NovelToon NovelToon
A Modern Soul In A Young Widow'S Body

A Modern Soul In A Young Widow'S Body

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Janda / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 1.Altar keluarga Wu.

Kabut pagi masih menyelimuti pekarangan kediaman keluarga Wu, menari pelan di sela-sela bambu dan batu-batu tua yang lembap.

Di dalam ruang pemujaan leluhur yang sepi, cahaya temaram dari dupa menyinari sosok seorang wanita yang tengah berlutut sendiri.

Selama sepuluh tahun ia melakukan rutinitas rutin di keluarga Wu, sebagai bentuk penghormatan untuk arwah suaminya.

Wanita itu adalah Zi ning, janda muda mendiang anak pertama keluarga Wu, yang sudah meninggal hampir sepuluh tahun.

Perempuan yang dikenal anggun namun penuh luka. Rambutnya disanggul sederhana, pakaian berkabung putih bersih yang selalu ia kenakan.

Tapi perhiasan seperti wanita yang lain hanya tusuk rambut perak yang menghiasi rambut hitamnya, selama sepuluh tahun ia menjadi janda keluarga Wu dan selalu melakukan tradisi kehidupan sebagai janda yang setia.

Sejak kepergian suaminya, Zi ning tetap setia melakukan doa pagi setiap hari, seakan itu satu-satunya tali yang menghubungkannya dengan masa lalu yang perlahan memudar.

Ia memejamkan mata, dan mulai melafalkan doa dengan suara lembut,sebuah kebiasaan suci yang tak pernah ia tinggalkan. Tapi pagi itu berbeda.

Tiba-tiba, suaranya terhenti di tengah-tengah doa, seolah kata-katanya membeku di tenggorokan. Mata Zi ning terbuka pelan, namun tatapannya kosong, seperti melihat sesuatu yang tak tampak oleh mata biasa.

Tangannya yang memegang tasbih giok mulai gemetar. Tanpa sebab yang jelas, jemarinya melemas, dan tasbih itu terlepas dari genggamannya. Butiran giok menghantam lantai batu satu per satu, mengeluarkan suara denting yang menyayat sunyi.

Zi ning tertunduk perlahan, bahunya mengejang. Sekilas, terlihat air mata jatuh diam-diam di pipinya.

Tapi ada sesuatu yang aneh hari itu, bukan hanya kesedihan yang menyelimuti dirinya, melainkan... ketakutan. Tubuhnya diam, tetapi jiwanya tampak berguncang hebat.

Di luar, angin berhembus pelan, dan pintu kayu tua berderit perlahan seperti hendak memperingatkan sesuatu.

Namun altar tetap menyala, dan dupa terus mengepul, seolah para leluhur diam-diam menyaksikan kejadian yang tidak biasa itu dan mungkin, merasakan kehadiran sesuatu yang lebih dari sekadar seorang janda berdoa di pagi hari.

Lalu mata Zi ning tertutup sambil tertunduk lemas, nyala api pada altar tiba-tiba bergoyang-goyang seakan meredup.

Tiba-tiba pintu altar terbuka perlahan, menimbulkan suara gesekan halus yang memecah keheningan pagi.

Seorang pelayan muda bernama Yue, yang dikenal sebagai pelayan setia Nyonya Zi Ning, masuk dengan langkah ringan namun tergesa. Ia datang untuk mengingatkan sang nyonya bahwa sudah waktunya mempersiapkan makanan untuk keluarga Wu.

"Nyonya, sudah saatnya untuk mempersiapkan makanan untuk keluarga. Ayo nyonya! , jika kita tidak cepat nanti nyonya besar akan memarahi nyonya lagi. "

Tapi Yue tidak mendapatkan jawaban dari Zi ning, suasana ruangan altar terasa sunyi yang biasanya nyonya nya yang selalu bergegas jika ia ingatkan tentang melayani keluarga Wu.

Tapi sekarang situasi nya berbeda, nyala api di altar yang tiba-tiba bergoyang tanpa ada angin yang menyentuhnya.

Yang membuat Yue merasa curiga dengan situasi yang tidak biasa ini.

Namun, langkahnya terhenti seketika saat matanya menangkap sosok tuannya yang berlutut di depan altar bersikap tidak biasa.

Zi ning diam membisu, tubuhnya tertunduk dalam posisi yang sama seperti saat berdoa.

Tapi ada yang aneh yaitu tasbih yang biasa ia genggam erat kini tergeletak di lantai, dan bibir yang biasanya berkomat-kamit dalam doa pagi, membisu kaku tanpa suara yang terdengar.

"...Nyonya?" panggil Yue dengan suara hati-hati, mendekat beberapa langkah.

Tak ada sahutan. Jantung Yue berdegup cepat, ia segera berjongkok dan menyentuh lembut lengan Zi ning dan sekali-kali menggoyangkan dengan lembut. "Nyonya.." Panggilnya berulang-ulang.

Perasaan Yue mulai tidak enak, jantungnya berdetak kencang. Ia mulai cemas dengan keadaan Zi ning dan pikiran buruk terpeleset di dirinya.

"Jangan-jangan nyonya! "

Namun tepat saat jari-jarinya,mau memeriksa apa nyonya nya masih bernafas.

Zi ning tiba-tiba membuka matanya.

Mata itu kosong, seolah tidak mengenali apa pun di sekelilingnya, termasuk dirinya sendiri. Yue tersentak mundur sedikit, napasnya tercekat.

Karena terkejut dengan kondisi Zi ning, yang ia pikir sudah meninggal. Yue pun terjatuh dengan terduduk, sambil matanya terus melihat kearah Zi ning.

"Syukurlah nyonya!", sambil mengelus dadanya karena merasa lega.

Yue pun berdiri begitu juga dengan Zi ning, Zi ning yang saat ini menatap sekelilingnya. Ia merasa asing dengan tempat yang didepan nya.

" Di mana aku? "

Lalu sorot matanya tertuju pada Yue dengan tatapan bingung.

"Nona, apa kita sedang syuting drama?. Kenapa pakaianmu seperti ini? ", pertanyaan Zi ning membuat Yue jadi bingung sendiri.

" Syuting!, apa itu nyonya? "Tanya Yue yang bingung.

" Nyonya!, ha.., nona ini aku ini belum menikah jangan asal sebut aku seperti itu. Apa aku seperti ibu.. "Ucapan Zi ning terputus setelah menyadari pakaian yang ia kenakan seperti milik Yue.

Zi ning pun terdiam, ia mengamati dirinya sendiri. Ia sendiri merasa bingung apa yang terjadi pada dirinya, Zi ning lalu berjalan menghampiri Yue dengan segudang pertanyaan yang ingin ia ketahui.

"Katakan nona ini dimana?, dan siapa kamu? " Sambil memegang pundak Yue dengan kedua tangannya.

Matanya memancarkan kebingungan, saat bertanya kepada Yue.

"Nyonya...tidak mengenal aku, ini aku, Yue pelayan setia nyonya"ucapnya pelan, berusaha tetap tenang meski hatinya dilanda kecemasan.

" Pelayan?, sejak kapan.. "Ucapan Zi ning pun terhenti.

Sekarang ia menyadari apa yang terjadi pada dirinya sekarang, ia lalu melepaskan Yue yang juga bingung dengan apa yang terjadi sekarang.

Zi ning membelakangi Yue, dia mencoba mencerna apa yang terjadi.

" Apa yang sudah terjadi ini? "Gumamnya dengan pelan.

Kilas balik.

Li Hua, wanita modern yang selalu tampil sempurna dari ujung kepala hingga kaki, memasuki gedung galeri dengan anggun.

Gaun sutra biru gelap membalut tubuh rampingnya, heels tinggi membuat langkahnya terdengar berwibawa di lantai marmer.

Di usia akhir dua puluhan, ia telah mencapai apa yang banyak orang hanya bisa impikan,karier cemerlang sebagai direktur seni internasional, kecerdasan tajam yang membuat para pria segan, dan pesona alami yang tak terbantahkan.

Hari itu, ia menghadiri sebuah acara pelelangan lukisan langka di kota kecil bernama Hwang, tempat yang terkenal dengan koleksi seni kuno dan atmosfer klasiknya. Meski kota itu tidak besar, nama galeri Hwang dikenal oleh kalangan kolektor elit.

Pelelangan dimulai dengan tenang, suara denting palu dan tawar-menawar lembut mengisi ruangan bercahaya hangat.

Li Hua duduk di barisan depan, menikmati momen dengan anggur putih di tangannya, saat lukisan berikutnya diungkap sebuah kanvas misterius dari era dinasti Xi yang bergambar pemandangan keluarga dengan wanita berbaju putih.

Namun tiba-tiba, lampu bergetar. Suara keras terdengar dari pintu utama yang didobrak. Sekelompok pria bersenjata lengkap menerobos masuk dengan wajah tertutup dan penuh amarah.

Semua yang hadir terkejut.

Suara wanita menjerit, kursi jatuh, dan kekacauan seketika pecah. Seorang pria bertopeng berdiri di tengah ruangan dan mengangkat sesuatu yang mengejutkan semua orang yaitu bom rompi yang terikat di dadanya.

"Jika ada yang coba melawan, kita semua lenyap bersama!" serunya lantang, membuat ruangan langsung hening seperti mati.

Li Hua terdiam di tempatnya, jantungnya berdetak cepat tak karuan. Otaknya yang terbiasa menganalisis data dan strategi kini sibuk mencari celah,apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara keluar?

Namun ketegangan semakin meningkat. Seorang tamu pria, entah karena berani atau panik, mencoba menyerang salah satu teroris dari belakang.

Li hua yang melihat itu menjadi panik, "Apa yang mau pria itu lakukan? " Gumamnya dengan pelan.

Pria itu berusaha melawan salah satu teroris itu, bukannya berhasil malah bom itu malah aktif.

Semua orang didepan mereka langsung berlari menjauh, mencari jalan keluar. Tapi dalam hitungan menit saja.

Dalam sekejap—BOOM.

Ledakan menghentak ruangan.

Suara kaca pecah, tubuh terlempar, jeritan panik mengisi udara. Li Hua terhempas ke lantai, telinganya berdenging, matanya kabur.

Namun sebelum kesadarannya memudar, ia sempat melihat sesuatu yang aneh kilasan cahaya samar keluar dari lukisan yang dilelang. Lukisan itu... seolah hidup.

1
Alan Banghadi
Rasain kamu tuan muda hu bahkan itu belum cukup dengan matinya li mei
Alan Banghadi
Zi Ning yg sabar ya karena Li mei sudah mati😭😭😭
Alan Banghadi
Kasihan li mei malah mati bahkan di perkosa dan di bunuh😭😭😭.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡
Alan Banghadi
Jangan2 li mei mati di bunuh sama tuan muda keluarga hu aduh jangan sampe
Alan Banghadi
Ternyata yg membunuh pelayan tua itu Tian mudah Hu sendiri astaga 🤦🏻
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning dan Yue akan berjuang dari nol
Alan Banghadi
Akhirnya li hua yg Berti dak
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning akan berkumpul lagi dengan keluarganya
Alan Banghadi
Bagus semoga ketahuan perlakuan Keluarga terhadap Zi ning
Chen Nadari
ambil thor.ksh dia dimensi /Casual/
Chen Nadari
semoga buruan keluar dr keluarga laknat
Chen Nadari
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!