Menceritakan seorang pemuda bernama Xiao Feng, yang merupakan reinkarnasi dari seorang Dewa Cahaya bernama Bara. Sebelum kembali mendapatkan kekuatan Dewa Cahaya miliknya, Xiao Feng/Bara harus mendapatkan kekuatan untuk melawan Para Raja Iblis di Zhuo Guo. Alhasil, Golok Luo Tian Long yang menjadi senjata terkuat di alam dewa, berhasil dia ambil kembali dan berubah menjadi Golok Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.Bara Sena
"Xiao Feng!?" seru semua orang begitu melihat siapa yang datang.
Xiao Wang terkejut. Begitu juga dengan semua orang yang melihatnya.
"Dia...! Dia terlihat berbeda dengan dirinya tiga hari yang lalu!" teriak salah satu orang.
Xiao Zen mengepalkan tinjunya.
"Bagaimana bisa sampah ini melemparkan senjata beracun kepada dua Pendekar tingkat Awal Penempaan Jiwa!? Yang benar saja!" umpat Xiao Zen.
Bara Sena menatap tajam ke arah Xiao Wang. Dia tersenyum sinis ke arah pria tersebut.
"Lacur lelaki yang doyan menjilat! Bagaimana, apakah hadiah yang aku berikan beberapa hari yang lalu membuatmu sangat senang?" tanya Bara Sena membuat pria berpakaian biru itu mengernyitkan dahi.
"Hadiah? Apa maksudmu?" tanyanya sambil mengingat-ingat apakah Xiao Feng itu pernah memberinya sebuah hadiah.
"Cih! Kau ini sangat lambat menyadarinya Kepala Keluarga...Aku memberi hadiah kepadamu malam itu, di kamar Yu Long...Hehehe!" ucap Bara yang seketika membuat Xiao Wang dan yang lainnya terkejut setengah mati.
"Jadi...." Xiao Wang tak bisa berkata-kata.
Amarah dan kebenciannya muncul seketika. Dia sama sekali tak pernah menyangka bahwa Bara Sena lah yang telah mencelakai putra semata wayangnya yang dia rahasiakan dari semua orang.
"Jadi kau yang mencelakai wakil keluarga kami untuk menjadi yang terpilih di Sekte Utama!? Bagaimana orang cacat seperti mu bisa melakukannya!?" teriak tetua botak.
Bara tersenyum sinis.
"Setelah hari ini, kalian akan mendaur ulang otak busuk kalian bahwa aku, bukan lagi Xiao Feng! Aku adalah Bara Sena!" ucap Bara Sena lalu dia melesat dengan cepat ke arah tetua botak.
"Apakah kau juga yang mencuri Pil Hati Emas!?" tanya Xiao Wang.
Bara Sena tak menyahut. Dia bergerak cepat ke arah tetua botak.
"Hati-hati!" teriak yang lainnya.
Tetua botak tak bergeming. Dia bersiap untuk melawan Bara Sena.
"Apa hebatnya orang yang masih baru masuk ke Tahap Penempaan Tubuh!?" teriaknya.
Tangan Bara bergerak ke arah kepala pria botak tersebut. Dengan cepat pula si botak menghindari serangan dengan berkelit ke kanan. Serangan Bara menemui tempat kosong.
Namun tujuan utama Bara memang bukan pria botak tersebut. Melainkan Kepala Keluarga yang ada enam langkah di belakang tetua botak.
Dari dalam telapak tangan kanan Bara melesat satu gelombang tak terlihat yang menderu ke arah Xiao Wang.
Semua orang dibuat terkejut termasuk pria botak yang mengira dirinya akan menjadi target serangan.
"Dia mengincar kepala keluarga!? Apa-apaan tenaga dalam yang dia keluarkan itu!? Benarkah dia itu Xiao Feng si sampah keluarga!?" batin tetua botak.
Xiao Wang melompat ke belakang sehingga tubuhnya menjauh dari Xiao Lie yang dalam keadaan sekarat. Setelah melihat Xiao Wang menjauh, Bara Sena pun menoleh ke arah tetua botak yang tengah siap menyerangnya dengan satu pukulan.
Tap!
Tinju pria botak itu ditangkap oleh Bara dengan mudah.
"Aku sebenarnya tak ingin bermasalah dengan dirimu tetua Xiao Bei...Karena kau pernah memberikan hadiah Bunga Racun Api padaku beberapa waktu yang lalu," ucap Bara Sena.
Pria botak yang ternyata bernama Xiao Bei itu terkejut mengingat hal tersebut.
"Jadi begitu ya...Sekarang kau sudah menjadi Pendekar yang hebat Xiao Feng..." sahut Xiao Bei.
"Namaku bukan lagi Xiao Feng. Aku adalah Bara Sena, camkan itu!" ucap Bara lalu menarik tangan Xiao Bei sehingga tubuh pria itu terseret ke arah Bara yang telah siap dengan tinju kirinya.
Buk!
"Ugh!"
Tubuh Xiao Bei terbungkuk setelah perutnya terkena tinju kiri Bara Sena.
"Jika kau diam saja dan tidak ikut campur, maka aku akan membiarkan kau hidup. Pikirkanlah itu...Di tempat ini, tak ada lagi yang bisa menghentikan Sang Dewa ini...!" ucap Bara sambil memutar tubuh lalu menendang kepala Xiao Bei hingga tubuhnya berputar di udara. Setelah berpuatr, tubuh Xiao Bei jatuh ke lantai dengan keras.
Bruk!
Seketika, pria berkepala botak itu pun tak sadarkan diri. Semua orang tak percaya melihat apa yang ada di depan mata mereka. Orang yang selama 16 tahun di anggap sampah oleh mereka kini telah berdiri tegak dan mengalahkan tetua Xiao Bei yang ilmu kanuragannya tak jauh beda dengan milik Kepala Keluarga, Xiao Wang.
Bara Sena menatap Xiao Lie yang masih tergeletak dengan wajah penuh darah. Dia melangkah mendekati pria tua yang telah merawatnya selama 16 tahun tersebut.
"Kakek..." ucapnya sambil berjongkok dan memeriksa tubuh Xiao Lie.
"Tubuhnya penuh dengan luka. Ada beberapa tulang yang patah. Namun, yang paling parah adalah luka pada kepalanya..." batin Bara.
Dia segera mengeluarkan jarum perak miliknya. Dengan cepat pemuda itu menancapkan jarum-jarum itu ke beberapa titik tubuh Xiao Lie agar pria tua itu tidak merasakan sakit dan membuatnya lebih rileks.
Semua mata menatap apa yang dia lakukan. Tak ada yang percaya meski mereka melihatnya di depan mata kepala sendiri. Bara Sena membuat semua orang terpana termasuk Xia Yu yang merasa sangat bahagia dengan kedatangan orang yang menjadi pujaan hatinya.
"Kakak Bara..." lirihnya dalam hati.
Mata Xiao Lie terbuka. Saat pertama kali dia membuka mata, dia terpaku sejenak melihat wajah orang yang selama ini dia sayangi dan telah dianggap seperti cucunya sendiri.
"Feng'er..." lirihnya.
Bara Sena tersenyum.
"Kakek beristirahatlah sebentar. Biar aku urus semua yang ada disini," kata Bara Sena.
"Apa kau sudah berhasil membuka semua titik meridian yang telah rusak?" tanya Xiao Lie.
"Masih belum kakek. Tapi tenang saja, aku tak butuh membuka semua titik hanya untuk mengalahkan mereka semua. Kau cukup diam dan memulihkan diri. Aku telah memasang beberapa jarum perak yang membuat tubuhmu lebih cepat memperbaiki kerusakan yang kau dapat," kata Bara Sena lalu bangkit berdiri.
Kedua mata Xiao Lie berkaca-kaca melihat Bara yang dimatanya terlihat begitu berbeda dengan orang yang selama ini dia kenal.
"Feng'er...Kau terlihat begitu gagah..." ucap Xiao Lie.
Bara Sena langsung berkacak pinggang sambil menyunggingkan senyuman bangga.
"Tentu saja aku gagah. Siapa yang tak akan memuji tubuh bagus berotot seperti ini? Tapi sayangnya kau hanyalah seorang pria tua...Aku butuh wanita cantik yang memujiku," gumam Bara dalam hati.
Xiao Wang menatap Bara dengan tatapan mata tajam. Dia masih tak percaya, salah satu tetua dikalahkan begitu mudahnya oleh pemuda yang selama ini dia anggap sebagai sampah tak berguna.
"Kau mencuri Pil Hati Emas...Tak hanya itu, kau juga yang membuat cacat Yu Long...Bahkan kau juga yang membakar rumah obat kami. Apakah kau ini masih seorang manusia!?" gertak Xiao Wang mencari simpati para anggota keluarga.
Bara Sena tersenyum sinis.
"Aku? Aku katakan padamu penjilat pantat! Aku bukanlah manusia! Aku adalah Pembunuh Dewa! Kau hanyalah kecoa kecil di mata dewa ini!" teriak Bara Sena lalu tubuhnya meluncur dengan cepat ke arah Xiao Wang.
Tangan dan kaki Bara bergerak cepat menyambar ke arah tubuh Xiao Wang. Untungnya pria kepala keluarga itu bisa menghindari semua serangan Bara Sena meski hampir saja setiap serangan mengenai tubuhnya.
Tangan Bara yang menyala kuning membuat Xiao Wang kewalahan saat mencoba menghindar. Karena aura kuning itu sperti menarik tubuhnya dan membuat dia menjadi lamban.
"Dia masih berada di awal Penempaan Tubuh...Tapi bagaimana bisa membuatku seperti orang yang baru saja berlatih jurus!?" batin Xiao Wang.
Dia memang kesulitan menghindari serangan cepat yang Bara Sena kerahkan. Disaat dirinya mulai terdesak oleh serangan pemuda tersebut, dari arah lain datang bantuan dari Xaio Zen.
Tiga pengawal dari Sekte Utama yang sudah mencapai tahap Akhir Penempaan Jiwa datang membantu Xiao Wang.
Semua orang menduga Bara Sena akan menjadi bulan-bulanan empat orang tersebut sebelum akhirnya mati ditangan mereka berempat. Tapi dugaan mereka semua meleset jauh.
Rupanya Bara Sena bisa mengimbangi semua serangan empat pria tersebut meski dia sedikit kesulitan.
"Bahkan dikeroyok banyak orang dia tetap tak mundur sama sekali malah dia mulai membalas semua serangan yang kami berikan," kata Xiao Wang dalam hati.
Tiga pengawal itu berusaha menangkap tangan dan tubuh Bara Sena. Namun bagai seekor monyet yang lincah, Bara berhasil menghindari terkaman mereka. Bahkan di satu gerakan, Bara malah justru berhasil membuat salah satu dari tiga pengawal terjengkang oleh tendangan kakinya.
Pertarungan tidak seimbang itu tetap saja tak mampu membuat Bara Sena kalah. Malah justru sebaliknya, pemuda itu menjadi semakin menggebu-gebu dalam pertarungan. Seolah pertarungan itu membangkitkan semangat yang dulu pernah dia miliki saat menjadi seorang Dewa.
Dan semangat itu membuat tiga orang yang tersisa menjadi semakin kewalahan menghadapi Bara.
Xiao Wang yang tak ingin kehilangan muka di depan anggota keluarga yang lain segera melompat mundur dari pertarungan. Dia membiarkan dua pengawal Sekte Utama bertarung melawan Bara sementara dirinya mulai merapal Pukulan Sakti.
Bara menghindari satu pukulan cepat dari salah satu pengawal. Pukulan itu mengeluarkan kekuatan api yang membuat udara menjadi panas. Saat dia berhasil menghindar, dari arah lain satu pukulan dengan kekuatan angin melabrak ke arah kepala.
"Cih! Kalian pikir aku akan takut dan menghindar!? Lihat saja!" teriak Bara lalu dia menahan dua pukulan dari dua pengawal tersebut menggunakan kedua tangannya.
Brak!
Bara Sena tersentak saat menerima dua pukulan bertenaga dalam tinggi. Sesaat tubuhnya merasa terjepit oleh dua kekuatan yang berbeda elemen.
"Tubuh ini masih sangat lemah...! Menahan api dan angin secara bersamaan hanya akan membuat diriku terluka...! Sialan!" umpat Bara dalam hati.
Tekanan dari dua pengawal tersebut semakin kuat. Saat Bara tengah bertahan sekuat tenaga, tiba-tiba dari belakang datang serangan lain yang berasal dari pengawal lainnya yang sebelumnya terjengkang oleh tendangan Bara Sena.
Buk!
Tinju pria itu menghantam punggung Bara dengan keras hingga membuat pemuda itu terdorong ke depan.
Saat itulah, dari arah depan, Xiao Wang telah siap dengan Pukulan Sakti miliknya yang baru saja selesai dia rapal.
"Mampus kau bajingan kecil!" teriak Xiao Wang sambil melesat ke arah tubuh Bara Sena yang terdorong kedepan.