Maura Geraldin, wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter kandungan, akhirnya menerima lamaran dari sang kekasih yang baru di kenalnya selama 6 bulan, yaitu Panji Kristian anak terakhir dari keluarga Abraham yaitu pemilik perusahaan batu bara.
Namun tidak menyangka Panji, Laki-laki yang di cintai Maura ternyata mempunyai wanita lain di belakang Maura, padahal mereka berdua sudah bertunangan, akan kah Maura membatalkan pertunangannya, atau malah mempertahankan hubungan mereka.
Jika kalian penasaran simak terus yukk perjalanan mereka.. jangan kasih kendor.. Dan jangan lupa untuk like nya juga.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
Hari ini adalah hari minggu, hari ini Tasya dan Agnes sedang libur bekerja, secara mereka berdua bekerja di sebuah perusahaan yang sama. Mala yang bekerja di sebuah hotel pun setiap minggu masuk bekerja namun hanya setengah hari saja, beda halnya dengan Maura, jam terbangnya begitu sangat tinggi, hampir tidak pernah libur.
Tasya, Mala, dan Agnes pun sudah berkumpul di sebuah Cafe, mereka sengaja membuat janji untuk mencari tahu ada apa dengan Panji dan nyonya Geraldine, apa benar mereka berdua mempunyai hubungan di belakang Maura.
"Kita akan mulai dari mana nih penyelidikannya?." tanya Tasya menatap ke arah Mala dan Agnes.
Mala dan Agnes yang mendengar ucapan Tasya seketika terdiam sejenak."Bagaimana kalau kita ke rumah Panji dulu." ucap Agnes.
"Jangan.. buat apa kita ke rumah Panji? ini adalah hari minggu, pasti Panji libur kuliah, bagaimana kalau kita ke klinik kecantikan tante Geraldine saja." Mala yang merasa lebih baik memantau nyonya Geraldine di bandingkan Panji.
"Iya ya.. ya udah kita langsung berangkat yok, nanti ke buru sore." Tasya yang begitu semangat dengan penyelidikan hari ini.
Mereka ber tiga pun memutuskan untuk menggunakan mobil Tasya, mobil sudah melaju meninggalkan cafe menunju ke tempat klinik nyonya Geraldine. Di dalam mobil Tasya fokus mengemudikan mobilnya sedangkan Mala duduk di sampingnya, dan Agnes duduk di kursi belakang. Mobil melaju cukup kencang melewati jalan yang tidak terlalu rame di siang hari.
"Kita kaya detektif gak sih, mencoba menguak rahasia orang." ucap Tasya memecah keheningan di dalam mobil.
"Kita harus cepat mencari bukti, agar Maura cepat tahu, dia tidak boleh menikah jika benar Panji bukanlah laki-laki yang baik." sahut Mala.
"Iya benar, kita harus bekerja keras untuk menguak kebohongan Panji."Agnes yang juga sependapat dengan teman-teman nya.
Klinik tempat nyonya Geraldine cukup jauh, sekitar 1 jaman, mobil terus melaju, hingga akhirnya mereka ber tiga pun sudah tiba di tempat tujuan. Di dalan mobil mereka berdua melihat klinik tampak sepi, mungkin karena sudah mau tutup.
"Apakah tante Geraldine sudah pulang?." tanya Tasya yang begitu tajam menatap ke arah klinik kecantikan milik nyonya Geraldine tersebut.
Mobil yang mereka tumpangi cukup jauh dari jarak klinik, karena mereka tidak mau, nyonya Geraldine melihat kehadiran mereka di klinik nya. Namun saat mereka masih memantau sekitar klinik tiba-tiba ada mobil mewah berwarna hitam baru datang ke klinik itu.
"Itu mobil siapa?." tanya Tasya lagi.
Mala dan Agnes yang mendengar ucapan Tasya pun langsung menatap ke arah mobil yang sudah ter parkir di depan Klinik. Tidak lama keluarlah wanita cantik berambut panjang berwarna pirang menggunakan pakaian yang cukup terbuka memperlihatkan dada penuhnya dan paha mulusnya.
"Bukankah itu tante Geraldine?." tanya Mala.
"Iya.. habis dari mana dia, dan dia naik mobil siapa, apakah itu mobil bokap nya Muara, kayaknya mobilnya gak kaya gitu deh, apa mobilnya baru?." Tasya yang hafal betul mobil milik keluarga Maura.
Mereka ber tiga melihat nyonya Geraldine turun dari mobil lalu masuk ke dalam Klinik, namun tidak lama nyonya Geraldine kembali lagi masuk ke dalam mobil mewah tersebut. Mobil hitam itu kembali melaju meninggalkan Klinik dan berjalan pergi entah mau ke mana.
Saat mobil melaju, mereka ber tiga mencoba untuk melihat siapa yang duduk di samping nyonya Geraldine, namun karena kaca mobil tersebut hitam, mereka tidak bisa melihatnya.
"Ayo cepat ikuti mereka." titah Mala sedikit menepuk pundak Tasya.
"Oke.. gas..." Tasya yang kembali melajukan mobilnya untuk mengikuti mobil yang di tumpangi nyonya Geraldine.
Mereka terus mengikuti mobil tersebut dengan kecepatan yang begitu kencang, karena mereka tidak ingin kehilangan jejak. Namun saat mereka terus mengikuti tiba-tiba mobil tersebut berhenti di sebuah bengkel mobil yang begitu besar, mereka ber tiga kembali melihat nyonya Geraldine turun dari mobil, dan langsung masuk ke dalam mobilnya sendiri berwarna merah yang baru selesai di perbaiki.
"Sampai sejauh ini, nyonya Geraldine tampak aman, belum terlihat mencurigakan, namun yang aku pertanyakan siapa yang ada di dalam mobil hitam itu? apakah itu teman tante Geraldine, atau sopir pribadinya?." ucap Tasya yang dari tadi terus berbicara.
"Tapi kalau di pikir-pikir tidak mungkin lah itu sopir pribadinya, mana ada sopir dan majikan duduk bersebelahan, iya gak sih?." Agnes yang merasa ada yang menjanggal.
"Iya sih.. mungkin itu om Guntoro kali." sahut Mala.
Mereka terus saja berpikir siapa yang ada di dalam mobil tersebut, karena dari tadi tidak keluar dari mobil sama sekali, hanya nyonya Geraldine yang turun dari mobil. Saat mereka sibuk memantau pergerakan Tante Geraldine, mobil mewah berwarna hitam kembali melaju, dengan di ikuti nyonya Geraldine di belakangnya yang menggunakan mobilnya sendiri.
"Ayo cepat ikuti mobil mereka lagi." titah Mala, dan dengan sigap Tasya pun langsung tancap gas mengikuti dua mobil mewah tersebut.
Setibanya di perempatan jalan, tiba-tiba mobil nyonya Geraldine sen ke kiri, sedangkan mobil hitam tersebut terus berjalan lurus, tanpa mengikuti mobil nyonya Geraldine.
"Loh.. kok beda arah, seharusnya kalau mobil hitam itu om Guntoro, mereka seharusnya searah dong, ini kok beda." ujar Mala.
"Lalu kita harus bagaimana La, mereka beda arah, mobil mana yang harus kita ikuti." tanya Agnes takut kehilangan dua mobil tersebut.
"Apa gini aja, aku dan Agnes turun, kita naik taksi aja, dan kamu Tasya, kamu lanjut ikuti tante Geraldine, biar kita berdua yang mengikuti mobil berwarna hitam itu." ujar Mala yang memberi solusi.
"Oke.. siap.. aku setuju, kita bagi tugas." ucap Tasya.
Mobil Tasya pun susah berhenti di pinggir jalan, Mala dan Agnes segera turun dari mobil, dan Tasya kembali melajukan mobilnya mengikuti Nyonya Geraldine, saat Mala dan Agnes baru saja turun dari mobil, sangat pas sekali ada taksi lewat, mereka berdua pun segera masuk ke dalam taksi tersebut.
Mala menyuruh pak sopir untuk lebih cepat karena takut kehilangan mobil hitam mewah itu, dengan kecepatan yang sangat tinggi akhirnya mobil hitam itu tidak hilang jejak, dan mereka berhasil mengikutinya.
Perjalanan yang cukup lama, Mala dan Agnes melihat mobil hitam itu berhenti tepat di depan warung, yaitu warung tempat me nongkrong para geng motor.
"Stop pak.. stop.. sini saja." perintah Mala, dan pak sopir pun langsung memberhentikan taksinya.
Taksi sengaja berhenti cukup jauh dari tongkrongan geng motor."Bukankah ini tongkrongan para geng motor?." tanya Agnes kepada Mala.
"Iya.. siapa sih yang ada di dalam mobil itu sebenarnya?." Mala yang merasa semakin penasaran, karena orang yang ada di dalam mobil tak kunjung keluar.
Mala dan Agnes terus menatap ke arah mobil hitam itu dengan tajam, dan keluarlah sosok laki-laki berbadan tinggi, tegap, menggunakan baju berwarna hitam di padukan celana jins, dan sepatu berwarna putih baru saja turun dari dalam mobil. Seketika Mala dan Agnes yang melihat laki-laki tersebut langsung saling bertatapan.
Dan dia adalah.... cie nungguin yaaa.. 😁
Like dulu, like dulu...