NovelToon NovelToon
Buried Love

Buried Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cerai
Popularitas:5.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: NuKha

Susah payah Bellinda Baldwig mengubur cintanya pada mantan suami yang sudah menceraikan enam tahun silam. Di saat ia benar-benar sudah hidup tenang, pria itu justru muncul lagi dalam hidupnya.

Arsen Alka, berusaha mendekati mantan istri lagi saat mengetahui ada seorang anak yang mirip dengannya. Padahal, dahulu dirinya yang menyia-nyiakan wanita itu dan mengakhiri semuanya karena tidak bisa menumbuhkan cinta dalam hatinya.

Haruskah mereka kembali menjalin kisah? Atau justru lebih baik tetap berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5

Bellinda baru saja sampai gedung apartemen tempat ia tinggal. Tentu bersama sang buah hati tercinta, Colvert, yang berada di dalam gandengan tangan. Mereka hanya berdua karena ia menjemput sendiri putranya saat pulang sekolah. Tidak mau banyak merepotkan Steven, pasti punya kesibukan lain juga. Toh ia sudah biasa melakukan semuanya sendiri.

“Mommy, di kulkas ada cokelat?” tanya Colvert seraya menggerakkan tangan orang tuanya.

“Em ... sepertinya habis. Nanti dicek dulu, ya.” Bellinda mengusap puncak kepala sang putra. Colvert suka sekali dengan yang manis-manis, sama seperti dirinya.

“Oke, Mommy ....” Colvert pun menarik tangan Bellinda supaya lekas keluar lift saat pintu telah terbuka. Begitu tak sabaran mau segera makan cokelat.

“Jangan buru-buru, Sayang. Tidak ada yang mengejar kita juga.” Bellinda sedikit menahan tarikan sang anak supaya lebih pelan. “Jalan saja.”

“Ya, Mommy.” Kaki bocah mungil itu pun menurut perintah.

Melewati lorong dengan lampu yang terang, suasana di apartemen itu memang menenangkan dan tidak menakutkan. Penghuni di tiap unit juga baik, tak ada yang menyebalkan. Apa lagi tetangganya. Bukan Steven, kalau pria itu justru Bellinda menjadi kurang nyaman karena tak enak saja jika anaknya akan merepotkan. Namun yang satunya.

Nah ... itu dia orangnya, terlihat baru keluar dari balik pintu. Tapi, membuat kening Bellinda mengernyit karena menarik dua koper besar.

“Aunty Merry mau ke mana?” tanya Colvert.

Ya, itu nama tetangga yang dimaksud. Bellinda berteman dengan Merry sejak pindah ke Amsterdam dan Colvert juga terkadang senang bermain bersama.

“Pindah, Sayang.” Merry mengulas senyum pada si kecil.

Meski Colvert tak beruntung karena besar tanpa Daddy, tapi ia banyak yang menyayangi. “Kenapa tidak di sini saja? Nanti yang mengajari aku buat cake siapa?”

Merry merendahkan tubuh hingga sejajar dengan Colvert. Mengusap pipi menggemaskan di hadapannya. “Aunty hanya pindah lantai saja, di bawah sini. Jadi, kau masih bisa bermain.”

“Oh ... tidak jauh. Oke, Aunty, hari ini aku akan main ke tempat baru.” Colvert tersenyum menunjukkan rentetan gigi putih karena rajin sikat gigi.

“Nomor dua lima tiga, ya ... diingat.” Merry kembali berdiri dan mendapati sorot penuh bingung dari Bellinda.

“Kenapa kau pindah lantai, apa tidak nyaman di sini?” tanya Bellinda.

“Nyaman. Tapi, tadi ada orang yang menawar mau membeli apartemenku dengan harga tiga kali lipat. Lumayan, bukan? Jadi, ku berikan saja, ada kesempatan emas di depan mata.”

Bellinda mengangguk paham. “Sepertinya orang itu terlalu kaya sampai bingung mau menghabiskan uang.”

Perbincangan itu terjeda sebentar oleh Colvert. “Aku masuk dulu, ya? Mommy kalau mau mengobrol di sini tak apa.” Ia melepaskan genggaman tangan dan berlari menuju pintu tempat tinggalnya.

Barulah Merry menanggapi setelah bocah itu pergi. “Iya. Tadi saja langsung memberikan aku cek dan meminta untuk segera keluar hari ini juga.” Ia menepuk pundak Bellinda. “Orangnya tampan, sayangnya sedikit arogan. Sombongnya bukan main, kalau bicara ketus sekali.”

“Sepertinya tidak akan cocok denganku.” Bellinda sangat menghindari orang dengan kepribadian seperti yang Merry sebutkan. Sebab, membuatnya teringat dengan Arsen—mantan suami.

“Kalau begitu, tidak perlu berkenalan dengannya, jauhi saja. Sepertinya, dia sedang perjalanan ke sini karena mau langsung pindah.” Merry kembali menggenggam koper. “Aku pergi dulu, kau bisa bermain ke tempatku. Semoga tetangga baru tidak mengganggu atau membuatmu kesal.”

...........

Colvert merasa bosan di dalam apartemen terus. Biasanya, kalau sedang seperti itu, pasti memilih untuk bermain dengan Aunty Merry. Jadi, dia mencari sang Mommy yang sedang mandi untuk berpamitan.

“Mommy ....” Colvert menggedor pintu kamar mandi dengan keras.

Membuat Bellinda mematikan shower. “Ya, Sayang?” Suara itu sedikit berteriak.

“Aku mau ke tempat baru Aunty Merry.”

“Ya, nanti Mommy susul setelah selesai.”

“Oke.”

Colvert pun pergi seorang diri. Dia berani karena biasa berkeliaran di dalam gedung apartemen, sendirian, dan tidak pernah terjadi apa pun. Jadi, keluar dari pintu pun merasa aman.

Dua bola mata bocah kecil itu bisa melihat ada seorang pria berkemeja dengan dua kancing atas terbuka, tengah berjalan ke arahnya. Dia justru mematung saat orang itu mengulas senyum padanya.

“Hi,” sapa si penghuni baru. “Aku tinggal di sini dan akan menjadi tetanggamu,” beritahunya saat berhenti tepat di depan bocah itu.

Awalnya Colvert takut, tapi karena terasa ramah, jadilah balas disapa. “Halo, Uncle.”

Arsen, tetangga baru itu adalah Daddy Colvert. Dia langsung merubah wajah tak suka ketika dipanggil uncle oleh anak sendiri. Tubuhnya pun berangsur jongkok dan memegang lengan bocah itu. “Siapa namamu?”

“Colvert, Uncle.” Dia masih tidak takut karena belum melihat keanehan dari tetangga baru.

“Oke, Colvert, jangan panggil aku uncle, tapi Daddy.” Arsen meminta dengan kalimat terakhir sengaja ditekan dan dua sorot mata menatap tegas putranya.

Colvert mundur satu langkah, merasa sedikit takut. “Maaf, Uncle, aku sudah punya daddy,” tolaknya.

Arsen mengulas senyum. “Iya, aku daddymu.”

Kepala Colvert menggeleng sembari berjalan mundur supaya menjauh. “Daddyku namanya Steven.”

“What?” pekik Arsen dengan dua mata membulat. Bisa-bisanya Bellinda tidak mengenalkan orang tua asli pada anak sendiri. “Steven bukan daddymu, tapi aku.” Tangannya menepuk dada sendiri.

Colvert justru semakin takut, tetangganya sangat aneh. Baru juga pindah, sudah mengaku menjadi daddynya. Kaki yang tak seberapa panjang itu pun langsung berlari untuk kabur, seraya berteriak, “Mommy ... tetangga baru kita gila ....”

1
siskarina alma'mun
bagus karyamu...aku penggemar👍👍👍
siskarina alma'mun
bab yg membuatku terhik hiks sedih tp seneng😓😓😭😭😭😭🤗🤗🤗😍😍😍🎂🎂👨‍👩‍👦
siskarina alma'mun
setuju bgt god job arsen junior😉😉😉😊😊
siskarina alma'mun
penasaran sm arsen mengejar cinta jandanya arsen🤗🤗🤗penggemar setia nukha😍😍😍
Tianar Marbun
alur cerita mbak nuka sll ok👍😄
Safa Almira
haha
Safa Almira
yey
Ersih Ersih
bagus
Inayah Inayah
cerita piere dong kak
instagram: heynukha: Di sebelah ya kak, bakal aku jadiin satu sama cerita Unexpected Incident di pijo
total 1 replies
Wulan Unet
aku nangis. tp juga ketawa beberapa saat krn bpk anak ini begadoh lg ahaha
Su.izMila_s
Luar biasa
Rochaya
mksih thor ceritany bgus bgt rasany g pngn tamat hehehe
Rochaya
Lumayan
Rochaya
Kecewa
Rochaya
mudh mdhn arsen cepat dekat lg sm ankny
Rochaya
akhirny Ketemu jg cerita arsen sm belinda smoga endingny baik belinda dan arsen jd kluarga yg bahagia
@bimaraZ
harusnya kamu yg mencoba mencintai mommynya...malah bersandiwara,duhh dasar si arsen gak nyadar2...
@bimaraZ
nah kan ini yg jadi bocah siapa?
@bimaraZ
senengnya lihat nasib arsen dicuekin anaknya😃😃
Ida Zuhniar
suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!