Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hancur
Freya baru saja selesai menerima telpon dari mamanya. Sepanjang pembicaraan itu, mamanya mengomelinya membuat kuping gadis itu panas. Ia sudah tahu hal ini pasti terjadi. Berita itu akan menyebar dengan begitu cepat, apalagi sampai di telinga mamanya. Terlebih lagi mamanya merupakan salah satu ibu-ibu gaul zaman now yang memiliki akun tiktok, Facebook, dan Instagram walau umur mamanya sudah memasuki kepala empat.
Gadis itu kini berbaring di kasur queen size yang tersedia dikamar itu sambil termenung. Ia harus segera menuntaskan masalah ini. Ryan harus segera dibereskan sebelum semuanya semakin runyam.
"Gue yakin, ini semua pasti ada hubungannya dengan Ryan. Benar-benar tuh anak, gue harus memantau dia dan mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya," ucap Freya pada dirinya sendiri.
Tak lama kemudian ponselnya berdering menandakan notif masuk. Gadis itu segera mengecek ponselnya dan menemukan postingan seseorang di facebook.
"Kenapa bisa sih orang songong seperti Arvin bisa jadi figur publik. Masa sih masih ada yang mau memakai artis songong itu, setelah hampir merenggut nyawa seseorang. Parah sih orang yang masih mau mempekerjakan dia."
Ya begitulah isi postingan dari orang tidak dikenal. Akun itu termasuk akun baru, bisa dipastikan orang itu sengaja membuat akun fake untuk menjatuhkan Arvin.
'Gue yakin ini semua pasti perbuatan Ryan,' batin Freya.
Meskipun akun itu baru, namun banyak netizen yang mengomentari akun tersebut. Ada beberapa yang membela Arvin , namun tidak sedikit juga yang memberikan komentar pedas.
"Sialan!" geram Freya sambil mengepalkan kedua tangannya.
Beberapa menit kemudian, sutradara 'KEKUATAN CINTA' mengiriminya pesan yang berisi bahwa Arvin akan diberhentikan dan telah menemukan aktor lain sebagai pengganti cowok itu.
Freya yang membaca itu tentu tidak terima. Gadis itu berusaha membujuk sang sutradara dan berjanji bahwa kasus Arvin akan ia selesaikan secepatnya. Namun keputusan sutradara tidak dapat diganggu gugat lagi.
"Arghhh mungkin saat ini lo tertawa puas tetapi perlu lo ingat, ini tidak akan berlangsung lama," ucap Freya dengan penuh amarah.
***
Di sisi lain Arvin terlihat sedang uring-uringan dikamarnya. Cowok itu masih tidak percaya dengan pengakuan gadis itu. Kamar cowok itu terlihat sangat berantakan. Bantal guling berserakan dilantai, terdapat pecahan cermin dilantai juga akibat tinjuan dari dirinya, puntung rokok dan bekas botol minuman keras berserakan dimana-mana.
Sela jari-jari cowok itu bercucuran darah, wajah dan hidung yang memerah, mata yang sembab dan rambut yang acak-acakan.
"Sialan lo Frey, SIALAN!" teriak Arvin tak terkendali.
"Lo tidak lebih dari wanita ular, seharusnya dari awal gue tidak jatuh cinta ke lo," ucap Arvin dengan langkah yang gontai.
Tiba-tiba Raka dan Ryan masuk ke apartemen cowok itu. Sedari tadi kedua orang itu memencet bel dan juga menghubungi Arvin. Namun tidak mendapatkan respon.
Ryan yang memang sudah hafal pin apartemen itu lansung menekan beberapa angka. Setelah itu mereka masuk dan ngga mencari Arvin di seluruh pelosok apartemen itu, namun hasilnya nihil.
"Coba kita periksa kamarnya. Gue yakin dia ada disana," usul Raka.
Keduanya pun menuju ke pintu yang sedang terkunci. Mereka sangat yakin Arvin ada didalam sana. Keduanya pun memutuskan untuk mendobrak pintu tersebut.
Alangkah terkejutnya mereka saat pintu itu terbuka, terlihat keadaan kamar yang sangat kacau. Keduanya pun segera menghampiri Arvin yang sedang meracau sendiri. .
"Astaghfirullah Vin, ko mabuk parah," ucap Raka sambil melihat beberapa botol minuman haram dan juga puntung rokok yang berserakan dilantai.
"Jahat, lu jahat," racau Arvin lagi.
"Vin, sadar donk," ucap Ryan sambil menepuk-nepuk wajah Arvin. Tapi jauh di lubuk hati Ryan, ia sangat senang menyaksikan lansung kehancuran orang ini didepannya.
"KELUAR!" teriak Arvin. Cowok itu sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Efek minuman beralkohol itu sudah menguasai tubuhnya.
"Tenang Vin, kendalikan diri lo. Lawan minuman itu," ucap Raka. Cowok itupun segera menelpon Freya dan mengabarkan keadaan Arvin yang sangat memprihatinkan.
Tak lama kemudian Freya datang dan lansung menutup mulutnya karna syok karena melihat keadaan kamar Arvin yang mirip kapal pecah.
Pandangan gadis itupun tertuju kepada tiga orang cowok yang ia kenal. Satunya lagi dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.
"Kenapa bisa begini?" tanya Freya sambil memegang tubuh Arvin.
"Kita tidak tahu, dia udah kacau begini saat kita datang," ucap Raka.
"Iya, gue jadi gak tega melihat sahabat gue stress begini. Gue udah lama banget kenal nih anak, dan baru kali ini gue lihat Arvin se kacau ini," ucap Ryan dramatis.
Freya yang mendengar ucapan Ryan, mengepalkan tangannya. Gadis itu mati-matian menahan dirinya agar tidak mengamuk saat ini juga. Menurutnya ini bukan waktu yang pas.
'Bullshit, dasar bermuka dua, penghianat, bangsat. Lo saat ini boleh senang, tapi setelah itu giliran ko yang akan hancur lebih dari ini,' batin Freya.
"Jahat, licik," ceracau Arvin lagi. Freya spontan menutup hidungnya karena aroma minuman alkohol itu sangat menyeruak menusuk indra penciumannya. Aroma itu berasal dari mulut cowok yang sedang mabuk parah itu.
Sejujurnya hati gadis itu teriris melihat orang yang dicintainya menjadi sekacau ini. Gadis itu kemudian mengambil tangan Arvin dan melihat darah yang bercucuran ditangan kekar itu.
"Ambilin kotak p3k donk di laci itu," perintah Freya. Raka pun segera mengambil kotak itu dan memberikannya kepada Freya. Freya dengan telaten mengobati Arvin walau sedikit penolakan dari cowok itu.
Setelahnya gadis itu merapikan kasur Arvin dan dengan bantuan Raka dan Ryan, dia meletakkan tubuh Arvin ke kasur dan membaringkannya.
"Guys, kalian boleh pulang. Biar gue yang tangani dia," ucap Freya.
"Lo yakin Frey, Arvin mabuk loh. Lo yakin bisa menanganinya sendiri?"tanya Raka agak ragu dengan keputusan Freya.
"Lo tenang aja, aman kok. Gue bisa minta orang atau satpam disini kalau gue kewalahan," ucap Freya berusaha meyakinkan kedua cowok didepannya.
"Kalian kan besok syuting, mending pulang istirahat," ucap Freya.
"Tapi Arvin syuting juga kan?" tanya Ryan.
Freya menggelengkan kepalanya mendengar itu. "Tidak! tadi gue di chat oleh sutradara bahwa Arvin diberhentikan dan sudah dapat penggantinya yang akan menggantikan perannya," ucap Freya dengan menampilkan suaranya disetiap kata.
'Gue yakin itukan yang pengen ko dengar bangsat,' batin Freya dengan pandangan menusuk.
Raka mendengar itu kaget. Ia sangat perihatin dengan keadaan Arvin. 'Siapa sih dalang dibalik ini semua,' batin Raka.
"Beneran? Kok bisa begini sih?" ucap Ryan pura pura kaget mendengar itu. Padahal ia sudah tahu ini akan terjadi. Ingin rasanya Freya mencakar wajah itu sekarang juga.
"Kok bisa kacau gini sih," tanya Raka penasaran.
"Mungkin ada orang yang tidak suka melihat kesuksesan Arvin dan men sabotase semuanya," ucap Freya sambil menatap Ryan.
Sedangkan Ryan cukup gugup mendengar ucapan gadis itu.
"Siapa ya kira-kira," ucap Raka sambil berpikir mungkin Arvin memiliki musuh.
"Ya bisa jadi orang dekat Arvin. Orang yang paling mengenalnya," ucap Freya. Ia sengaja mengatakan hal itu untuk memancing Ryan.
"Tidak mungkinlah, masa orang terdekatnya mau hancurin . Gak masuk logika lah," ucap Ryan. Sementara Raka mengangguk setuju dengan perkataan Ryan. Menurut Raka, orang terdekatnya mana tega membuat orang terdekatnya hancur. Dia saja yang tidak terlalu dekat dengan Arvin merasa iba atas apa yang dialami cowok itu.
"Ya namanya juga orang iri, kalian pernah dengarkan istilah musuh dalam selimut," ucap Freya lagi.
kamu harus hati-hati Freya, karena banyak yang tidak suka !
hati -hati Freya !!
sekarang malah mau jadi manager artis idolanya
Betul -betul sambil menyelam minum air tuh anak....pede abis