalagi setelah Bram mengajak Aliyah duduk di sofa, dan mengatakan semua yang tadi dikatakan oleh Nesia padanya. Aliyah semakin terisak.

"Rosa, menantuku..." lirih wanita paruh baya itu.

"Nesia benar. Semua ini salah Andre, dia pantas mendapatkan semua ini. Jangan cari Rosa lagi, kita juga tidak boleh memaksa Rosa kembali lalu kembali terluka hatinya karena mengingat apa yang Andre lakukan padanya. Kita harus ikhlaskan Rosa dan Violet Bu, kita harus doakan kebahagiaan untuk Rosa..."

Pilu sekali, jika ada yang melihat bagaimana dua orang paruh baya itu menangis dan saling menguatkan saat ini. Sungguh pilu sekali.

Bram sendiri merasa sangat sedih dan merasa sangat bersalah. Tapi dia tahu, akan sangat menyakitkan bagi Rosa kalau terus mengingat luka itu. Sementara Aliyah, dia juga berusaha untuk tegar. Padahal hatinya sangat terluka, dia wanita. Dia bahkan paham sekali apa yang Rosa rasakan. Saat ini, mereka berdua, sangat sedih dan merasa bersalah. Tapi juga tidak ingin terluka. Sungguh ironis.

Tujuh hari berlalu, kondisi Andre masih sama. Tidak sadarkan diri. Kenny yang mulai khawatir juga, kalau terus menyekap Sandra di apartemennya. Memberitahukan hal itu pada Bram dan Aliyah.

Aliyah sangat terkejut.

"Ya Tuhan! Andre kenapa jadi seperti ini? dia sudah salah dengan berselingkuh, dia malah menyiksa wanita itu. Bagaimana kalau dia mati?" Aliyah sudah tak dapat berkata-kata lagi. Dia sudah sangat putus asa rasanya dengan perbuatan putra satu-satunya itu.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Bram.

Karena bagaimanapun, Sandra itu juga manusia. Kalau di kurung seperti itu, dan tidak boleh diberi makan dan minum, mungkin wanita itu bisa minum air keran di kamar mandinya. Namun meskipun begitu, tanpa makanan selama itu, mungkin saja wanita itu bisa mati.

"Tadi malam masih terdengar suara dari kamar itu. Tapi sejak pagi ini, tidak ada suara apapun" kata Kenny menjawab pertanyaan Bram dengan raut wajah khawatir.

"Andre! kenapa dia bisa sekejam ini?" gumam Bram yang begitu khawatir pada apa yang diperbuat anaknya pada Sandra.

"Ayah, kalau wanita itu mati. Apa anak kita akan berada dalam masalah?" tanya Aliyah khawatir.

Bram mendengus pelan. Apa yang dikhawatirkan istrinya itu bisa saja terjadi.

"Aku akan ikut dengan Kenny mengurus masalah ini! kamu tunggu Andre ya Bu" kata Bram yang di angguki dengan cepat oleh Aliyah.

Setelah Bram dan Kenny pergi. Aliyah kembali meraih tangan putranya, menggenggamnya dengan erat.

"Andre, bangunlah nak. Setidaknya selesaikan masalah yang sudah kamu mulai" kata Aliyah yang merasa kasihan juga pada anaknya itu.

Sampai di apartemen, Bram minta Kenny membuka pintu kamar di apartemen Sandra itu.

Pemandangan yang begitu kacau terlihat di dalam sana. Aroma tak sedap dari pakaian kotor dan ruangan yang memang tidak pernah di buka pintunya langsung tercium, sangat tidak sedap.

Dan di dekat pintu kamar mandi, sesosok terbaring tak bergerak.

"Ya Tuhan! Sandra"

Bram sangat terkejut, dia mencoba untuk menyingkirkan barang-barang yang tergeletak acak-acakan di lantai menuju ke arah Sandra yang terbaring tak bergerak di tempat itu.

"Kenny, dia masih hidup!" kata Bram yang melihat bahu Sandra masih naik turun, "Bawa ke rumah sakit!" kata Bram.

Kenny yang mendapatkan perintah dari Bram, sedikit ragu untuk melaksanakan perintah itu. Karena tuannya mengatakan untuk tetap mengurung wanita itu, hanya saja maksud Kenny memberitahukan tentang Sandra yang dikurung oleh Andre, agar kedua orang tua Andre itu tahu. Dan paling tidak mengijinkannya memberi makan begitu, tapi kalau harus di bawa dari apartemen ini. Kenny juga tidak berani tanpa perintah dari Andre.

"Tuan besar, tuan Andre bilang..."

Bram yang melihat Kenny sangat enggan lantas berdiri dan menepuk bahu pria itu dengan agak kuat beberapa kali.

"Ini menyangkut nyawa seseorang, Ken! aku yang akan mengatakan pada Andre, dan tidak akan membuatnya menyalahkanmu. Bawa wanita ini ke rumah sakit sekarang!" kata Bram.

Kenny segera mengangkat tubuh Sandra. Wanita yang dulunya sangat mementingkan penampilannya itu sekarang aromanya tubuhnya benar-benar tidak sedap. Bahkan rambutnya sudah berantakan dan kotor. Pokoknya kusut sekali, karena memang sudah satu minggu tidak di sisir dan mungkin karena tubuhnya terlalu sakit karena penganiayaannn yang di lakukan oleh Andre satu minggu yang lalu. Wanita itu bahkan tidak mampu berdiri, dan membersihkan tubuhnya. Makanya menjadi sangat kotor dan bau seperti itu.

Sampai di rumah sakit, beberapa jam setelah diperiksa, dokter yang menangani Sandra merasa ada yang tidak benar dengan pasien yang datang itu.

"Tubuh pasien terluka sangat parah, apakah pasien korban penganiayaan?" tanya dokter itu yang langsung membuat Kenny menghela nafas panjang.

"Kami menemukannya di jalan, bagaimana kondisinya?" tanya Kenny dengan raut wajah datar.

Sementara Bram yang mendengar itu cukup kecewa, sebenarnya bukan hanya cukup kecewa. Tapi sangat kecewa pada Andre. Kenapa bisa anaknya berubah jadi monster seperti itu. Melihat Sandra, Bram yakin kalau penganiayaann yang dilakukan Andre sangat keras, sangat berat.

"Oh, berarti ada kemungkinan laporan dokter saraf tadi benar" kata dokter itu lagi.

"Maksudnya?" tanya Kenny.

"Pasien mengalami trauma berat, depresi dan kondisi tubuh yang sangat mengerikan. Kemungkinan, saat pasien sadar nanti. Pasien akan mengalami gangguan kejiwaan"

"Maksud dokter, wanita itu akan menjadi gilaa?" tanya Kenny yang cukup terkejut.

Kalau trauma, Kenny rasa Sandra sudah pasti akan trauma. Karena saat Andre menyiksa wanita itu, Kenny melihat semuanya. Dan itu memang sangat parah. Tapi kalau sampai gilaa, Kenny benar-benar tidak menyangka.

***

Bersambung...