Luo Feng, Tuan Muda dari keluarga kaya-raya mati setelah mobil yang dia kemudikan mengalami kecelakaan di lintasan kereta api.
Saat mengira dirinya akan pergi ke alam selanjutnya setelah mengalami kematian, Luo Feng justru membuka mata di tempat asing dengan pemandangan bola cahaya tepat berada di hadapannya, dengan tubuh sedikitpun tak bisa di gerakan.
“Kematianmu adalah takdir yang aku ciptakan di kehidupanmu, tapi kematianmu bukanlah akhir dari segalanya. Aku memberimu kesempatan hidup sekali lagi di tempat baru, dan kamu aku berkati dengan setengah dari kekuatanku.”
Mendengar suara dari bola cahaya di hadapannya, Luo Feng hanya bisa mengerutkan kening kebingungan dengan apa yang dia dengar.
“Ingat, di Alam Semesta yang akan kamu tempati, Dewa hanyalah sebutan untuk manusia yang telah menapaki jalan setengah abadi. Akan tetapi, dengan memiliki setengah dari kekuatanku, kamu akan menjadi Dewa yang sesungguhnya, yang tak akan pernah mati sekalipun tubuhmu berubah menjadi abu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Klan Shui
Luo Feng berada di kamar yang akan dia tempati selama berada di kediaman Patriak Shui Zen. Sebelumnya, begitu selesai makan malam Shui Cen mengantarkan Luo Feng ke kamarnya yang ternyata bersebelahan dengan kamar pria itu. Kamar yang seharusnya diperuntukkan murid Patriak Shui Zen, kini justru ditempati seseorang yang bukan murid sang Patriak.
Namun, Luo Feng tidak ambil pusing masalah kamar dan kembali dia memfokuskan kesadaran ke cincin ruang miliknya.
Masih banyak yang ingin dia ketahui tentang apa saja yang ada di dalam cincin ruang miliknya, oleh karena itu begitu menutup rapat pintu kamar, Luo Feng bergegas duduk bersila dan konsentrasi memasu cincin ruang miliknya.
Setelah satu tarikan napas panjang, Luo Feng kembali mendapati dirinya sudah berada di dalam cincin ruang miliknya.
Yang berada di dalam cincin ruang bukanlah sosok Luo Feng yang sesungguhnya, melainkan hanya kesadarannya. Untuk tubuh tanpa kesadaran milik Luo Feng, tubuhnya masih berada di kamar, duduk bersila di atas tempat tidur.
Kembali berada di dalam cincin ruang, Luo Feng mencari tahu apa saja yang berada di dalam cincin ruang miliknya selain semua yang pernah dia lihat.
Terus berjalan berkeliling, Luo Feng mendapati luas ruang cincin ruang miliknya sangat luas, bahkan ada tempat untuk berlatih tak jauh dari tempat yang dipenuhi barang berharga. Melihat keberadaan tempat untuk berlatih, Luo Feng berencana melatih beberapa jurus di tempat itu.
“Setidaknya aku ingin melatih beberapa jurus sebelum malam ini berlalu.” Segera Luo Feng pergi ke rak yang berisikan kitan, lalu setelah beberapa waktu memilih dia berencana mempelajari dua jurus tingkat Langit.
Sebenarnya dia bisa saja mempelajari jurus tingkat Dewa, tingkat Kuno, maupun tingkat Ilahi, tapi karena tidak ingin terlalu menggemparkan Pulau Kecil Bai Dao dengan jurus-jurus nya, Luo Feng memilih mempelajari jurus tingkat Langit, meski pada kenyataannya jurus itu akan tetap menggemparkan Pulau Kecil Bai Dao.
“Jurus perisai langit, dan jurus pedang membelah langit. Jurus pertahanan dan jurus menyerang, aku rasa dengan mempelajari kedua jurus ini sudah cukup untuk mempertahankan hidupku di dunia ini.”
...----------------...
Setelah beberapa waktu berlalu.
Jurus Perisai Langit yang memiliki tiga tingkatan dengan mudah dapat dipelajari Luo Feng. Tingkat pertama jurus Perisai Langit dapat melindungi tubuh Luo Feng dari serangan fisik. Tingkat kedua dapat melindungi tubuh Luo Feng dari berbagai jenis senjata, baik senjata biasa maupun senjata spiritual.
Sedangkan untuk tingkat ketiga jurus Perisai Langit, dengan menguasai tingkat ketiga jurus Perisai Langit, Luo Feng dapat bertahan dari serangan Jiwa, meski saat serangan jiwa dilakukan dia sedang dalam keadaan terlelap.
Sementara itu untuk jurus Pedang Membelah Langit, Luo Feng baru saja menyempurnakan jurusnya, dan sekarang dia bisa menggunakan jurus Pedang Membelah Langit sampai tahap sempurna. Menguasai jurus sampai tahap sempurna, Luo Feng dapat mengirim ribuan tebasan pedang ke arah musuhnya saat dia menggunakan jurus Pedang Membelah Langit.
Masih berada di dalam cincin ruang miliknya, Luo Feng saat ini sedang mempelajari jurus tingkat Hitam, yaitu jurus Langkah Bayangan. Dengan jurus Langkah Bayangan, dia dapat bergerak ribuan kali lebih cepat dibandingkan saat dia berlari tanpa jurus Langkah Bayangan.
Tanpa jurus Langkah Bayangan, Luo Feng dapat berlari setara kecepatan suara, jika ditambahkan jurus Langkah Bayangan, mungkin dia akan sama cepatnya dengan kecepatan cahaya.
“Saudara Feng, apa kamu sudah bangun?” Shui Cen memanggil Luo Feng dari luar kamar. Sedangkan sosok yang di panggil, dia baru saja membuka mata setelah selesai mempelajari jurus Langkah Bayangan.
Begitu selesai mempelajari jurus Langkah Bayangan, Luo Feng bergegas kembali ke kamarnya karena merasa hari sudah pagi. Begitu kesadarannya kembali bersamaan dengan terdengar nya suara Shui Cen memanggil namanya, Luo Feng segera membuka pintu kamarnya.
Sementara itu, Shui Cen yang melihat penampilan Luo Feng begitu pintu terbuka. Dia merasa penampilan Luo Feng kali ini berbeda dengan sebelumnya.
Bukan wajah atau penampilan yang berubah, tapi saat ini Luo Feng memegang pedang berwarna putih di tangan kirinya, yang membuat penampilannya semakin sempurna.
‘Sial, bagaimana bisa aku terpesona dengan pesona pria lain? Tapi pesona saudara Feng memang tidak masuk akal, dia adalah pria paling mempesona yang pernah aku lihat.’
Setelah hanya berani bicara dalam hati, Shui Cen membawa Luo Feng pergi ke halaman utama Klan Shui karena hari ini akan diadakan pemilihan perwakilan yang akan mewakili Klan Shui dalam ajang kompetisi generasi muda Pulau Kecil Bai Dao.
“Saudara Feng, apa saudara tidak tertarik mengikuti kompetisi generasi muda Pulau Kecil Bai Dao?” Shui Cen bertanya pada Luo Feng saat mereka berjalan menuju halaman utama Klan Shui.
“Saudara Cen, aku bahkan tidak tahu apa itu kompetisi generasi muda Pulau Kecil Bai Dao. Jadi, bagaimana mungkin aku bisa tertarik untuk mengikutinya?” Luo Feng bertanya sambil terus melangkahkan kaki, mengikuti langkah kaki Shui Cen.
Shui Cen menggaruk kepalanya yang tidak gatal setelah mendengar pertanyaan Luo Feng. Dia belum menjelaskan apa itu kompetisi generasi muda Pulau Kecil Bai Dao pada Luo Feng, tapi sudah bertanya apa seorang Luo Feng tertarik mengikutinya.
Sadar dengan kesalahannya, Shui Cen segera menceritakan pada Luo Feng apa itu kompetisi generasi muda Pulau Kecil Bai Dao.
“Kompetisi generasi muda Pulau Kecil Bai Dao adalah kompetisi yang diadakan setiap lima tahun sekali, dan kompetisi ini dilakukan untuk mengukur kekuatan serta menentukan peringkat Klan yang ada di Pulau Kecil Bai Dao.”
“Siapapun Klan yang menjadi pemenang kompetisi, dia akan mendapatkan banyak keuntungan seperti sumberdaya langka, serta dapat menggunakan kolam sumsum Dewa selama lima tahu kedepan.”
“Sebaliknya, Klan yang menempati urutan terakhir harus menyerahkan sebagian wilayah pada pemenang kompetisi, dan selama seratus tahun terakhir Klan Shui selalu berada di urutan terakhir yang membuat wilayah Klan semakin memgecil.”
“Klan Huo adalah yang terkuat di Pulau Kecil Bai Dao, dan mereka adalah pemenang bertahan selama dua ratus tahun terakhir.” Shui Cen menuntaskan jawabannya sembari menggertakkan gigi marah karena dikompetisi terakhir dirinya kalah hanya dalam satu kali serangan saat berhadapan dengan perwakilan Klan Huo.
Keanehan sendiri dirasakan oleh seluruh perwakilan Klan Shui yang sejak seratus tahun terakhir selalu bertemu dengan perwakilan Klan Huo di putaran pertama, pertemuan mereka seolah sudah ada yang merencanakannya.
“Saudara Cen, aku memang tidak tertarik mengikuti kompetisi generasi muda Pulau Kecil Bai Dao, tapi aku punya cara untuk membuat perwakilan Klan Shui memenangkan kompetisi.” Luo Feng terlihat sangat percaya diri.
Mendengar apa yang diucapkan Luo Feng, Shui Cen segera mengarahkan pandangan ke arah wajah Luo Feng, dan dia melihat ekspresi wajah yang begitu percaya diri.
“Saudara Cen, saat pertama kali membuka mata di tengah hutan, pikiranku saat itu kacau dan ingatanku terasa buram. Namun, setelah berhasil memenangkan pikiranku, aku berhasil mengingat banyak hal, termasuk mengingat sesuatu yang dapat membuat perwakilan Klan Shui memenangkan kompetisi, sekalipun sedari awal sudah dipertemukan dengan Klan Huo.”
Di cincin ruang miliknya terdapat banyak sumberdaya berharga yang dapat meningkatkan ranah kultivasi dengan cepat. Selain itu juga banyak kitab jurus yang dapat meningkatkan kekuatan, dan terakhir ada berbagai jenis senjata yang tentu berguna untuk para kultivator.
Disaat Luo Feng sudah memiliki banyak cara untuk membuat perwakilan Klan Shui memenangkan kompetisi, Shui Cen masih saja bingung dengan apa yang akan dilakukan Luo Feng, supaya perwakilan Klan Shui dapat memenangkan kompetisi.
Masih dalam keadaan bingung, Shui Cen sampai di halaman utama yang sudah ramai dipenuhi murid Klan Shui. Mempersilahkan Luo Feng duduk di sebelahnya, Shui Cen segera duduk di tempatnya, di dekat Shui Yin dan tiga orang lain yang sudah terpilih sebagai perwakilan Klan Shui.
Dikarenakan setiap Klan bisa mengirimkan sepuluh perwakilan, saat ini di halaman utama Klan Shui sedang dilakukan pemilihan lima murid yang akan mengisi lima tempat tersisa, untuk menjadi perwakilan Klan Shui.
Luo Feng dan Shui Cen datang saat pertarungan sengit sedang berlangsung di atas arena, yang sengaja dibuat di tengah-tengah halaman utama Klan Shui.
Datang di tengah pertarungan sengit, tak ada yang memperhatikan keberadaan Luo Feng kecuali Patriak Shui Zen yang sedari tadi sudah menunggu kedatangannya. Bahkan dia secara pribadi menyiapkan tempat duduk yang saat ini ditempati Luo Feng.
Melihat jalannya pertarungan, Luo Feng yang sudah mempelajari aura seseorang untuk melihat ranah kultivasi nya, tak sulit baginya melihat ranah kultivasi dua murid Klan Shui yang sedang bertarung. ‘Ranah Earth Spiritual tingkat 1 dan tingkat 2, mereka jauh lebih lemah dari saudara Cen dan empat orang lainnya.’
Selain mengetahui kekuatan dua murid Klan Shui yang sedang bertarung, Luo Feng juga melihat kekuatan murid lain yang tak jauh berbeda dari mereka. Meski ada beberapa murid yang kekuatannya berada di tingkat 3 ranah Earth Spiritual, tetapi bagi Luo Feng mereka terlalu lemah untuk menjadi perwakilan Klan Shui.
‘Pertama-tama aku harus meningkatkan kekuatan mereka yang menjadi perwakilan Klan Shui, baru setelahnya aku memikirkan jurus serta senjata yang tepat untuk mereka.’ Luo Feng sudah memikirkan apa yang akan dia lakukan, dan sekarang dia kembali fokus menyaksikan jalannya pertarungan.
...----------------...
Bersambung.
cocok buat tmen ngopi & rokok an..
ok lanjouuttss....
syapa tempe karya"nya layak ditongkrongin..
ok gasss....
yg seharusnya, sekali ayunkan tangan semuanta musnah