Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Meri mengamuk lagi
Meri membuka mata dengan keadaan tubuh sakit semua, sekarang dia masih di rawat di rumah sakit karena keadaan nya belum membaik. namun gadis ini sudah merasa tidak betah alias merindukan rumah nya, ada sesuatu yang sangat menarik untuk pulang saja kerumah dari pada hanya diam di rumah sakit ini entah sampai kapan.
Infus sudah di tarik paksa sendiri sehingga tangan itu ada rasa sakit juga, Meri turun dari ranjang dan Mai yang berjaga sama sekali tidak tau bahwa sang adik telah bangun dari ranjang rumah sakit ini. sebab sekarang sudah pukul dua malam, tidak mungkin juga Kakak nya masih terjaga.
Ervan juga kelelahan akibat mencari arak putih dan belum lagi dia harus punya urusan dengan dukun abal abal itu, mana dia juga menguburkan jasad nya bersama dengan anak anak Mbah Run. sudah pasti lelah tubuh dan juga lelah mental, tidak bisa di anggap main main kalau mental yang sudah kena.
Meri hanya menatap sekilas saja dan seolah tatapan yang penuh akan rasa benci, gadis ini berjalan ingin membuka pintu kamar nya untuk segera pulang saja. tapi tangan itu mendadak mengurungkan niat, malah berbalik dan mendatangi meja di mana ada piring berisi buah buahan langkap dengan pisau kupas yang sangat tajam sekali.
"Bunuh dia....
"Bunuh dia...
Suara bisikan kembali muncul di telinga gadis ini, iblis jabrik terluka lumayan parah sehingga dia hanya bisa bersembunyi di tubuh sang inang. kesempatan ini ia pergunakan untuk menghasut Meri agar pikiran nya tambah gelap, kalau sudah begitu maka nanti nya dia akan habis habisan membantai.
"Bila tidak maka aku ingin anak nya saudara mu saja." bisik suara itu.
"Jangan ganggu dia!" Meri berusaha melawan walau itu tidak mungkin bisa.
"Bunuh dia sekarang, kau juga akan membunuh mereka semua sama seperti kau membunuh Devan." bisik suara itu kembali agar Meri memang benar benar gelap mata untuk membunuh.
Wuuussssh.
Tubuh Meri tegang dan ini sudah sepenuh nya dia dalam kuasa iblis yang selama ini selalu saja menyiksa diri nya, Meri tersenyum joker sehingga yang melihat maka pasti lari pontang panting tidak karuan akibat sangking takut nya melihat wajah Meri yang beraura sangat lah kelam dan juga gelap.
Jleeeeep.
"AGGGHHH!"
"Bang, kenapa kamu berteriak?!" Mai kaget karena Ervan berteriak keras.
"Hahaaaaaa....
"Astaga Meri, apa yang kau lakukan dengan pisau itu?!" Mai ketakutan karena Meri menusuk telapak tangan Ervan.
Sruuut.
Tanpa dosa sedikit pun langsung di cabut pisau itu kembali sehingga darah langsung menyebut, tembus telapak tangan nya Ernan yang ada di sofa tadi dan dia sedang tertidur pulas. tiba tiba saja Meri malah menusuk nya seperti itu, tentu Ervan sangat kaget bukan kepalang.
"Hentikan perbuatan buruk mu ini, Meri." Mai menjauh karena takut jadi sasaran juga.
"Aku muak sekali mendengar kata hentikan, apa kau tidak bisa bicara yang lain?" Meri menatap Mai.
"Pergi dari tubuh adik ku, tolong lah jangan sakiti kami." Mai terus menjauh dan tujuan adalah pintu agar bisa keluar minta tolong.
"Meri sadar lah, kau lawan iblis jahat itu dari tubuh mu!" Ervan juga berusaha memanggil adik bungsu nya.
"Percuma saja kalian memanggil dia, gadis ini sudah jadi milik ku sehingga tidak usah kau bersusah payah untuk memanggil dia." seringai Meri.
"Tinggal kan adik ku!" Mai marah dan juga takut karena iblis ini tambah menjadi saja.
Meri semakin kencang tertawa dan pisau masih di pegang, lumuran darah sudah kemana mana. tangan Ervan terasa sakit bukan main, tapi tidak ada sesuatu yang bisa untuk membungkus nya, bukan tidak ada tapi tidak sempat mencari alat untuk menutup luka ini.
"Toloooong....siapa pun yang di luar tolong kami." Mai berusaha membuka pintu dan meminta tolong.
"Jangan sibuk meminta tolong!" bentak Meri berlari cepat menuju Mai yang ada di depan pintu.
Jleeeeep.
"AAAAHHH!"
"Mai!" Ervan menjerit kaget juga karena punggung Mai di tusuk dengan pisau hingga tandas sampai gagang.
"Hahaaaaaa....bau darah yang sangat wangi sekali, pantas kau sangat di sayang oleh Mama dan Papa mu yang keparat itu ya." seringai Meri sambil terbahak bahak.
"Sakit, Ya Allah sakit sekali rasa nya." Mai luruh jatuh di lantai merasakan sakit pada punggung.
Jelas lah rasa nya sakit bukan main karena ini pisau yang menusuk punggung dia, pandangan Mai juga mulai kabur karena dia paling tidak kuat menahan sakit. dulu saat mau lahiran pun dia juga sampai pingsan, ini malah dengan sengaja punggung di tusuk sehingga sudah jelas lah dia akan di ambang kematian saat ini juga.
"Mati lah....kalian semua akan mati juga pada akhir nya." Meri tertawa dan sangat puas.
"Mai, bertahan lah! aku akan meminta tolong pada orang orang." Ervan histeris juga melihat keadaan istri nya.
"Sakit sekali, Bang! aku tidak kuat menahan rasa sakit nya." rintih Mai antara sadar dan tidak.
Ervan bergerak cepat walau tangan nya sakit sekali pun, dia membuka pintu dan langsung berteriak agar siapa pun bisa dengar. segera di tarik tubuh istri nya, pisau itu masih menancap dan darah nya mulai rembes di lantai keramik dingin.
"Bang Ernan, tolong kami." Ervan sangat kencang memekik karena ruangan Mela dan Ernan ada di sebelah.
"Ada apa itu?" Ernan yang tidak bisa tidur pun jadi kaget.
"Bang tolong istriku, panggil kan dokter untuk dia." Ervan takut sekali kalau Mai sampai meninggal.
"Allahu Akbar, ini kalian kenapa?!" Ernan kaget sekali.
"Nanti aku akan cerita, tolong panggil dokter nya dulu!" Ervan sudah tidak sabar.
Ernan yang melihat keadaan tambah genting pun segera berlari kencang mencari di mana keberadaan nya dokter, padahal sudah malam sehingga jelas lah tidak ada lagi, paling hanya perawat saja dan kalau mendesak maka memanggil dokter yang terbiasa jaga malam.
"Meri pelaku nya, Van?" Mela bertanya pelan sambil menahan sakit juga.
"Benar, dia menusuk tangan ku dan kemudian punggung Mai." angguk Ervan.
"Ya Allah kenapa dengan adik ku ini? dia ingin membunuh kami semua." keluh Mela nelangsa lagi.
"Dia benar benar sudah di rasuki oleh iblis, Meri sama sekali tidak peduli walau kami sudah kesakitan." keluh Ervan.
Di sini baru Ervan sadar kalau ini adalah balasan untuk dia juga karena berani berkhianat pada Arya, niat mau di tolong tapi bisa bisa nya malah berpaling pada dukun lain. coba saja kalau Ervan fokus mencari arak, mungkin malam ini tidak ada tragedi seperti ini.
Selamat Malam besty, jangan lupa like dan komen nya ya.
Arya mlh ada-ada ja tingkah nya ,,,, setelah tahu bagas dan kana cm sepupu an eéee kok mlh dia yg kecewa 🤣🤣🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
cm Maharani yg berani menjitak kepala nya purnama 🤣🤣