NovelToon NovelToon
Istri Paviliun

Istri Paviliun

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dendam Kesumat / Pihak Ketiga
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rifat Nabilah

Raisa harus merasakan kehilangan kedua orang tuanya setelah kecelakaan yang dialaminya, dia ditemukan dalam keadaan luka-luka oleh seseorang yang dia anggap sang penolong.

Untuk membalas budi sang penolong itu, dia merelakan dirinya dijadikan istri agar mewujudkan kemauan ayah dari sang penolongnya mendapatkan keturunan laki-laki.

Pernikahan itu berlangsung begitu cepat, Raisa mendapatkan ruangan tersendiri untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari selama menjadi seorang istri. Sedangkan dia berpikir menjadi istri satu-satunya yang tidak lain ratu dalam kehidupan suaminya, ternyata tidak. Ternyata, Raisa tidak mendapatkan itu dari suaminya, bahkan dia dikurung layaknya tahanan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifat Nabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Kemurkaan Erik

"Ampun!"

Raisa memohon pada Erik yang semakin kencang menarik rambutnya. Pria itu tidak juga mau melepaskannya.

Ingin sekali melepaskan penutup kainnya dan melihat sorot mata Erik yang sekarang. Dengan dirinya yang selalu salah dimata Erik.

"Sekarang kamu bersihkan ruangan ini!" kata Erik memerintah Raisa, diberikannya sapu dan tempat sampah juga alat pel.

Raisa belum pernah menyentuh barang-barang semacam itu ketika masih menjadi anak semata wayang Deri Hartito. Selama ini dia menjadi anak yang manja dan bisa terpenuhi segala kebutuhannya.

"Erik, aku tidak pernah melakukannya."

Erik mendengar jika Raisa seperti keberatan dengan perintahnya. Lagi dan lagi Raisa tidak langsung menuruti kemauan Erik.

"Sekarang!" bentak Erik pada Raisa yang mengambil sapu di tangan Erik.

Sapu sudah disodorkan ke Raisa sebelumnya, hanya tempat sampah plastik dan alat pel yang belum terpegang, Erik juga sudah mengisi ember pel dengan air.

"Iya, Erik. Aku akan kerjakan sesuai kemauan kamu, tapi sulit kalau mata ini ditutup."

Raisa meminta agar Erik bisa mengerti penderitanya, melepaskan jeratan siksa dari tubuhnya. Setidaknya penutup sialannya dilepaskan.

"Kerjakan dan jangan banyak mengeluh!"

Ketika mau menambah siksaan pada Raisa, Erik mendapatkan pesan dari seseorang yang sangat penting sehingga dia harus keluar dari paviliun.

"Erik sudah pergi dari sini, aku harus cepat selesaikan pekerjaan ini, mungkin memang susah, tapi aku harus terbiasa."

Raisa menghafal setiap langkah ketika berjalan maju dan mundur, mengira-ngira di mana tempat yang sudah dibersihkan atau belum, cahaya masih bisa masuk karena jendelanya terbuat dari kaca, tetapi di sekeliling Paviliun sudah dibuatkan dinding agar tidak terlihat dari luar.

"Kanan sepuluh langkah, maju sekitar tujuh langkah sudah menabrak barang elektronik, sebaiknya aku lebih berhati-hati," ucap Raisa berusaha menjadi seperti yang Erik mau.

Dua puluh menit ketika Raisa membersihkan ruangan paviliun. Kakinya menginjak sesuatu yang dia rasa itu adalah sebuah foto.

"Benda apa ini?" tangan Raisa meraba dan mengambil apa yang ditemukan oleh kakinya.

"Sepertinya sebuah foto, tapi foto siapa yang ada di sini? Atau punya Erik yang tidak sengaja terjatuh?"

Baru Raisa mau menyimpannya, ternyata ada tangan yang merebut foto yang dipegangnya, tidak lain Erik sendiri.

"Kembalikan! Apa kamu mencurinya?" tuduhnya.

Erik sengaja kembali hanya untuk mencari foto yang dipegang Raisa, sebuah foto wanita yang selama ini ada di dompetnya, ternyata foto Elisa ketika pertama kali dijodohkan oleh ayahnya.

"Tidak, aku tidak mencurinya, foto itu aku temukan di lantai." jawab Raisa masih ketakutan saat di dekat suaminya.

Erik mengangkat satu alisnya melihat Raisa yang masih mencoba mengulik foto tersebut, "Jangan bohong!" bentak Erik.

"Aku tidak bohong Erik, aku jujur," balas Raisa.

"Sudah mencuri dan berbohong, sekarang kamu berani bilang dirimu orang yang jujur? Memuakkan!"

Emosinya kembali tersulut, seperti sudah habis kesabaran pria itu pada istrinya yang tidak memahami apa yang dia rasakan.

"M-maafkan aku, tapi ngomong-ngomong itu foto siapa Erik?" tanya Raisa masih berani pada suaminya.

"Jangan banyak tanya! Aku kesal setiap melihat wajahmu!" marahnya, tiba-tiba mendorong wanita itu sejauh mungkin darinya.

Erik sekuat mungkin menjauhkan dari Raisa yang sekarang kesakitan, apalagi lantai masih basah baru di pel, pekerjaan wanitanya tidak becus menurut Erik.

"Sakit!"

"Kenapa kamu tega seperti ini sama aku? Aku sudah coba menuruti kemauan kamu, berpikir kalau kamu akan berubah, sekarang aku ragu kalau kamu bisa berubah seperti ayahku." keluhnya masih berbaring di lantai.

Raisa membandingkan suaminya dengan ayahnya sendiri, ini membuat Erik naik darah. Erik geram ingin menyiksa istrinya lagi.

"Jangan bandingkan aku dengan ayahmu! Kamu pikir pantas aku disamakan dengannya yang licik? Tidak! Aku rasa kamu belum paham masalah aku dengannya, biar aku kasih tau kamu selama ini aku menderita gara-gara ayahmu yang merenggut harta kami, ayah meninggal, ibu juga meninggal meninggalkan aku sendirian di dunia, ibu terlalu memikirkan hartanya yang direbut, sedangkan aku harus bersama orang lain yang menganggap aku anak, dia memperlakukan aku sama seperti aku memperlakukan kamu sekarang, gelap, tidak ada ruang untuk diri sendiri. Selalu menuruti kemauannya, termasuk harus menikah denganmu." perjelas Erik pada Raisa tentang dendamnya pada Deri Hartito sejak dirinya masih sangat belia.

Raisa terisak, menangis mengingat ayahnya yang paling disayang harus disalahkan oleh suaminya sendiri, hampir isi otaknya menolak kalau ayahnya jahat. Selama ini Raisa selalu manja pada ayahnya yang melakukan banyak hal demi dirinya.

Tidak mungkin!

"Ayah tidak mungkin melakukan itu sama orang lain, aku tau ayah orang baik, kamu salah menilai ayahku."

Raisa masih berani mengatakan sesuatu yang membuat hati Erik sakit, bagi Erik. Deri Hartito sangat buruk, hidupnya seperti digariskan oleh Deri Hartito yang menurutnya jahat.

Diambilnya ember yang berisi air pel, dia menjatuhkan alat pel itu dan menyiramnya pada Raisa.

Byur.

"Rasakan!"

Erik berdiri melakukannya tanpa rasa bersalah, Raisa pasrah diperlakukan seperti sampah oleh Erik. Dia hanya bisa menangis sekarang.

"Kenapa kamu lakukan ini sama aku? Memang salahku apa sama kamu? Kesalahan ayahku dulu jangan kamu lampiaskan sama aku, tidak adil untuk aku."

Raisa merasa dirinya tidak bersalah, tidak tahu apa yang terjadi pada orang tuanya dulu.

"Enak kamu bilang begini! Kamu mau tau kesalahan kamu itu apa? Hah!" pria itu menendang bagian perut istrinya sangat kencang dengan sepatu kerjanya.

Buk!

Buk!

Buk!

Erik menjambak rambut Raisa lagi. Dia menarik dengan kekuatan tangan seorang pria.

"Sakit! Hiks!"

Raisa kesakitan, air matanya terus mengalir menerima penyiksaan dari Erik, niat baiknya berujung kenyataan jika Erik tidak akan menjadi orang yang baik.

"Salahmu itu adalah menjadi anak dari ayahmu! Maka kamu pantas menanggung segala penderitaan yang selama ini aku rasakan. Kamu pantas mati!"

Erik mendongakkan dagu Raisa, melihat betapa tersiksanya Raisa diperlakukan seperti ini.

"Berani kamu melawanku, akan aku gunakan seluruh kekuatan tangan ini untuk melenyapkan kamu sekarang juga. Wanita sialan!" dilepaskan tangannya dari Raisa, Erik segera pergi sebelum amarahnya meningkat jauh lebih tinggi.

Raisa masih di sana meratapi nasibnya yang semakin menyedihkan. Siang hari yang cerah tidak menggambarkan dirinya yang penuh penderitaan dan siksa. Seluruh tubuhnya sakit, bagian perutnya seperti remuk ditendang Erik. Wajahnya sudah hampir dipenuhi luka lebam.

"Ayah, aku mau ikut sama ayah ke atas sana," lirihnya beberapa detik sebelum memejamkan mata untuk menghilangkan bayang-bayang Erik dari pikirannya.

Sedangkan Erik melihat Raisa dari laptop di dalam rumah besarnya. Ternyata Erik mau tahu apa yang dilakukan wanitanya saat menerima siksa darinya.

"Dia tidur? Dasar bodoh!" pekik Erik berpikir akan melakukan sesuatu yang jauh lebih kejam untuk membuat Raisa tersiksa.

1
Ema Kharisma
Ceritanya menarik, jadi penasaran kelanjutannya..
Rifat Nabilah: terimakasih kasih kak sudah mampir, iya ditunggu kelanjutannya yah
total 1 replies
Deka Satu
nice karya
Rifat Nabilah: terimakasih kak
total 1 replies
Deka Satu
erik kamu jahat, i hate you bgt
Rifat Nabilah: iya kak sama benci juga sama erik, terlalu jahat, terimakasih sudah mampir ya kak
total 1 replies
Violeta Itzae Gonzalez O.
Mengguncang perasaan
Rifat Nabilah: awww makasih kak, baca terus yah biar terguncang terus
total 1 replies
Xu xu
Terimakasih telah membuatku terbawa suasana, lanjutkan karyamu thor! ❤️
Violeta Itzae Gonzalez O.
Aku terbuai oleh alur ceritanya yang sangat baik, hebat thor!
Rifat Nabilah: terimakasih kak telah terbuai, jangan lupa baca terus kelanjutannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!