REINKARNASI: Di Jodohkan Dengan Anak Kepala Desa Yang Cacat

"Bilang saja kak, jika aku bisa membantu pasti aku bantu, kakak kan orang baik" kata Aurel lagi sambil tersenyum. Dengan mendapatkan kartu orang baik dari Aurel siska tambah semangat.

"Kamu kan tahu kakak sudah punya pacar, dia mau melamar kakak kerumah hari sabtu, tapi ternyata aku sudah di jodohkan dengan anak kepala desa," kata siska tidak melanjutkan kan berbicara di pura-pura menghapus air mata dengan sedih

"Lalu apa yang bisa aku bantu kak, kakak terima saja perjodohan itu apa susahnya, dan karena kakak sudah punya pacar tolak saja perjodohan itu lalu menikah dengan pacar kakak, kenapa di persulit segala" kata Aurel dengan wajah polosnya.

"Perjodohan ini tidak bisa di batalkan, kakak juga tidak bisa meninggalkan kevin pacar kakak, karena kita saling mencintai, jadi apa kamu mau menolong kakak untuk gantikan kakak menikah dengan william" kata siska lembut sambil memegang tangan Aurel, air matanya masih menetes.

Aurel tidak menjawab pertanyaan siska dia hanya diam saja, seperti sedang berpikir, lalu ia berbicara.

"Jadi, kak siska minta tolong padaku supaya aku yang menikah dengan anak kepala desa, aku dengar anak kepala desa sedang cacat sekarang tidak bisa berdiri lagi, lumpuh selamanya." Ucap Aurel dengan nada sedih lalu ia melepaskan tangannya yang di pegang siska

"atau jangan-jangan karena kakak tidak mau menikahi nya karena cacat, lalu menyuruhku untuk menggantikan dirimu," kata Aurel dengan nada polos.

"Mengapa kak, kamu kan tau dia itu cacat, kenapa harus aku, apakah kamu tidak menyayangiku, apa kebaikanmu ini hanya pura-pura, supaya aku mau mengantikan mu" kata Aurel masih polos, siska langsung cemas mendengar penolakan dari Aurel takut rencananya gagal.

"Bukan begitu Aurel, tentu saja aku sayang padamu, sebenarnya perjodohan ini tidak bisa di batalkan, kalau di batalkan kita sekeluarga bisa masuk penjara" kata siska dengan wajah sedih.

"Tapi kakak juga sudah punya pacar juga tidak bisa di singgung, pacar kakak anak juragan tanah orang kaya di desa ini, seandainya kakak tidak punya pacar, tentu saja aku menerima perjodohan ini demi keluarga, apa kamu tega dengan keluarga ini, pikirkan Bram adikmu" kata siska lagi pura-pura peduli dengan Bram.

"Baiklah, aku menerima untuk jadi pengganti demi adik ku tapi aku punya satu syarat" kata Aurel menerima sebagai pengganti siska.

"Apa syaratnya, aku pasti memenuhi nya, bilang saja" kata siska senang, karena Aurel mau menikah dengan pria cacat itu pikir siska.

"Tidak susah, kakak cukup tanda tangan ini" kata Aurel sambil memberikan selembar kertas, yaitu surat perjanjian dan pernyataan.

"Apa ini, surat pernyataan kenapa pakai surat pernyataan segala" kata siska sambil membaca isi surat itu.

{Saya siska Putri berjanji asalkan Aurel Apriliani menerima perjodohan dengan William Dominic untuk menggantikan diri saya sendiri, saya Siska Putri akan memberikan Aurel Apriliani Uang Rp. 20.000, jika tidak memenuhi perjanjian ini saya akan di penjara selama 3 bulan. }

Surat ini sah

Ttd

Siska putri

"Apa-apaan ini kami gila ya, kenapa harus pakai surat pernyataan segala, kita itu saudara Aurel, dan apa ini uang 20.000 dari mana aku mendapatkan nya" kata siska kesal saat membaca surat itu dan juga marah, hampir saja dia merobek kertas itu kalau tidak di hentikan oleh Aurel.

"Kalau kamu merobek kertas itu, aku tidak mau menikah, coba pikirkan menikah dengan orang cacat atau dengan orang kaya" kata Aurel sudah mulai tegas kepada siska.

"Tapi aku tidak memiliki uang sebanyak itu" kata siska lagi.

Uang Rp. 20.000 ribu di zaman itu termasuk banyak nilai, sudah bisa belanja macam makan, apalagi ini didesa mungkin hanya orang kaya saja yang bisa melihat uang 20.000 seperti juragan tanah.

"Bibi dan paman pasti punya, uang peningalan ayahku di simpan paman, pasti cukup atau kakak pinjam saja ke pacar kakak, dia kan orang kaya pasti uang segitu kecil buat dia, pikirkanlah kak setelah ini kamu bebas" kata Aurel lagi dengan tersenyum lembut.

Siska berpikir cukup lama, lalu ia menyetujui syarat tersebut dan menandatangani surat tersebut.

"Ini aku sudah menandatangani, jangan ingkar dengan janjimu dalam tiga hari ini, kepala desa datang kerumah kita untuk membahas pernikahan, kamu harus menerima nya" kata siska lagi.

"Pasti, sebelum kepala desa datang kakak juga harus bayar uangnya, kalau tidak aku akan berbicara dengan kepala desa mengadukan semuanya kepada kepala desa bagaimana sikap kalian selama ini padaku" kata Aurel tegas.

"Iya, besok aku berikan uangnya, kenapa kamu sekarang suka melawan, tidak seperti dulu" kata siska lagi dengan marah.

"Kak asalkan kamu tahu, orang yang sudah lelah dengan penderitaannya dia pasti akan berubah, dan melawan" kata Aurel lagi dengan dingin. Siska pergi dari kamar Aurel dengan marah, Aurel hanya terkekeh melihat kemarahan siska.

Lalu Aurel menutup pintu kamarnya dan karena ia ingin mandi di ruang dimensi nya, tubuh ini sudah lama tidak mandi, dia tidak merasa tidak nyaman.

Selasai mandi dia menganti pakaiannya, dengan pakaian pemilik aslinya yang bersih, tapi sudah ada tambalnya.

"Kasihan sekali, aku harus giat mencari uang untuk menghidupi diriku jaga adikku, dan membeli baju zaman 90an, sedangkan baju dalam ruag terlalu bagus untuk di pakai orang desa" gumam Aurel sambil memakai baju nya.

"Baru segar sudah mandi, dan rambutku sudah harum" gumam Aurel sambil mencium aroma rambut panjangnya.

"Kasar sekali rambut ini, huff..." aurel menghela nafas dia harus merawat rambutnya supaya berkilau juga merawat wajahnya supaya cantik dan tubuhnya supaya berisi dan montok.

Setelah itu ia membuat tempat tidur kecil dari kayu yang dia ambil dari ruang, untuk tidur adiknya, ia menaruhnya dekat jendela sebelah kanan, sedangkan tempat tidurnya sebelah kiri hampir dekat dengan pintu masuk.

"Akhirnya selesai juga, mulai sekarang bram tidur disini dan dia tidak kedinginan lagi"

Aurel meletakkan kasur kecil dan selimut di sana, setelah semuanya selesai dia menemui adiknya di gudang, untuk menyuruhnya mandi dan mengganti pakai.

"Bram apakah kamu sudah mandi," kata Aurel lembut sambil mengelus kepala adiknya itu.

"Sudah kak, aku mandi di sungai bersama anak-anak lainnya" kata Bram, dia sudah mandi dan juga sudah mengganti bajunya yang bersih.

"Mulai sekarang kamu tidur di kamar kakak, di sini tidak baik untuk kesehatanmu, beres kan barangmu sekarang" kata Aurel lagi.

"Tapi kakak aku laki-laki, tidak boleh tidur dengan perempuan" kata Bram menolak ajak kakaknya itu.