NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Budidaya dan Peningkatan / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: FAUZAL LAZI

[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Sistem: [Peringatan! Musuh terdeteksi sedang mengintai tuan. Sistem memperkirakan musuh dikirim oleh keluarga Liao Yen. Jumlah mereka sepuluh orang, dengan tahap kultivasi rata-rata berada di Ranah Penyerapan Qi. Satu pemimpin berada di Ranah Pengolahan Qi tingkat 4, setara dengan tuan.]

Misi terpicu: Tundukkan mereka dan masukkan ke dalam ruang dimensi milik tuan untuk menjadi pengikut.

Hadiah: Atribut kekuatan elemen es.

Jian Yu yang masih bersila tetap bersikap biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa. Ia tersenyum miring, lalu bersuara keras.

“Sepertinya aku kelupaan sesuatu… tapi apa ya? Oh iya! Aku lupa mengusir monyet di belakang rumah. Malam-malam begini malah kelupaan.”

Teriakan itu jelas ditujukan untuk memancing para pembunuh yang sedang bersembunyi.

“apakah target sudah tahu keberadaan kita?” bisik salah satu bayangan.

Pemimpin mereka hanya mengibaskan tangannya. “Ikuti saja. Jangan sampai dia lolos. Kalau ada kesempatan untuk membunuhnya, bunuh saat itu juga.”

“Baik!” jawab anak buahnya dengan suara pelan. Mereka pun melompat ke arah belakang rumah, menunggu saat yang tepat. Pemimpin mereka tersenyum jahat.

“Hahaha, hari ini kau pasti akan mati,” gumamnya dengan penuh keyakinan.

Namun Jian Yu sudah menyiapkan rencananya sendiri. Ia melangkah ke dapur, lalu menghilang dengan Langkah Bayangan Angin. Dalam sekejap, ia sudah berdiri tepat di belakang pemimpin kelompok itu.

“Bos, target belum keluar?” tanya salah satu anak buah lewat telepati.

“Belum. Tetap tunggu dia,” jawab pemimpin itu santai, tanpa menyadari apa yang terjadi di belakangnya.

“Hei, Bang. Targetnya sudah ketemu belum?” suara asing terdengar tepat di telinganya.

Pemimpin itu menjawab tanpa berpikir, “Belum, kenapa kau memanggilku Bang? Dan kenapa tidak ikut dengan yang lain—” Ucapannya terhenti saat ia menoleh, matanya melebar. Jian Yu berdiri santai di belakangnya dengan senyum tipis.

“B-bagaimana bisa… aku sama sekali tidak merasakan keberadaannya,” gumamnya kaget.

Jian Yu hanya melipat tangan. “Bagus sekali, kau malah muncul sendiri di sini. Aku jadi tidak perlu repot membuntuti kalian.”

Pemimpin itu langsung menghunus belati dan melesat, mengarahkannya ke dada Jian Yu. Namun pedang pendek itu terhenti di udara, terjepit di antara dua jari Jian Yu.

“Hah?!”

Belum sempat ia mundur, Jian Yu menghimpun Qi ke telapak tangan satunya dan menghantam tubuh musuhnya. Tubuh pemimpin itu terlempar keras, membentur pohon, dan memuntahkan darah.

“Bagaimana bisa dia melemparku sejauh ini? Bukankah dia hanya Pengolahan Qi tingkat 2?!” gumamnya terengah. “Siapa kau sebenarnya?!”

Jian Yu sudah berdiri di depannya lagi, menatap dingin.

“Ayolah… kau kan di tingkat yang lebih tinggi dariku. Masa bisa kalah begini?” sindirnya dengan nada mengejek.

Wajah pemimpin itu memerah karena marah. Ia segera memanggil anak buahnya lewat telepati.

“Cepat semua ke hutan! Sekarang juga!”

Tak lama, sembilan bayangan lain tiba, mengepung Jian Yu. Pemimpin mereka yang masih menahan darah di mulut justru tersenyum seram.

“Hhhhhh… kau pasti akan mati di sini.”

Ia kembali maju, belatinya berkilat di bawah cahaya bulan. Jian Yu hanya menangkis sekali dan melemparkannya lagi. Saat pemimpin itu jatuh, anak buahnya ikut menyerbu bersama-sama.

Namun Jian Yu tetap berdiri tenang, senyum tipis masih di wajahnya.

“Kalian maju sekaligus saja. Itu akan memudahkan aku untuk menghantam kalian semua sekaligus.”

Dengan satu kepalan tangan yang dialiri api, Jian Yu bergerak. Dalam hitungan detik, beberapa dari mereka sudah terlempar ke tanah, merintih kesakitan, sementara sisanya mulai goyah menghadapi tekanan kekuatan yang begitu besar.

Pemimpin mereka yang melihat semua anak buahnya sudah terkapar tidak berdaya, kini hanya tersisa dirinya. Dengan sangat cepat ia berlari dan kembali mengarahkan belatinya. Namun, terlihat jelas kalau ia sudah pasrah dan menyerang dengan susah payah. Jian Yu yang melihatnya hanya berdiri tenang, dan di saat pemimpin bayangan tersebut sudah dekat, Jian Yu langsung melesat lalu mengarahkan tendangannya ke arah kakinya. Seketika kaki itu patah, membuat si pemimpin berguling-guling di tanah.

“Jangan bunuh aku! Jangan bunuh aku, aku mohon! Masih ada orang yang menungguku kembali, aku mohon!” teriaknya dengan ketakutan.

Melihat bosnya meminta ampun, sembilan yang lain juga ikut bersujud dan memohon.

“Ampuni kami, Tuan! Mohon jangan bunuh kami!”

Melihat hal itu, Jian Yu tersenyum puas.

“Ini saat yang tepat untuk menundukkan mereka,” gumamnya.

Ia lalu kembali berbicara.

“Baik, aku akan mengampuni kalian, tapi dengan satu syarat.”

Sepuluh pembunuh itu pun saling berpandangan. Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bertanya.

“Apa syaratnya?” tanyanya dengan heran.

Jian Yu makin tersenyum, dalam hatinya ia tertawa licik. Inilah yang aku tunggu-tunggu, heheheh.

“Syaratnya hanya satu. Kalian semua jadilah pengikutku, maka kalian akan kuampuni,” jelas Jian Yu.

“Tapi, Tuan... kami sudah menerima bayaran dari ayahnya Liao Yen. Kalau kami gagal membunuhmu, maka keluarga kami yang akan jadi sasaran mereka,” jelas sang pemimpin dengan mata memerah. Beberapa bawahannya bahkan mulai menitikkan air mata.

Melihat reaksi mereka, Jian Yu merasa mereka tidak berbohong.

“Berapa kalian dibayar untuk membunuhku?” tanya Jian Yu dengan tenang.

Salah satu dari mereka buru-buru menjawab, “Kami... kami dibayar seratus koin emas.”

“Baiklah, aku akan membayar kalian. Masing-masing tiga ratus koin emas sebagai uang muka. Kalau kinerja kalian bagus, akan aku tambahkan lagi. Bagaimana? Bukankah itu tawaran yang lebih baik?” jelas Jian Yu.

Mereka pun mengangguk dan setuju menjadi pengikutnya. Jian Yu lalu mengeluarkan sepuluh botol pil penyembuhan dari cincin penyimpanannya dan membagikannya.

“Pulihkan diri kalian dulu. Besok malam aku punya misi untuk kalian,” ucapnya sambil menyerahkan pil itu.

Namun, mereka terkejut saat membuka tutup botol.

“Tuan, sepertinya Anda salah memberikan pil. Ini adalah pil penyembuhan tingkat tinggi. Kami tidak bisa menerimanya,” ucap salah satu sambil menyodorkannya kembali. Yang lain pun ikut melakukan hal yang sama.

“Itu memang untuk kalian. Sekarang kalian bekerja untukku, jadi aku akan memperhatikan kalian,” jawab Jian Yu dengan tegas.

Mendengar itu, mereka pun menelan pil tersebut. Salah satu dari mereka langsung berseru kaget.

“Pil macam apa ini?! Tubuhku yang sakit langsung sembuh!” serunya sambil meraba-raba tubuhnya. Yang lain pun merasakan hal yang sama.

“Bagus. Sekarang kalian bisa istirahat di ruang dimensiku. Jangan banyak bertanya,” ujar Jian Yu sambil merobek udara di depannya. Melihat teknik itu, para pembunuh bayaran kembali terkejut.

“Silakan masuk. Di dalam ruang dimensi ini adalah wilayahku, dan akulah penciptanya.”

Mereka pun masuk satu per satu. Saat pertama kali masuk, mereka langsung disambut pemandangan yang indah. Jian Yu muncul di hadapan mereka, melayang bak sosok dewa yang turun dari langit. Dengan jentikan jarinya, sebuah rumah besar terbentuk dan berdiri kokoh.

“Sekarang kalian bisa tinggal di sini. Jangan khawatir dengan makanan, aku sudah menyiapkan daging segar dan sayuran untuk kalian masak. Berlatihlah untuk persiapan besok,” jelas Jian Yu.

Mendengar itu, semua bawahannya langsung berlutut bersama.

“Terima kasih, Tuan! Kami akan berlatih untuk menjadi lebih kuat!” ucap mereka serentak.

“Baiklah, aku akan kembali dulu. Kalian istirahatlah,” kata Jian Yu sambil merobek ruang dan kembali ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, ia melihat Lin Lin dan Lin Shi yang sudah tertidur lelap. Jian Yu pun memutuskan untuk tidur di bawah.

Sementara itu, di dalam ruang dimensi milik Jian Yu, para bawahannya masih saling menatap satu sama lain.

“Benar-benar kemampuan yang mengerikan,” kata salah satu.

“Iya, kau benar. Tuan baru kita sekarang sudah mirip dewa,” timpal yang lain.

“Maka dari itu, kita tidak boleh mengecewakannya. Kita kini menjadi bawahan dari sosok yang sangat hebat,” ucap pemimpin mereka, yang diangguki oleh semua.

Kembali ke Jian Yu.

Sistem: [Misi selesai. Selamat, Tuan, Anda mendapatkan kekuatan atribut es. Apakah Tuan ingin menggunakannya sekarang?]

Jian Yu yang melihat notifikasi sistem itu langsung tersenyum.

“Jangan gunakan sekarang. Besok saja,” ucapnya lirih, lalu menutup mata untuk tidur.

1
Pakde
lanjut thor
FAUZAL aut: siap tingal di review aja nih Giman cerita nya udah menarik belum
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!