Hana dan Kinan dinyatakan meninggal dalam kebakaran rumah yang dasyat. Daud sebagai suami terpaksa menerima kenyataan tersebut setelah jenazah keduanya ditemukan kosong di dapur rumah mereka. Lalu bagiaman dengan aset yang ditinggalkan Hana yang diwariskan dari almarhum orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YNFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buka waris
Setiap orang yang berada di ruangan sebuah kamar hotel yang luas terlihat tegang, hanya beberapa orang saja yang terlihat tenang meskipun mungkin jantung mereka berdegup. kamar suite ini disewa oleh Ruby Sinaga yang merupakan pengacara Hana untuk mengumpulkan keluarga besar Hana dan suaminya yakni Daud Bardi. Saleh dan Halima turut serta karena memang diperlukan, tapi keluarga Bardi yang lain datang entah untuk apa. Roby tidak meminta mereka hadir karena tidak ada hubungan langsung, tapi saat Daud minta izin keluarga besarnya hadir dia mempersilahkan.
Adapun keluarga besar Hana dari pihak ayah hanya ada Hanif dan seluruh tetua keluarga besar Julia yang masih ada yakni kedua orang kakak dan adiknya beserta beberapa orang sepupu Hana hadir. Banyak yang tidak merasa perlu hadir ini menganggap tidak ada urgensi karena bukan ahli waris langsung Hana, tidak perlu mereka menunggu dan berharap warisan. Apa yang sudah diberikan almarhum Hana dan kedua orang tuanya sangatlah lebih dari cukup. Selain itu ada orang tua yang jelas lebih berhak mewakili. Sungguh kontras pemikiran kedua keluarga ini.
Roby dan kedua orang stafnya sudah siap untuk membacakan isi wasiat Hana. Basa-basi rasanya tidak diperlukan . Segera dia membawa koper yang diserahkan salah satu stafnya, lalu berdehem membersihkan tenggorokan yang tidak seret sebelum memulai.
"Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kehadiran kalian semua. Seperti kalian ketahui saya ditunjuk menjadi pengacara Hana sejak orangtua mereka masih ada. Beberapa bulan lalu Hana memperbaharui surat wasiatnya yang saya simpan dalam koper ini" Robi menunjukan koper hitam di depannya yang masih terkunci lalu membuka koper tersebut di hadapan yang hadir.
"ini adalah dokumen resmi yang ditulis tangan dan ditanda tangani Hana langsung di depan notaris disaksikan dua orang saksi yaitu Pak Hamid selaku paman almarhum dan juga salah satu staf dari pengadilan negri yang kebetulan teman kami. keduanya langsung diminta jadi saksi oleh Hana sendiri."Robi menunjukan sebuah amplop cokelat, lalu mengambil 1 map besar dan menunjukkan kepada semuanya. "dan ini adalah surat berharga,sertifikat aset serta dokumen penting lainnya." kemudian Robi mengambil satu buah plastik berseal yang ternyata berisi sebuah flash disk kecil "ini berisi file video rekaman Hana yang isinya kurang lebih sama dengan dokumen tertulis" Kembaki Robi menjelaskan
Seisi ruangan diam menyimak dengan rasa penasaran yang semakin membuncah. Salah satu staf Roby memasukan flash disk tersebut ke dalam laptop yang sudah terhubung dengan layar proyektor di dinding. Seisi ruangan seolah menahan nafas menunggu video Hana.
Lalu perlahan tampak Hana sedang duduk di kursi menghadap kamera. Sekian detik berlalu barulah suara Hana terdengar.
..."assalamualaikum semuanya. Jika kalian melihat video ini berarti aku sudah pergi jauh. Semoga kalian semua diberi kesehatan dan mohon maafkan semua salah dan sikapku kepada kalian jika ada yang tersinggung atau tersakiti. mari kita buat ini sejelas dan sesingkat mungkin....
...Dengan ini saya Nadeshiko Hana menyatakan dengan sadar dan tanpa ada paksaan untuk membagi seluruh aset berharga termasuk perhiasan, property, saham dan surat berharga lainnya serta uang kas kepada beberap pihak...
...Pertama rumah dan tanah di komplek Pagoda Permai seluas 158 meter persegi akan saya berikan untuk sepupu saya Anida. Seluruh keluarga besar mama pasti paham alasan saya memberikan ini pada Anida....
...Kedua properti tanah seluas 15 hektar di Sukabumi yang saat ini dalam proses jual beli akan saya sumbangkan ke yayasan Al-ikhsan milik keluarga mama saya. Paman Hamid, uwak Toha dan Uwa Janah akan menjadi penanggung jawab pengelolaan. Jika tanah sudah terjual maka hasil jual beli bisa dicek di rekening bank milik saya yang sudah diketahui Pak Roby sebagai kuasa hukum, namun jika belum terjual keputusan pengelolaan diserahkan kepada kalian bertiga. Pemberian ini saya jadikan hibah dan diatasnamakan papa mama saya almarhum yaitu Bapak Gozali Sasmita dan Julia Rismaya. Selain itu dua buah minimarket dan Nada hotel di Bogor kepemilikannya saya berikan ke yayasan Al-ikhsan supaya keuntungannya bisa digunakan untuk keberlangsungan yayasan. Semoga pemberian ini menjadi amal jariah kedua orang tua saya....
...Lalu untuk tanah berupa kebun dan sawah di daerah Cianjur seluas 7hektar saya berikan untuk dibagi rata pada seluruh anggota keluarga inti almarhum ibu Julia Rismaya yaitu untuk kedua kakak dan adik kandung ibu Julia dan para keponakan ibu Julia atau sepupu saya....
...Lalu untuk rumah yang saya tempati saat ini di Cilandak seluas 450 meter persegi saya berikan untuk suami saya Daud Bardi....
...Saham atas nama saya sebanyak 4% di Bardi Property saya berikan kepada mertua saya yaitu Bapak Saleh Bardi....
...Sisanya adalah perhiasan yang yang berada di brankas rumah ataupun perhiasan dan emas batangan yang tersimpan di save deposit Bank serta uang kas dalam tabungan dan deposito akan menjadi milik kakak sepupu saya yaitu Hanif Azhar. Begitu pula dengan kepemilikan saham sebanyak 30% an saya di Bardy Holdinh dialihkan kepada Hanif Azhar....
...Untuk Bi Inah dan Pak Burhan saya berikan 1 unit rumah seluas 115 meter persegi di kompek Amarta Bogor....
...Terakhir 1 unit mobil Mazda tahun 2015, 1 unit pajero tahun 2014 dan 1 unit Alfard 2013 saya berikan kepada suami saya Daud Bardi untuk digunakan sendiri atau dia hibahkan....
...Semua pernyataan saya ini tertuang dalam dokumen tertulis yang berada di kuasa hukum saya yaitu Roby Sinaga SH....
...Terimakasih dan semoga bermanfaat...
Tak lama layar gelap dan Hana hilang dari layar. Keluarga Hana menarik nafas lega, tapi tidak dengan keluarga Bardi. Mereka cukup shock karena Hana memiliki banyak aset yang tidak mereka ketahui, lebih kaget lagi selain suaminya Daud dan mertuanya tak ada satupun nama mereka disebut sebagai penerima warisan.
Beberapa keluarga Bardi marah dalam diam. Sialan ternyata Hana mewariskan sebagian besar harta pada yayasan keluarga dan saudaranya. setidaknya itu yang ada dalam pikiran Dina selaku adik ipar. Tapi sayangnya mereka tidak bisa protes karena memang Hana meniliki harta tersebut sebelum pernikahan serta masih memiliki keluarga dekat dari almarhum ibunya. Tapi kenapa perhiasan pun tak ada yang diberikan untuk Dina atau mertua perempuannya. Okelah yang di deposit bank tidak bisa mereka kuasai. Tapi apakah brankas di rumah yang terbakar masih ada? Dina harus mengecek secepat mungkin.
Sementara Daud, suami almarhum Hana terlihat tenang. Meskipun begitu hatinya sedikit bergejolak karena Hana hanya memberikan rumah yang butuh dibangun ulang karena terbakar dan mobil yang tidak sebanyak aset tanah. Kenapa tak satupun dia memberikan Daud property, sementara Bi Inah saja dapat rumah. Harga dirinya terasa diinjak-injak. Namun demi harga diri pula Daud terlihat pasrah dan menerima.
Keluarga Hana lainnya? Mereka biasa saja karena memang hampir semua tidak mengharapkan warisan. Yayasan yang ditinggalkan Hana dan sumbangan uang yang diberikan Hana sebulan sebelum peristiwa kebakaran saja sudah lebih dari cukup. itupun mereka kelola untuk kepentingan yayasan dan anak asuh mereka. Semasa orangtua Hana masih ada semua keluarganya dibantu sehingga ekonomi mereka bukan saja membaik tapi berkecukupan karena usaha mereka disupport Almarhum Gazali dan Julia yang memang lebih beruntung secara ekonomi. Anak-anak mereka bisa bersekolah dan berprestasi sehingga tidak memiliki kesulitan yang berarti untuk mencari kerja atau membuka usaha. Semua yang menikah sudah memiliki rumah sendiri kecuaki Anida dan Fikri yang belum setahun menikah. Jadi tak ada keinginan mereka mengusai harta Hana. Bagi Hana sendiri keluarganya adalah rezeki yang paling bernilai setelah kematian kedua orang orang tuanya. Tidak ada keluarga yang dengki dan problematik, semua saling support. Kalau terjadi perselisihan pun hanya masalah kecil yang akan tuntas dalam waktu sebentar.
"saya kira sudah jelas semuanya. Untuk proses alih nama masing-masing akan saya panggil bergantian mulai lusa. semua surat penting dan berharga yang ada pada saya ini akan diberikan sesuai wasiat Hana" Roby menjelaskan sambil menunjukan dokumen tersegel yang dia masukan kembali ke dalam koper.
"untuk tanah yang di Sukabumi sudah terjual dan dibayar seminggu sebelum peristiwa kebakaran. pelunasannya sendiri memang dilakukan sekitar 3, hari setelah Hana meninggal. Hal ini dipercepat dari jadwal karena pembeli mengetahui Hana meninggal sehingga memilih menyelesaikan urusannya melalui saya. Uangnya sudah ada dalam rekening terpisah milik Hana. Karena buku tabungan, ATM dan mbankinh ada pada ponsel pribadi Hana yang dititipkan ke saya, mungkin saya minta persetujuan Pak Daud untuk memindahkan secara online tanpa ke bank. Namun tetap dengan pernyataan tertulis. Bagiamana Pak Daud? Tanya Robby menatap Daud. Dan apa yang bisa dilakukan Daud selain mengangguk setuju. Kalaupun Daud saat ini langsung mengurusnya ke Bank dan memindahkan ke rekeningnya bisa jadi bermasalah. Dan yang lebih penting Daud bahkan tidak tahu di bank mana istrinya menaruh uang penjualan. Sejauh ini Daud hanya tahu Hana memiliki 2 rekening di Indonesia yang sudah diurusnya dan beres seminggu lalu. Total tabungan 2 Milyar pun sudah berpindah ke rekeningnya. Namun dia bungkam. Semoga saja tidak ada yang mencoba bertanya atau mencari tahu. Bisa bahaya .
Dan akhirnya pembacaan wasiat Hana ditutup dan diakhiri dengan diam namun banyak ekspresi.
