Arkana Mahendra.Badboy tampan yg menikahi gadis cantik bernama Kartika Putri
Sama2 ingin berjuang untuk saling menyayangi satu Sama lain...Lantas apakah hidup mereka berjalan penuh kebahagiaan??..
baca cerita selengkapnya di bawah ini🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEEN ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab5
Karena perjalanan di rumah Abel masih jauh,gadis itu memilih untuk tidur.
dia mulai mengambil selimut yang tersedia di dalam mobil papinya itu lalu segera menutup tubuhnya.
mengabaikan arka yang juga sedang memejamkan matanya, tapi Abel yakin lelaki itu tidak bisa benar-benar tidur.
sekitar pukul 06.34 mereka tiba di rumah mewah milik William, semua orang turun dari mobil, kecuali Abel yang masih betah tertidur pulas. William hendak ingin menggendong putrinya, tapi suara arca membuat aksi lelaki paruh baya itu terhenti.
"biar aku aja Om"kata Arka.
William menatap Arka,"no! panggil saya papi, kamu juga sudah menjadi anak saya sekarang" ucap William.
Arka mengangguk"baik pi"balas lelaki itu
willia menyingkirkan tubuhnya dari pintu mobil, hal itu membuat arca meraih tubuh Abel ke dalam gendongannya.
dia membawa Abel untuk masuk ke dalam rumah! diikuti oleh William dan Farah di belakangnya.
"bawa aja ke kamarnya langsung ya? mulai sekarang kalian udah boleh satu"ucap Farah
Arka tersenyum tipis menanggapi ucapan Farah, sangat tipis" aku pamit ke atas dulu mi"pamitnya diangguki oleh Farah.
*****
udara malam ini sangat sejuk. Arkana berdiri di balkon kamar Abel, memandang suasana indah di malam hari dari atas sini sambil menghisap rokoknya.
angin malam juga menghembuskan secara perlahan menerpa kulit putihnya.
bintang-bintang di langit bertaburan indah menemani cahaya bulan purnama.
malam ini dia tidak keluar! karena motornya tidak dibawa ke sini. sebenarnya dia bisa menyuruh orang untuk membawanya, tapi Arkana tidak ingin melakukan itu.
entahlah! dia cuma merasa tidak enak sama mertuanya.
tiba-tiba Abel datang berdiri di sampingnya, membuat arca segera membuang puntung rokoknya, padahal masih tinggal setengah.
penampilan gadis itu terlihat acak-acakan karena baru bangun tidur.
namun dengan begitu, tidak mengurangi kadar kecantikannya! dia selalu cantik dengan berbagai keadaan.
Abel juga menggantikan pakaiannya dengan gaun tidur, namun sialnya Dia terlihat begitu seksi.
"apa nggak tidur ar? nggak capek?"tanya Abel
"nanti! gue belum ngantuk"balasnya tenang meluruskan pandangannya ke depan dengan tatapan menerawang.
"masih sedih ya?"tanya Abel hati-hati.
jujur saja Abel juga masih merasakan sedih atas kehilangan Elana yang sudah ia anggap seperti orang tuanya, tapi mau gimana lagi? mau nangis darah pun Elana tidak akan kembali ke dunia ini lagi.
"bohong kalau gue bilang nggak sedih bel! nyatanya kehilangan orang yang paling kita sayang itu hal yang paling berat. seandainya gue boleh milih, lebih baik gue yang mati duluan dari dari orang tua gue"ucapan Arkana membuat Abel tertegun.
untuk pertama kalinya seorang Arkana curhatan isi hatinya.
lelaki itu menulis sepenuhnya ke arah Abel,"gue nggak nyangka, ternyata mama benar-benar pergi setelah kita nikah..." lelaki itu menelan ludahnya tercekat. dengan matanya yang memerah menahan tangis.
melihat sisi rapuh suaminya Abel segera memeluk lelaki itu dengan erat! Arkana tidak menolak, bahkan ia menyembunyikan wajahnya di leher Abel.
Abel membiarkan lehernya basah! Arka menangis.
untuk malam ini dia benar-benar menunjukkan sisi kerapuhannya di depan Abel istrinya sendiri. terserah gadis itu mau menganggapnya apa.
karena saat ini, Arka benar-benar tidak bisa menyembunyikan kesedihannya! dia butuh sandaran untuk mengungkapkan perasaan yang tidak ikhlas ini.
" Mereka pergi! mereka tinggalin gue bel. sekarang gue selamat tinggal sendiri.... mama sama papa jahat bel......"nadanya sambil terisak.
tanpa sadar air mata Abel ikut jatuh, gadis itu mengusap punggung suaminya dengan lembut,"jangan ngomong gitu"dia melepaskan pelukannya lalu menangkap kedua pipi Arka.
"lo Jangan pernah merasa sendiri! HY promise i will always beside you arka" ucap Abel sambil mengelus pipinya.
"udah jangan nangis. Mama pasti ikutan sedih lihat lo kayak gini!"dia menghapus air mata Arka yang mengalir di pipinya.
"lo kuat kuat! lo nggak boleh sedih terus. sekarang ada gue yang bakal di samping lo terus. walaupun kita nikah bukan saling cinta gue berusaha menjadi istri yang terbaik buat lo, bantu gue juga ya? kita berjuang sama-sama buat proses ini"
Arka kembali memeluk tubuh Abel dengan erat, kata-kata gadis itu membuatnya tersentuh.
ini sangat jauh dengan karakter Abel. gadis itu yang biasanya bertingkah kekanakan, manja, cengeng, penakut tapi untuk keadaan seperti ini, gadis itu menjadi sosok dewasa yang mampu menenangkan hatinya.
Arkana memejamkan matanya, menikmati rasa hangat dari pelukan istrinya nyaman
ternyata begini rasanya dipeluk cewek?
lama dengan posisi seperti itu, pada akhirnya Abel membuka suara,"jangan nangis lagi, masa ketua game nangis?"
akan mendengkur, sadar dengan tingkahnya yang sangat memalukan, Dia segera melepaskan pelukan mereka dan masuk ke dalam kamar.
Abel terkiki kecil, dia masuk ke dalam kamar menyusul Arka.
"tidur"bales Arka datar, nah kan kumat lagi tingkah dinginnya.
"ohhhh... padahal gue baru mau nawarin buat tidur di atas ranjang bareng gue"
Bruh!
B karena segera bangkit dari sofa, Dia berjalan ke arah tempat tidur lagi, menghempaskan tubuhnya di sana.
"gua kira lo nggak mau seranjang sama gue"ucap dia sempat mengira jika Abel itu seperti cewek-cewek lain yang tidak mau seranjang jika pernikahannya tanpa cinta seperti mereka.
nyatanya tidak Abel bukan tipe cewek seperti itu.
Abel mengenai nafasnya pelan,"gue nggak permasalahin itu. asalkan lo jangan berbuat macam-macam aja"kata Abel naik ke atas kasur.
"nggak ada yang minat"
Abel mencibir pelan"awas aja kalau nanti lu klepek-klepek sama gue, nggak bakal gue izinin lo buat nyentuh tubuh gue sedikitpun! jilat dulu dah sendiri" sarkas Abel
Arka hanya diam menganggapi ucapan Abel, detik berikutnya dia menyunggingkan senyumnya. tiba-tiba saja dia bergerak mengungkung Abel, membuat gadis itu tersentak dengan jantung berdegup kencang,"oh ya? gimana kalau gue ajak main sekarang?"
"gila lo?... jangan macam-macam ya Ar, gue teriak nih sekarang?"ancam Abel menatap Arka gugup.
tangan Arta mulai membelai pipi Abel, ya sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman gadis itu, justru semakin gencar menggodanya, membuat tabel merinding.
"teriak aja! orang tua lu juga tahu kalau kita udah nikah"Arkana mencekal kedua tangan Abel dan membawanya ke atas.
dia tidak mengerti, kenapa dia bisa melakukan ini, entahlah! dia hanya suka melihat ekspresi Abel yang ketakutan seperti ini.
hitung-hitung buat mencairkan suasana hatinya yang lagi sedih.
"Arkaaaa.... awassss"rengek Abel ketar ketir.
"takut?"
Abel mendelik,"ya takutlah, gue belum mau jebol sekarang, masih pengen perawan".
"awas Arka, ihhhh. lepasin tangan gue! gue nangis nih?"
"nangis aja"
"ARKA! gue nggak mau ya bikin itu, kita aja nggak saling cinta. gue nggak mau ngasih tubuh gue ke elo"kata Abel frustasi
"bikin apa?"tanya Arka menggoda
"ihhhhh, nyebelin banget sumpah. tau gitu gue nggak bakal ajak lo buat tidur di sini"ucap Abel membuang muka ke arah samping.
Arka menyetir pelan kening Abel,"tidur! jangan kebanyakan ngomong gue nggak seberengsek itu buat perawanin anak orang"ucap Arka nah mulai melepaskan cekalanya.
setelah itu dia kembali tidur posisi awalnya, di tengah ada guling yang diletakkan oleh Abel! wuling pembatas, agar mereka tidak saling menempel.