"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung kekamar teman....
Aisyah menutup pintu kamar tidurnya dan berjalan menuju kearah tangga asrama yang terletak diujung lorong asrama, letak tangga itu agak jauh dari kamar tidurnya karena kamar tidurnya terpisah cukup jauh dari ruangan kamar tidur yang lain. Aisyah juga tidak tahu mengapa asrama memberikan kamar tidur tersebut padanya.
Dia mulai berjalan menaiki anak-anak tangga menuju lantai atas tempat kamar Elham berada, saat sampai dilantai atas ia hanya melihat lorong yang panjang. "Lalu..., dimana letak kamar Elham?", gumamnya seorang diri seraya memandangi sekelilingnya. "Apa aku harus melewati lorong ini ?"
Ternyata bangunan asrama dilantai atas lebih terlihat suram daripada bangunan dilantai bawah. Aisyah hanya melihat lorong panjang tanpa pencahayaan sama sekali dan suasananya sangat dingin diatas sini.
"Oh itu dia pintu keluarnya !!!", serunya senang.
Aisyah melihat sebuah pintu yang menuju keluar dari lorong panjang ini, ketika ia keluar dari pintu tersebut aku melihat deretan kamar yang didepan kamar-kamar itu terdapat jendela kayu yang tertutup rapat. Aisyah berjalan melewati kamar-kamar tidur itu.
Elham memberitahukan padanya lewat pesan yang dia kirimkan kalau letak kamarnya berada ditengah deretan ketiga dari kamar lainnya.
Langkah Aisyah berhenti didepan pintu kamar dan sesaat memandangi pintu kamar itu. Aisyah menarik nafasnya pelan-pelan untuk mengatur detak jantungnya menjadi normal, gugup, itu yang tengah ia rasakan saat ini meski ia sudah mengenal Elham tapi ini pertama kalinya ia berkunjung kekamar seorang teman dinegara asing ini. "Elham lebih beruntung memiliki teman beda kamar yang berdekatan satu sama lainnya." gumamnya pelan."Sedangkan letak kamar aku sendirian !"
Aisyah mengetuk pintu kamar itu sebanyak tiga kali dan berdiri diam disamping kanan pintu sambil menunggu diluar kamar. Beberapa saat kemudian seseorang membuka pintu kamar dan keluarlah seorang gadis cantik berhijab dari kamar tersebut seraya tersenyum ramah.
"Hai, Aisyah ! Selamat datang !", sapanya ramah. "Assalamualaikum !", sambungnya sembari memberi salam.
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwabarakatuh...!", jawab Aisyah.
"Ayo masuk kedalam, Aisyah !", kata Elham mempersilahkannya masuk.
"Terimakasih, Elham", jawab Aisyah kemudian masuk kedalam kamar tidur seniornya itu.
Lantai kamar tidur Elham dihiasi karpet berwarna-warni yang sangat cantik, Elham juga menata kamar tidurnya seperti kamar tidur pribadi. Elham mempersilahkan aku untuk duduk, ia melihat ada beberapa buah bantalan yang diletakkan diatas karpet.
Aisyah mengangguk pelan pada Elham seraya duduk diatas bantalan itu, bantalan ini sangat empuk.
Elham berjalan kearah lemari setelah menutup pintu kamarnya. Elham memberinya suguhan kurma yang diambilnya dari atas lemari miliknya. Aisyah terkejut melihat keramahtamahan Elham yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
"Tidak perlu repot-repot, Elham ! Terimakasih !", kata Aisyah ketika Elham menyodorkan sekotak kurma penuh padanya.
"Tidak baik menolak suguhan tuan rumah di negara ini, Aisyah !", kata Elham.
"Mmmm....", gumam Aisyah.
"Adat dinegara kami jika ada orang yang berkunjung harus kami layani sebaik mungkin seolah tamu itu adalah keluarga kita sendiri", kata Elham dengan mimik serius.
"Oh, maaf aku tidak tahu !", sahutnya lalu mengambil dua kurma dari kotak itu. "Ini aku ambil dua kurma, terimakasih !", ucap Aisyah.
"Makanlah...!!", kata Elham.
"Apa ???", tanya Aisyah ketika Elham menatapnya lurus.
"Hmm...", gumam Elham.
"Ada apa ?", tanya Aisyah.
"Aku menunggu kamu memakan kurmanya, Aisyah !", kata Elham sambil memandanginya.
"Astaga !!!", seru Aisyah sambil menepuk dahinya pelan.
"....??? Ya ???", kata Elham.
"Kamu memandangiku seserius itu hanya untuk melihatku memakan kurma ini ??", tanya Aisyah.
"Iya !!! Apa kamu pikir aku akan mengucapkan perasaan cinta padamu ???", kata Elham sambil mengangkat alisnya.
"Yang benar saja !!!", gumam Aisyah. "Baiklah, aku akan memakan kurma ini !!", sambungnya sambil melahap kurma yang ada ditangannya.
Rasa kurma ini sangat legit manis dan dagingnya sangat tebal, warnanya pekat dan jika dimakan didalam mulut rasanya lezat sekali. Aisyah memakan kurma itu sampai habis, Elham juga memberinya sekaleng minuman kopi dingin padanya.
"Maaf, maafkan aku, aku hanya bisa memberi sekaleng kopi kepadamu seharusnya aku memberimu kopi asli negara ini yang diseduh", kata Elham. "Karena diasrama kita dilarang memasak didalam kamar, jadi aku hanya bisa memberimu kopi kaleng !"
"Tidak apa-apa, Elham ! Ini saja sudah cukup banyak buatku, aku saja tidak bisa membeli minuman ini", ucap Aisyah padanya. "Terimakasih banyak !"
Elham melihatnya lalu duduk bersila sambil menyandarkan lengannya diatas bantalan yang ada dikarpet kamar tidurnya. "Eh...!" , batin Aisyah ketika melihat Elham duduk dikarpet. "Bantalan ini bukan untuk duduk tapi untuk sandaran ?", Aisyah beringsut duduk kebawah karpet.
Elham yang memperhatikan dirinya hanya tersenyum kecil lalu meminum sekaleng kopi dingin yang ada ditangannya.
"Kamu tidak perlu sungkan, Aisyah !", kata Elham sambil tertawa kecil.
Aisyah hanya tersenyum lebar dan tersipu malu, ia memang sangat polos sehingga gerak-geriknya mudah ditebak.
"Ngomong-ngomong, tadi kamu membahas kamar mandi asrama. Apakah semua kamar mandi asrama disini seperti kamar mandiku ?", kata Aisyah mencoba mengalihkan suasana canggung ini.
"Tidak, hanya kamar mandi bawah yang dekat dengan kamar tidurmu saja", jawab Elham santai.
"Maksud..., maksudmu..., hanya...,hanya..., kamar mandi dekat kamar tidurku yang bermasalah saja ?", tanya Aisyah gugup.
Aisyah melihat Elham menganggukkan kepalanya dan menatap lurus kearahnya, ia hanya diam termangu mendengar cerita dari Elham, dan keringat dingin berlahan mengalir dari dahinya.
"Apakah kamu sudah memeriksa seluruh kamar mandi diasrama ini, Elham ?", tanya Aisyah dengan nada serius.
"Iya...!?", sahut Elham datar.
"Apa kamu tidak keliru, Elham ?", tanya Aisyah lagi.
"Tidak !! Aku mengatakan yang sebenarnya padamu, kamar mandi dibawah dekat kamar tidurmu agak berbeda dari kamar mandi diasrama ini !", kata Elham serius.
"Bukankah kamu mengatakan jika seluruh kamar mandi diasrama ini seperti kamar mandi bawah itu ?", kata Aisyah panik. "Bukankah kamu mengirim pesan seperti itu ?"
"Tidak !!! Aku mengirim pesan hanya mengatakan apakah kamu menikmati kamar mandi untukmu itu, Aisyah ?", kata Elham.
"Bukankah kamu yang mengatakan didalam pesan jika kamar mandi diasrama ini dibangun selengkap itu dibandingkan dengan kondisi ruangan kamar tidur diasrama?", kata Aisyah sambil duduk tegak menghadap Elham.
"Aku tidak mengatakan seluruh kamar mandi diasrama ini, Aisyah !", kata Elham lagi sambil menunjukkan telepon miliknya pada Aisyah. "Aku tidak berbohong, Aisyah".
Aisyah melihat pesan yang dikirimkan Elham padaku lewat ponsel, beberapa pesan yang dikirimkan Elham padanya dan belum dia hapus. Aisyah mengambil ponsel milik Elham lalu membaca pesan itu berkali-kali.
Mendadak wajahnya berubah menjadi pucat, seputih kain yang belum diwarnai. Aisyah menggenggam telepon itu dengan tangan gemetaran.
"Aku juga baru melihat kamar mandi bawah itu ketika Eama menyuruhku untuk memeriksanya tadi", kata Elham serius.
"Benarkah ?", kata Aisyah sambil menoleh kearah Elham kaku.
"Benar, aku juga tidak pernah tahu isi kamar mandi itu meski aku lebih senior disini karena yang aku tahu kamar mandi diasrama ini seperti yang ada diatas sini, bersekat-sekat dengan beberapa kamar mandi didalam satu ruangan, suram dan tidak ada bak mandinya bahkan tidak berdinding marmer semewah itu !", jawab Elham.
Aisyah semakin kebingungan dan ketakutan, mendadak keringat dingin mengalir diseluruh tubuhnya dan membuat hijabnya basah oleh keringat.
"Mungkin kamar mandi itu dibuat khusus untuk seorang tamu undangan asrama ?", kata Aisyah.
"Tidak !! Karena aku juga bertugas diasrama ini dan aku pasti tahu jika ada tamu khusus undangan diasrama ini", kata Elham lagi.
"Benarkah ?", jawab Aisyah kaget.
"Setahuku jika ada tamu penting yang memang sengaja menginap diasrama atau hanya sekedar berkunjung, asrama mempunyai bangunan khusus diperuntukkan untuk tamu yang terpisah dari bangunan asrama ini !", sahut Elham sembari memegangi dagunya.
"Apakah kamar mandi itu untuk Eama Asrama ???", tanya Aisyah mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Iyakan, Elham ?"
Elham lalu melihatnya dan memandangi dirinya lama, Elham mengernyitkan keningnya dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak ! Tidak !", kata Elham lagi sambil mencoba mengingat-ingat.
"Tidak ?", tanya Aisyah bertambah bingung.
"Ada bangunan khusus yang ditinggali Eama dan para petugas asrama disini, bangunan asrama ini sangat luas dan terbagi-bagi bangunannya serta fungsinya, dan yang aku tahu hanya asrama ini saja tempat kita beraktivitas sehari-hari yang aku pahami", kata Elham lanjut.
"Benarkah ?" tanya Aisyah.
"Tentu saja, aku juga tidak pernah melihat ada kegiatan perbaikan kamar mandi bawah yang dekat agak jauh dari kamar tidurmu itu, Aisyah !", jawab Elham.
"Oh, iya ?", kata Aisyah merinding.
"Aku rasa Eama asrama juga tidak mengetahuinya", kata Elham.
"Mungkin kamu keliru menunjukkan kamar mandi itu untukku, Elham ?", sahut Aisyah kelu.
"Tidak, Aisyah ! Karena Eama sendiri yang memberitahukan padaku untuk menunjukkan padamu jika kamu bertanya letak kamar mandi itu tapi aku tidak pernah membuka kamar mandi itu", kata Elham serius. "Aku bisa mengantarkanmu mengelilingi asrama ini !"
Tuhan....
Aisyah hanya terdiam tanpa berkata sepatah katapun lagi ketika ia mendengar penjelasan dari Elham seraya menghela nafas panjang berulangkali dan bagi dirinya, masalah ini adalah hal yang sangat membingungkannya dan ini benar-benar membuat bulu kuduk Aisyah berdiri semuanya.