Demi menghindari kekasihnya yang overprotective, kasar, dan pemarah, Cathleen terpaksa menjebak seorang pria di sebuah club malam. Dia bermaksud untuk mendesak dan meminta pertanggung jawaban orang itu untuk menikahinya setelah kejadian tersebut.
Pria yang dijebak oleh Cathleen adalah Gerald Gabriel Giorgio. Seorang pria berhati dingin yang masih mencintai sang kekasih yang sudah lama menghilang akibat sebuah insiden.
Namun, tak disangka, rencana Cathleen tidak sesuai dengan harapannya.
.....
“Berapa harga yang harus ku bayar untuk tubuhmu?”
“Aku bukan wanita malam yang bisa dibayar menggunakan uang!”
“Lalu, apa yang kau inginkan?”
“Kau harus menikahiku!”
“Tidak!”
Gerald menolak permintaan Cathleen dengan tegas. Mampukah Cathleen memperjuangkan agar rencana awalnya bisa tercapai? Ataukah dia harus melanjutkan hidup dengan sang kekasih yang overprotective, kasar, dan pemarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
Gerald memberhentikan kendaraan pribadinya di depan sebuah apotik. Sejak awal memang tujuannya ke sana. Pria itu segera membuka seatbelt dan mematikan mesin. Dia tak mengucapkan apa pun pada Cathleen, langsung mendorong pintu hingga terbuka.
Tangan Cathleen reflek menarik kaus hitam yang dipakai oleh Gerald. Membuat pria itu menengok ke arahnya. Meskipun saling bertatapan, Gerald tetap saja tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
“Kau mau ke mana?” tanya Cathleen.
“Turun,” jawab Gerald seraya menyingkirkan tangan Cathleen secara paksa agar membiarkan dirinya meninggalkan mobil.
“Kau sakit?” Cathleen melirik ke arah gedung yang berada tepat di depannya yang menjual berbagai kebutuhan masalah kesehatan.
“Terlalu banyak bertanya bisa membuatku pusing!” Gerald keluar sendiri dan menutup pintu dengan tenaga sedang.
Cathleen sampai mengelus dada menghadapi sifat Gerald. “Sabar, setidaknya Gerald bukan pria yang kasar, pemarah, ataupun overprotective. Kau hanya membutuhkan dia supaya membantu keluar dari penjara Edbert, tak masalah walaupun pria itu dingin padaku. Es saja bisa cair jika dipanaskan.”
Mata Cathleen terus tertuju pada apotik yang dimasuki oleh Gerald. Tak lama kemudian, pria itu keluar membawa sebuah papperbag kecil.
Gerald langsung masuk dan duduk di kursi kemudi. Dia meletakkan sesuatu yang baru saja dibeli itu ke atas paha Cathleen.
“Apa ini?” Lagi-lagi wanita satu itu mengajukan pertanyaan yang sudah kesekian kali.
“Tidak perlu bertanya, kau bisa tahu jawaban dengan melihat isinya secara langsung.” Gerald menjawab dengan nada yang terdengar ketus.
Cathleen berdecak. “Apa sulitnya hanya memberi tahu,” gerutunya seraya membuka papperbag dan melihat banyak sekali obat tapi semuanya sama. Dia mengeluarkan salah satu dan menunjukkan pada Gerald. “Untuk apa ini?”
“Mencegah supaya kau tidak hamil, dan aku tak perlu menikahimu,” jelas Gerald. Dia melajukan kendaraan lagi.
Cathleen menelan saliva. ‘Menjebak Gerald ternyata sulit juga,’ gumamnya dalam hati.
Tapi, otaknya harus berpikir mencari alasan lain supaya dia tetap bisa menikah dengan Gerald. Satu-satunya orang yang dia yakini bisa menjauhkan dari Edbert. Sebab, Gerald sudah pernah satu kali menolongnya walaupun dengan memohon.
“Maksudmu, kau memintaku untuk membunuh anak kita?” ucap Cathleen seraya menunjuk perut.
“Tidak ada yang dibunuh karena itu pil mencegah agar kau tidak hamil. Jadi, tak akan ada janin yang berkembang dalam rahimmu.” Gerald langsung mengeluarkan napas kasar setelah mengoceh terlalu panjang.
“Sama saja kau menghilangkan calon-calon penerusmu. Bagaimana kalau kemudian hari kau tak bisa memiliki anak? Memangnya mau?” omel Cathleen.
Gerald mulai mengeraskan rahang. Dia menghidupkan fitur autopilot untuk sesaat. Sementara dirinya membuka dashboard yang ada di depan Cathleen. Pria itu merobek sebuah lakban dan langsung menutup mulut Cathleen yang sejak tadi banyak sekali bicara sampai membuatnya pusing.
Gerald tidak mengucapkan apa pun, dia kembali melajukan kendaraan secara manual.
Cathleen membuka lakban yang menutup mulut. “Kau itu tidak sopan, menutup mulut pada orang yang sedang bicara,” gerutunya.
Kali ini Gerald sudah tak betah. Berada di dekat Cathleen membuatnya terpancing berbicara lebih banyak dari biasanya. Dan dia tak suka itu. Gerald pun menepikan mobil dan langsung membuka lock door. “Turun!” titahnya dengan ketus seraya menatap tajam wanita yang berhasil membuatnya pusing dalam waktu sekejap.
“What? Kau memintaku pulang dengan kondisi seperti ini? Hanya memakai jaket?” Cathleen menunjuk penampilan dirinya yang bisa mempermudah dilecehkan oleh orang lain. “Bagaimana jika terjadi sesuatu hal buruk padaku saat perjalanan menggunakan kendaraan umum?”
...*****...
...Pusing-pusing dah tuh Gerald ngadepin si kucing. Butuh bodrex ga? Atau panadol? Aku bawain ke Finlandia nih, sapa tau ilang tu kepala, eh sakit kepala maksudnya...
aq sering kyk gitu.. merem tp gk tidur, dan itu kenyataan