Kematian mendadak Gandawasa Natadharma, miliuner pemilik perusahaan game terbesar asal Indonesia yang bermukim di San Fransisco, Amerika Serikat, menimbulkan kecurigaan bahwa kematiannya tidak wajar.
Istrinya yang berbeda lima belas tahun lebih muda, Lily Kanissa Natadharma, tentu saja menjadi orang pertama yang paling dicurigai. Wanita yang pernah dikenal sebagai “Gadis Teh Botol”, sejak fotonya yang sedang minum teh botol di kelas ketika remaja, pernah viral. Gadis manis bermata indah dengan wajah polos bagai malaikat pada waktu itu, kini telah menjelma menjadi wanita yang luar biasa cantik menawan dan sangat berkelas.
Ketika digiring ke luar mansionnya yang mewah dengan tangan diborgol, para wartawan menghujani Lily dengan pertanyaan. Ia hanya melontarkan satu kata dengan wajah dingin, “Bodoh.” Lalu ia menundukkan kepala dan masuk ke mobil polisi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Detektif Maxmillian Anderson diuji kemampuannya untuk menguak fakta, mencari bukti-bukti serta menyelidiki motif yang membuat janda miliuner itu melakukan tindakan kriminal. Demi harta? Atau karena orang ketiga?
Benarkah dia pembunuhnya, atau ada orang lain yang melakukannya?
Namun, yang lebih penting adalah, mampukah Max menepis daya tarik Lily, yang dengan keanggunannya yang dingin, justru telah membuat hati Max terbakar sejak matanya singgah di wajah wanita itu, bahkan dari jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
Di antara gedung-gedung tinggi yang menggapai langit di Financial District, yang merupakan jantung kota San Francisco, berdiri kantor pusat dari salah satu perusahaan game terbesar di dunia, Silver Fox Game, Inc.
Profil di balik kejayaan dan kesuksesan perusahaan ini, adalah seorang miliuner asal Indonesia, Gandawasa Natadharma. Pada usia 45 tahun, Gandawasa telah berhasil membangun imperium game yang tidak hanya mendominasi pasar Amerika, tetapi juga mendunia.
Salah satu kunci kesuksesan game-game yang dipasarkannya adalah karena itu bukan untuk konsumsi anak-anak. Itu semua justru ditujukan untuk para pria dewasa. Dialah yang pertama kali menciptakan game pertempuran dengan karakter heroin berdada besar dan berpakaian seksi. Pemain game juga bisa memasukkan dirinya sendiri sebagai karakter dan bisa berinteraksi dengan heroin itu. Tentu saja, para pria dewasa kesepian menjadi sangat terobsesi, dan dolar demi dolar pun mengalir ke keranjang uang Gandawasa.
Gandawasa tidak dilahirkan dengan sendok emas di mulutnya. Sebaliknya, dia lahir dari sebuah keluarga yang berjuang untuk sekadar hidup layak, di sebuah kota kecil di Jawa Timur, Indonesia.
Ketekunan dan kecintaannya pada teknologi membuatnya gigih untuk menggapai impian. Dia berhasil mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan di Amerika dan lulus dengan predikat cum laude dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Tidak berhenti di situ, Gandawasa segera menunjukkan bakatnya di industri game dengan menciptakan permainan yang kontroversial sekaligus langsung melambungkannya pada kesuksesan awal.
Dimulai dari sebuah ruangan kecil yang penuh dengan kabel dan komputer tua, dalam waktu satu dekade, Silver Fox Game, Inc. berhasil menjadi raksasa yang menghasilkan miliaran dolar dan memiliki ribuan karyawan.
Gandawasa dikenal sebagai inovator, pemimpin yang karismatik, namun juga sangat pendiam dan misterius. Kehidupan pribadinya sangat jarang terungkap ke publik, dan hingga usia menjelang empat puluh, dia tetap lajang. Tidak pernah terlihat berkencan dengan siapa pun, termasuk dengan teman sekolahnya. Nampaknya, dia hanya jatuh cinta pada segala sesuatu yang berhubungan dengan komputer dan teknologi.
Sampai suatu hari, fotonya yang sedang dipeluk seorang gadis muda dari belakang, beredar. Foto itu tidak akan terlalu menyita perhatian, seandainya dua orang yang berpose di situ bukan siapa-siapa.
Namun, dua orang itu sangat ‘penting’. Sang pria, adalah miliuner muda berusia tiga puluh delapan. Dan sang gadis, adalah “Gadis Teh Botol” berusia dua puluh tiga. Keduanya berasal dari Indonesia.
Selain perbedaan usia yang jauh, lima belas tahun, yang menjadi buah bibir masyarakat adalah juga penampilan keduanya. Lily dengan kecantikan yang imut dan polos, tampak tidak serasi dengan Gandawasa yang kebapakan dan berwajah biasa-biasa saja. Bahkan penampilannya tidak menunjukkan bahwa pria itu seseorang yang teramat kaya raya.
Tentu saja, saat kemudian diketahui bahwa pria itu ternyata memiliki harta dengan nol yang berderet panjang, mulut semua orang melontarkan komentar pedas dan sinis. Bahwa yang membuat si "Gadis Teh Botol" bersedia bersanding dengannya adalah uang hijau yang memenuhi lemari besi sang miliuner.
Meskipun demikian, mereka berdua tidak menggubris segala pemberitaan negatif, dan pernikahan dilangsungkan setelah satu tahun mereka berkencan. Selama lebih dari enam tahun, pernikahan mereka baik-baik saja, mereka tampak rukun dan saling mendukung. Meskipun, hingga hari ini belum dikaruniai anak.
Sejak menikah, mereka justru lebih sering menjadi pemberitaan media massa. Karena meskipun bukan antara Prince Charming dan Cinderella, pernikahan mereka tetap dianggap sebagai ‘pernikahan dongeng’. Seorang ‘gadis biasa’ menikah dengan ‘pria super kaya’ tetap dongeng, bukan?
Namun, dongeng itu harus berakhir pagi itu. Kehidupan Gandawasa yang penuh kemegahan dan damai tiba-tiba berakhir, ketika dia ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di kamar tidurnya. Dan dinyatakan mati karena racun setelah sekitar sepuluh hari dirawat intensif di rumah sakit.
Pertanyaan dan keraguan tentu saja mulai merasuki benak para ‘penggemar’ mereka. Yang semula menganggap pernikahan dongeng, mulai bertanya-tanya.
Benarkah Lily menikahi Gandawasa karena cinta?
Apakah Lily bersedia menjadi istri Gandawasa bukan untuk harta?
Hidup Lily telah bergelimang kemewahan, bahkan bergaul dengan para profil elit di seluruh dunia. Apakah itu tidak cukup? Untuk apa masih harus membunuh suaminya?
Pasti ada orang ketiga! Motif pembunuhan, jika bukan untuk harta, pasti karena cinta.
Atau sebaliknya, Gandawasa yang berselingkuh. Lily tidak terima dan membunuhnya karena dendam.
Tapi… keduanya jauh dari pemberitaan negatif. Tidak pernah ada yang mengendus perselingkuhan.
Ah… itu kan hanya karena mereka sangat pandai menutupinya. Sebelum media mengendusnya, jejak harus dilenyapkan.
Dan masih banyak berbagai spekulasi lain yang menjadi pemberitaan media. Para penggemar mereka, tentu saja semakin membumbui dan memperluas gunjingan. Apalagi, pihak kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang peristiwa tragis ini.
Banyak yang menanti-nanti kemunculan ‘orang ketiga’ penyebab penghilangan nyawa ini. Tetapi hingga hari ini, sosok itu tidak pernah, atau belum, menunjukkan wajah.
Max selesai membaca profil Gandawasa yang dirangkum Andrea. Kurang lebih, ia telah mendapat gambaran tentang kepribadian sang miliuner. Di permukaan, sepertinya tidak ada yang bisa membuat orang-orang memendam dendam padanya.
Kepolisian San Francisco telah memulai penyelidikan resmi untuk mencari tahu penyebab kematian sang miliuner.
Max, yang berpangkat kapten, adalah kepala divisi Investasi Strategis San Francisco Police Department. Memiliki reputasi sebagai salah satu penyidik terbaik di kota, Max tidak hanya dikenal karena kecerdasannya dalam memecahkan kasus-kasus sulit, tetapi juga karena ketajamannya dalam melihat detail yang sering kali terlewat oleh orang lain.
Mengingat betapa korban adalah seorang tokoh penting, ia memutuskan turun sendiri untuk menangani kasus ini. Apalagi, sudah lama tidak ada kasus rumit, karena dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kejahatan yang termasuk dalam Investasi Strategis telah menurun banyak. Sehingga kematian sang miliuner adalah sebuah peristiwa besar.
Karena kurang bukti, setelah ditahan satu malam dan diinterogasi, Lily telah dilepaskan dan dijemput pulang oleh pengacaranya. Meskipun demikian, dia tidak diizinkan meninggalkan San Francisco sampai kasus ini menemukan titik terang.
Max merenung, membayangkan bagaimana tadi Lily menjawab dengan tenang, meskipun sesekali suaranya bergetar. Dari kesaksiannya, tidak ada yang mencurigakan.
Menurut apa yang dia katakan, Gandawasa tampak sehat sepanjang hari, berbincang dengan tamu-tamu di pesta yang diselenggarakan Presiden. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda keanehan, bahkan tidak tampak tidak nyaman atau merasa kesakitan.
Max tidak bicara, mengetuk-ngetuk bolpoin ke meja, satu tangannya diletakkan di dagu. Andrea sudah tahu kebiasaan atasannya, itu adalah tanda dia sedang berpikir keras. Nanti jika sudah mendapatkan sesuatu, biasanya Max akan mendiskusikan dengannya. Karena itu, ia meninggalkan Max sendirian, memberinya waktu untuk menelaah semua informasi.
Kematian Gandawasa Natadharma adalah misteri rumit yang harus dipecahkan. Max bertekad untuk menemukan kebenaran, tidak peduli seberapa dalam ia harus menyelam ke dalam kehidupan pribadi dan bisnis sang miliuner.
Satu hal yang ia tahu pasti, ini bukan hanya tentang kematian seorang miliuner. Ada rahasia besar yang tersembunyi di balik semua ini, dan ia tidak akan berhenti sampai semua terungkap.
Hati kecilnya mengatakan, kematian Gandawasa hanyalah hanyalah puncak gunung es, permulaan dari sebuah cerita panjang yang penuh dengan misteri, pengkhianatan, dan mungkin… kebenaran yang mengejutkan.
Masalahnya, dari permukaan, semua bukti hanya mengarah pada Lily. Hanya dia yang memiliki akses meracuni Gandawasa dalam jangka panjang.
tapi ini Lily loh Max, ntah bisa tertarik atw tak yaak, Gandawasa orang satu negara sama Lily.
kok Aku curiga Kenneth ada kerjasama sama Lily bwt membunuh Ganda yaak🤔 ntah ada motif apa. mungkin yaak. Kenneth orang Asia kan? sama-sama Asia sama Lily.
Aku tadi sempet lieur ini karya apa, ehh baca Napen nya ternyata cover Lily Gandawasa gantiii
Ganbatte kak Dela... next yaak
lanjut thor...
" Wanjiruu orang yang cerdas klo iya dia yang membunuh Gandawasa pantas wae gituu caranya juga unik, alon alon tapi pasti."
tapi ehh di paragraf ini kak Dela udah dibuka😁
next kak
next kak
lanjutkan kak, semangat.
terimakasih udah update.
next kak Dela
setelah kmaren ada kecurigaan Ganda tewas kna salah sasaran yg seharusnya bwt calon presiden itu, aku skrng curiga ke mungkin seseorang yg mencintai Lily?
ini racun efeknya perlahan kan yaak?
ahh ntahlah masih blom teraba. bisa jadi juga pelaku nya ada dirumah Ganda itu juga selain Lily.
next kak up lagi yaaak
tak salah nemu bacaan nih, keren juga sama kek Damar dan Qing Qing.
ditunggu next up nya kak Dela
Ganbatte...