Ryuka menikah dengan Rifky untuk melindungi ayah tirinya agar tidak di penjara, dan itu semua atas paksaan ibu kandungnya sendiri.
Pernikahan kelam yang di jalani Ryuka selama setahun lebih akhirnya berakhir, karena Rifky akan menikah lagi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
Tapi ada fakta yang terkuak, sehingga Rifky akhirnya batal menikah, dan terlanjur bestatus duda karena sudah menceraikan Ryuka sebelumnya.
Rifky merasakan ada yang aneh pada hidupnya semenjak Ryuka tidak ada lagi di sekitarnya.
Bagaimana kelanjutannya? Stay tuned yaaa ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Alea?
"Minggir!" Ucap Rifky dengan tatapan tajamnya pada Ryuka yang diam mematung di depan pintu kamar.
Ryuka dengan wajah bersalahnya langsung memiringkan badannya, dan Rifky berjalan melewatinya dengan cepat.
"Tutup pintu!" Titahnya.
Habis aku!
Ryuka memberanikan diri berjalan mendekat pada Rifky, daripada dia hanya diam saja dan memperburuk keadaan.
"Silahkan duduk pak, saya bantu buka sepatunya." Ucap Ryuka mempersilahkan Rifky duduk di sofa.
Rifky duduk masih dengan wajah kesalnya.
"Jika besok kejadian ini terulang lagi, saya tidak bisa memberi toleransi lagi."
"Ma-maaaf pak, besok saya pastikan ini tidak terulang lagi."
"Siapkan air untuk mandi, charger ponsel saya, siapkan baju, lalu pijat seluruh badan saya."
Ryuka menelan ludahnya kasar setelah Rifky memberinya serentetan perintah yang harus di lakukan dengan cepat, mengingat Rifky tidak suka sesuatu yang lamban.
Pertama-tama Ryuka menyambungkan ponsel Rifky ke kabel charger, lalu menyiapkan air mandi ... Betapa terkejut Ryuka saat mendapati Rifky yang sudah menggunakan handuk hanya di bagian bawah tubuhnya, sehingga tubuh bagian atasnya terpampang jelas di hadapannya, kulit bersih tanpa cela, dan juga motif kotak di perutnya, selama ini Ryuka hanya melihat seperti itu di drama Korea saja.
Wah, mataku! Kamu baik-baik saja kan? Ryuka.
"Tidak usah membayangkan yang vulgar saat melihat saya bertelanjang dada seperti ini, karena percuma saja ... Ini tidak akan pernah bisa kau sentuh." Kata Rifky dengan bangganya, lalu menutup pintu kamar mandi.
Ryuka menarik nafas panjangnya, lalu menghembuskan perlahan. "Tenang Ryuka, ini hanya sementara." Gumamnya.
***
Aktifitas yang tidak di sukai Ryuka adalah makan bersama di rumah ini, Karena tragedi pagi tadi, saat Ryuka menahan rasa laparnya.
Ryuka berjalan di belakang Rifky, mengikuti langkahnya yang kali ini lebih lambat daripada biasanya.
Beruntung malam ini mba Eva sedang menyiapkan makanan di meja, dengan sopan art itu menarik dua kursi, satunya untuk Rifky dan juga Ryuka, "Silahkan tuan, nona ... " Ucap mba Eva.
"Kau tidak bisa menghargai orang ya? Mba Eva sudah menyiapkan kursi untukmu, dan kau masih diam seperti patung seperti itu."
"I-iya, Ttt-terimakasih mba Eva." Ucap Ryuka tergagap, lalu segera duduk tepat di samping Rifky.
Hana sebagai mertuanya dan Anggita hanya bisa menatap sinis pada Ryuka, yang untuk pertama kalinya bergabung satu meja makan dengan mereka.
30 menit berlalu, Rifky sudah selesai dengan makan malamnya, matanya lalu beralih pada Ryuka yang masih makan dengan tempo yang sangat lambat menurutnya.
"Apa masakan di rumah ini tidak sesuai dengan lidahmu? Lambat sekali kau mengunyah." Kata Rifky, dengan suara tegasnya.
Belum sempat Ryuka menjawab, Hana sudah lebih dulu menimpali apa yang Rifky katakan.
"Sombong banget istri kamu ini, paling di rumahnya gak ada pembantu seperti di rumah kita."
Iya, tidak ada! Kenapa? Apakah ibu mertua ini ingin melamar menjadi ART di rumahku?!!!
Sangat jelas sekali Ryuka menggenggam sendok di tangannya dengan erat karena kesal, dan Rifky melihat itu.
"Dalam 2 menit, makanan itu harus sudah selesai, waktuku sangat berharga untuk menunggumu selesai menghabiskan makanan itu." Sentak Rifky, tubuhnya sekarang menghadap ke arah Ryuka.
Kenapa harus menungguku? Masuk saja lebih dulu ke kamar, lagipula di dalam kamar, kau hanya ingin menyuruhku ini itu kan?
"Selain sombong, istrimu juga bisu ya?" Hana terus memancing Ryuka agar menimpali semua ucapannya, karena sedari tadi Ryuka hanya menunduk dan melanjutkan makannya dengan tempo yang agak cepat.
"Sudahlah mam." Kata Rifky pada Hana, dan itu membuat Ryuka sedikit terkejut, karena secara tidak langsung suaminya itu sudah membela dirinya.
Hana hanya bisa menahan geram saat Rifky sudah berkata seperti itu.
"Saya permisi lebih dulu, Tante ... Gita." Kata Ryuka yang kemudian menyusul langkah Rifky yang sudah lebih dulu naik ke atas tangga menuju kamarnya.
Anggita yang hanya bisa terdiam dari tadi pun akhirnya buka suara karena melihat mama nya menahan kesal, "Aku kesal sekali melihat kakak ipar benalu itu, sepertinya Kak Rifky di guna-guna olehnya mam." Protes Gita.
"Biar saja, kita lihat ... Sejauh mana wanita itu bertahan menjadi istri Rifky, mama sudah menyusun strategi agar wanita benalu itu cepat menyingkir dari daftar anggota keluarga kita."
***
"Ganti sprei." Ucap Rifky, dengan kakinya yang santai menyilang di atas sofa.
"Iya pak." Ryuka sangat patuh dengan apa yang Rifky perintahkan, semenjak kejadian sore tadi saat dirinya terlambat menyambut kedatangan Rifky pulang dari kantor.
Dengan susah payah Ryuka mengganti sprei yang tersedia di dalam lemari, tapi dengan mudahnya Rifky menyuruh menggantinya setelah Ryuka selesai memasang sprei itu dengan rumit, karena ukuran kasur yang sangat lebar.
"Ganti, aku tidak mood dengan warna biru." Ucap Rifky saat Ryuka memasang sprei berwarna biru muda.
"Baik pak, saya ganti lagi." Walaupun kesal, Ryuka tidak boleh memperlihatkan ekspresi dia yang sebenarnya, karena selalu terbayang ancaman yang akan di lontarkan Rifky padanya.
Hampir 4x Ryuka membongkar pasang sprei, dan akhirnya sesuai dengan warna yang Rifky inginkan, yaitu warna biru yang di awal dia menolak.
Sepertinya kamu bukan manusia.
Ryuka geram dibuatnya, tapi wajahnya selalu mengulas senyum manis di depan Rifky, walau sekalipun Rifky tidak pernah sama sekali menunjukan bagaimana bentuk senyum di wajahnya.
***
Pernikahan sudah berjalan 6 bulan, Ryuka sudah berprilaku sesuai dengan apa yang Rifky inginkan di setiap harinya. Sampai-sampai Rifky harus mencari cara agar bisa memarahi Ryuka di saat pria itu butuh pelampiasan ketika sedang stress di kantor, memarahi Ryuka seperti terapi untuk menghilangkan stress untuknya selama ini.
Waktu makan malam.
Anggota baru yang tak di undang kini sudah duduk manis di meja makan, dengan penampilan barunya setelah beberapa bulan menjalani operasi merubah bentuk tubuhnya di luar negeri, lagi-lagi motivasinya adalah Rifky.
"Wah, wajah kamu seperti tanpa pori-pori Alea, Tante ingin seperti itu juga rasanya." Ucap Hana saya melihat perubahan pada diri Alea yang hampir merubah 50% perawakannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
"Bener mam, lihat deh ... Body nya kak Alea, impian semua wanita banget!" Tambah Anggita.
"Ah kalian ini, bisa saja. Kalian juga bisa kok, nanti aku beri tau kliniknya kalau kalian ke Thailand ya." Ucap Alea dengan mata yang selalu mengarah pada arah tangga, menunggu kehadiran Rifky ke meja makan.
"Kamu sabar ya Alea, sebentar lagi Rifky pasti turun, Oh ya ... Di juga tidak cinta pada istrinya, sangat terlihat jika di bandingkan saat Rifky bersama kamu dulu." Kata Hana membuat Alea tidak patah semangat.
"Ya, syukurlah kalau begitu Tante, Aku yakin Rifky masih cinta sama aku."
Yang di tunggu pun tiba, Rifky berjalan lebih dulu dengan Ryuka yang menyusul di belakangnya.
Rifky sempat menghentikan langkah kakinya saat melihat mantan kekasih yang jauh lebih cantik dari pada yang dia kenal beberapa bulan lalu. "Alea?" Kata Rifky memastikan bahwa wanita itu adalah mantan pacarnya.
lanjut lagii yaa Thor 🤩🙏🙏