NovelToon NovelToon
Warrior Odyssey

Warrior Odyssey

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Epik Petualangan / Fantasi Isekai
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tio Charisma

Vincent, seorang mantan tentara yang kehilangan salah satu kakinya dalam kecelakaan tragis, tersesat di dunia fantasi setelah terjebak dalam karakter video game favoritnya yang memiliki tubuh biomekanik.

Terpaksa menghadapi makhluk mitos dan tantangan baru, dia menggunakan keahlian tempur dan strateginya untuk bertahan hidup. Dengan bantuan teknologi biomekanik, Vincent mengumpulkan informasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman di dunia ini, sambil menemukan makna baru dalam hidupnya dan menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tio Charisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Atrocity of the Slave Hunter

Vincent dan Elion terus menapaki jalan mereka menuju desa elf, tetapi ketika mereka hampir mencapai tujuan, mata mekanik Vincent menangkap pergerakan di kejauhan. Saat mereka mendekat, pemandangan yang menyeramkan menjelma di hadapan mereka: desa elf yang mereka tuju telah hancur, terbakar habis. Mayat-mayat tergeletak di tanah, menyiratkan kehancuran yang mengerikan.

Namun, kekejaman belum berakhir. Beberapa pemburu budak yang masih hidup berkeliaran di desa itu, menikmati "hiburan" mereka dengan para wanita elf yang mereka tangkap. Elion dan Vincent merasa terpukul melihat pemandangan itu, dan api kemarahan berkobar di dalam hati mereka.

Dalam kegelapan yang menyelimuti reruntuhan desa elf yang hancur, Vincent terpaku dengan mata kosong, terpana oleh pemandangan yang mengerikan di hadapannya. Desa yang dulunya penuh kehidupan kini menjadi medan pertempuran yang sunyi, dengan mayat-mayat yang berserakan di sekelilingnya.

Namun, pemandangan itu tidak hanya memicu rasa teror dan kemarahan dalam dirinya. Mimpi buruk yang selalu menghantuinya kembali menghampiri, membawanya kembali ke malam yang gelap dan berbahaya di medan perang.

Di bawah cahaya rembulan yang redup, dia dan rekan-rekannya bergerak dalam misi berbahaya di wilayah musuh. Namun, keheningan malam tiba-tiba terguncang oleh ledakan, mengungkapkan helikopter tempur musuh yang mengintai di langit.

Dalam kekacauan pertempuran, Vincent merasakan rasa sakit menusuk di kakinya saat dia melihat luka parah yang dideritanya. Teman-temannya tergeletak di medan perang, dan rasa putus asa yang menghantui setiap langkahnya. Semua itu membentuk beban yang terlalu berat untuk ditanggungnya lagi.

Namun, di tengah kegelapan dan kehancuran, Vincent menemukan kekuatan baru. Dengan gerakan halus, dia mengeluarkan CheyTac M200 dari fitur inventarisnya, siap membela wanita elf yang terluka dan membalas dendam atas kekejaman yang terjadi di desa ini.

Dalam keadaan "Hyper Focus", Vincent menarik pelatuk sniper-nya dengan keteguhan yang mencerminkan kepastian dalam matanya yang terfokus.

Bang!

Dengungan letusan senjata memecah keheningan malam, dan kepala pemburu budak yang kejam pecah berkeping-keping, mengakhiri kekejaman yang terjadi di sana.

Dalam hening malam yang menyelimuti reruntuhan desa, Vincent mengamati dengan tenang para pemburu budak yang berkeliaran di kejauhan. Mata mekaniknya menangkap gerakan sembilan sosok yang tersisa, dan dengan ketajaman yang tak tertandingi, dia membidik setiap target dengan presisi yang mematikan.

Thud! Bang! Ka-chunk!

Suara letusan senjata memecah keheningan malam, menyebarkan kepanikan di antara para pemburu budak. Setiap tembakan menjadi tanda kematian yang tak terhindarkan bagi mereka.

Dengan setiap kali menarik pelatuk sniper-nya, Vincent membawa maut kepada para penjahat itu, satu per satu. Kilatan cahaya dari ledakan senjata menciptakan bayangan yang menyeramkan di tengah kegelapan, sementara mata kosongnya menerawang ke dalam kegelapan malam, tumpang tindih dengan kilas balik tragis dari masa lalunya.

Thud! Bang! Ka-chunk!

Setiap tembakan memotong udara, menciptakan tanda bintang yang menakutkan di langit gelap. Para pemburu budak bergerak panik, mencoba mencari tempat perlindungan yang aman, tetapi tiada tempat yang bisa menghindari ketepatan Vincent.

Dengan setiap serangkaian letusan senjata, keheningan malam semakin terganggu oleh jeritan kepanikan dan suara langkah-langkah yang terburu-buru. Namun, tak ada belas kasihan bagi mereka yang telah melakukan kekejaman di desa itu.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Vincent untuk menghabisi para pemburu budak. Dan saat Elion melihat pemburu budak yang terakhir mati, dia segera berlari ke desanya, ke para wanita yang masih hidup.

Sementara itu, Vincent masih diam di tempatnya, mencoba menghilangkan bayangan masa lalunya. Dia merasakan beban emosional yang berat, tetapi juga merasa lega karena telah menghukum para pelaku kejahatan itu. Dalam keheningan malam yang kembali menyelimuti desa yang hancur, Vincent menenangkan dirinya dan mempersiapkan diri untuk langkah selanjutnya.

.

...***...

.

Setelah membunuh para pemburu budak dan memastikan keamanan sementara di desa elf, Vincent dan Elion segera bergegas untuk mengevakuasi para elf yang selamat dari kehancuran tersebut.

Di antara reruntuhan dan mayat-mayat yang berserakan, mereka berhasil menemukan beberapa elf yang masih hidup, meskipun dalam kondisi terluka dan shock. Bersama-sama, mereka membantu para elf tersebut keluar dari bahaya dan membawa mereka ke tempat yang lebih aman.

Namun, di tengah-tengah kekacauan itu, Elion menemukan sesuatu yang mengejutkan: kepala desa, yang diperkirakan telah tewas, ternyata masih hidup meskipun dalam keadaan terluka parah. Tatapan Elion bergejolak antara kegembiraan karena menemukan ayahnya dalam keadaan hidup dan ketakutan akan nasibnya yang tidak menentu.

"Ayah!" seru Elion, suaranya tercekat oleh kejutan dan kelegaan.

"Kita harus menyelamatkannya," ujar Vincent, matanya yang mekanik bersinar tajam.

Namun, sebelum mereka bisa melakukan sesuatu, suara retakan besar bergema di udara, dan tumpukan puing-puing runtuh menimpa rumah yang hancur. Teriakan hancur putus dari Elion terdengar di tengah hening, dan wajahnya terpaku oleh ketakutan.

Vincent meraih tangan Elion, mencoba menenangkan kecemasannya. "Kita harus cepat," katanya dengan suara tegas, meskipun hatinya juga dipenuhi dengan kegelisahan.

Tapi ketika mereka mendekati tempat puing-puing runtuh, harapan terkubur bersama-sama dengan kepala desa yang terperangkap di bawah beban puing-puing itu. Dengan tatapan kosong, Elion berlutut di samping puing-puing yang menumpuk, hatinya hancur oleh kehilangan yang mendalam.

Vincent merenung sejenak, kekecewaan menyelimuti dirinya, tapi dia tahu mereka tidak punya waktu untuk berduka. "Kita harus lanjut," ucapnya dengan suara rendah, lalu menarik Elion untuk menjauh untuk melanjutkan menyelamatkan elf lain yang masih bisa di selamatkan.

Namun Elion meronta, ingin sekali menyelamatkan ayahnya yang terjebak di bawah puing-puing yang runtuh. Tangisnya pecah, menciptakan helaan napas yang putus asa di tengah keheningan yang menyelimuti reruntuhan.

Vincent, yang melihat keputusasaan Elion, merasakan kepedihan yang mendalam di dalam hatinya. Namun, dia tahu bahwa saat ini, ketenangan dan keberanian yang diperlukan.

Dengan tegas, Vincent menarik Elion dan menamparnya dengan keras. "Tenangkan dirimu!" serunya, suaranya penuh dengan otoritas yang tak terbantahkan. "Apa kamu ingin mati?!"

Elion terdiam, matanya berkaca-kaca oleh air mata yang terus mengalir. Dia merasakan kekuatan Vincent yang menahannya, tapi hatinya masih dipenuhi dengan keputusasaan.

Vincent melanjutkan, suaranya terdengar keras di tengah keheningan. "Ini bukan saatnya untuk kehilangan kendali. Kita harus tetap fokus pada tujuan kita: menyelamatkan mereka yang masih bisa diselamatkan."

Meskipun kata-kata Vincent terdengar keras dan tajam, dalam hatinya, dia juga terluka. Trauma dari misi terakhirnya masih terus menghantuinya, dan dia tahu betapa sulitnya untuk melupakan ketidakberdayaan saat melihat kematian di medan perang.

Namun, dia tahu bahwa dia harus tetap kuat untuk Elion dan untuk mereka yang masih hidup. Dengan hati yang berat, dia menarik Elion lebih dekat ke arahnya dan menatapnya dengan penuh empati. "Kita akan melalui ini bersama-sama," ujarnya dengan suara yang tenang namun penuh dengan tekad yang kuat.

1
Sampah Satu
semangaat
Tio Charisma: Makasih dukungannya! /Smile/
total 1 replies
Sampah Satu
lanjutkan
Sampah Satu
good
Sampah Satu
bagus
Tio Charisma
/Smile/
➳βC᭄☠Agatha➳☠ᴍ֟፝ᴀғɪᴀ
jangan lupa mampir kembali ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!