NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupan Elena

Titik Balik Kehidupan Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Kehidupan Elena awalnya baik-baik saja, tapi semuanya berubah saat dia melihat adiknya--Sophia berselingkuh dengan kekasihnya.

Tak hanya itu, Sophia juga memfitnahnya dengan tuduhan pembunuhan terhadap Kakek mereka. Hal itu membuat Elena harus mendekam di dalam penjara selama 5 tahun. Dia kehilangan semuanya dalam sekejap mata.

Elena akhirnya menyadari bahwa Sophia telah merencanakan semuanya sedari awal. Sang adik menggunakan kepribadian yang manis untuk menjebaknya dan mengambil alih harta keluarga mereka.

Setelah keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Apakah Elena bisa memulihkan namanya dan membalaskan dendamnya pada sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 - Golongan darah O

Ruang Operasi

Matthew menunduk dengan lemas di depan ruang operasi, "Ini semua salahku karena tidak bisa menjaga Ken dengan baik," gumamnya. "Ini semua salahku, salahku."

Suara langkah kaki menggema di lorong rumah sakit yang sepi, "MATTHEW!" teriak orang yang baru saja datang dengan napas memburu.

Matthew mengangkat kepalanya saat mendengar namanya di sebut, begitu mengetahui siapa yang datang, jantungnya berdetak dengan cepat.

"Tuan Andreas," ucapnya dengan suara parau.

"Bagaimana keadaan Elena dan Ken?!" tanya Andreas dengan suara keras.

Air mata sudah berkumpul di pelupuk mata Matthew, "Tuan An, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf. Jika Elena tidak menyelematkanku, dia tidak----" ucapnya terpotong karena tangis yang dia tahan sejak tadi akhirnya keluar.

Andreas menghembuskan napas kasar, berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Jangan menangis, apa yang sebenarnya terjadi? Pagi tadi saat kami berbicara di telepon dia terdengar baik-baik saja."

"Aku menggendong Ken dan sebuah mobil melaju kencang saat aku akan menyeberang, padahal saat itu jalanan sangat sepi. Elena mendorongku, lalu.... Lalu..... Banyak sekali darah......."

"Jadi maksudmu mobil itu sengaja menabrakmu? Apakah kau melihat pelakunya?" tanya Andreas.

Matthew menatap Andreas dan menggeleng, "Tidak, aku tidak melihatnya. Mobil itu bahkan tidak memiliki plat nomor, aku bahkan tidak menyadari dari mana datangnya mobil itu," jelasnya.

"Sepertinya aku sudah menyinggung orang secara tidak langsung dan membuat Elena serta Ken terlibat. Jika sesuatu terjadi kepada mereka, aku..... Aku..."

"DIAM!" Bentak Andreas. "Mereka akan baik-baik saja."

"Tidak apa-apa, Elena akan baik-baik saja, Ken juga akan baik-baik saja," rapal pria itu di dalam hati, seolah sedang merapalkan sebuah mantra.

Lain di mulut lain di hati, Andreas memukul dinding didepannya dengan kuat, buku-buku jarinya memerah. Memangnya siapa yang bisa tenang di saat orang yang kita cintai terluka?

"Bagaimana dengan Ken? Bagaimana keadaannya?" tanyanya.

Matthew kembali menangis, otaknya memutar kejadian 2 jam yang lalu. Ken yang awalnya berada di gendongannya terlempar di atas aspal, kedua mata kecilnya tertutup dan bagaimana darah mulai mengalir disekitar kepalanya.

Andreas yang mulai tidak sabar menarik kerah kemeja Matthew. "Bicaralah! Kenapa dia berada di ruang operasi sedangkan dirimu duduk di sini?!"

"Maafkan aku, aku benar-benar tidak bermaksud. Aku lebih baik mati daripada membiarkan Elena dan Ken mengorbankan nyawa mereka!"

Di tengah kekalutan mereka, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter dengan pakaian operasi keluar, Andreas menghempaskan Matthew dan mendekati dokter tersebut.

"Dokter, bagaimana keadaan mereka?!"

Dokter itu membuka maskernya, "Operasinya dilakukan diwaktu yang sama, keadaan wanita itu aman untuk saat ini, tapi untuk anak itu....tidak berjalan baik," jelasnya.

Wajah Andreas, Matthew dan juga Johnny seketika menjadi pias. Anak sekecil itu harus bertarung dengan maut di ruang operasi yang dingin.

"Dokter, dengarkan aku baik-baik, Anda harus menggunakan semua obat dan peralatan yang dibutuhkan. Uang bukanlah masalah, tolong selamatkan anak itu!" ucap Andreas dengan nada memohon.

"Jangan khawatir, kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya. Selama ada harapan dia akan selamat," jawab sang dokter. "Tapi anak itu telah kehilangan banyak darah, dia masih sangat kecil, saya takut-----"

"Tolong! Anda harus menyelamatkan dia!" sela Matthew. "Anda harus menyelamatkannya apapun yang terjadi! Aku akan berlutut dan memohon pada Anda."

Setelah mengatakan itu Matthew benar-benar berlutut di depan sang dokter. "Eh! Jangan seperti ini!" ucap dokter itu.

"Bukan karena kami tidak berusaha sebaik mungkin, hanya saja stok darah O di rumah sakit tidak cukup. Apakah di antara kalian adalah kerabat anak tersebut? Selain orang tuanya, hubungi siapa saja yang memiliki darah bertipe O. Jika kita menundanya, aku takut...."

"Aku berdarah O, aku juga bukan kerabatnya! Cepat gunakan darahku dan ambil sebanyak yang kalian butuhkan," sela Andreas.

"Bagus, cepat ikut perawat untuk periksa. Jika memenuhi syarat, Anda bisa langsung mendonorkan darah pada anak itu," balas sang dokter. Dengan begitu Andreas mengikuti seorang perawat untuk mendapatkan pemeriksaan.

"Tuan An!!" panggil Matthew, dia mengejar Andreas dan mencekal lengannya. "Tuan An, kamu tidak bisa melakukannya, mari pikirkan cara lain," ucapnya.

Andreas mengeraskan rahangnya, "Matthew, aku tidak peduli tentang segala hal yang kau sembunyikan tentang Elena. Tapi jika terlambat menolong Ken dan itu karenamu, aku bersumpah akan langsung membunuhmu!"

Andreas menghempaskan tangan Matthew dan ingin melangkah pergi. "Dengarkan aku, kamu tidak boleh pergi! Aku tidak berniat menyakiti Elena maupun Ken, tapi kamu tidak bisa mendonorkan darahmu pada Ken," ucap Matthew.

"Apakah Anda sehat? Kita sudah mendapatkan pendonor untuk golongan darah O, dan Anda menyuruhnya agar tidak mendonorkan darahnya. Apakah anda benar-benar keluarga anak itu?!" kata perawat dengan jengkel saat melihat kelakuan Matthew.

Matthew tidak peduli dengan ucapan itu, dia masih terus memohon kepada Andreas. "Ku mohon, mari pikirkan cara lain."

"Baiklah, tapi kamu harus memberikanku alasan yang jelas," balas Andreas dengan tatapan tajam.

Saat itu juga, Matthew rasanya seperti diguyur seember air es. Jawaban apa yang harus dia berikan pada ketua gangster di depannya ini?

Bersambung

Terima kasih sudah membaca 🤗

1
Nana Colen
ya begitulah kalau orang keras kepala ngeyel lagi
neur
lanjuuuut KK 👍😎
Cha Sumuk
kirain setelah klr dr penjara lebih badas dn jd wanita tangguh eh ga taunya lemah lembek mf ga lnjut bc lh bikin greget aja
Sindy Puspita: Sebelumnya terima kasih sudah mampir🤗 kalau ada waktu lagi, bisa baca bab 10 ke atas ya kak, nnti bisa lihat balas dendam Elena di mulai
total 1 replies
Sindy Puspita
Yang mau ikutan ngelabrak si Sophia besok kumpul di pertigaan rumahnya Elena ya🤭
tutiana
cepetan Ndree,,, awas hilang jejak lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!