PILIHAN HATI HASYA

Setelah kejadian Ezar melumat bibir Hasya malam itu, pasangan muda itu tak pernah bertemu lagi dalam waktu yang cukup lama, hampir satu bulan.

Hasya hanya menerima informasi dari bi Jum bahwa Ezar berpesan padanya agar menyampaikan pada Hasya ia harus berangkat ke luar negeri malam itu juga,ada kepentingan mendadak dan dalam waktu yang tidak di tentukan.

Walaupun dalam hati kecilnya ada rasa sedikit sedih,ia merasa Ezar tidak terlalu menganggap nya penting,pria itu hanya memenuhi kebutuhan nya saja,namun tidak pernah memberikan perhatian langsung padanya.

Tiga minggu sudah Hasya dan beberapa teman kampusnya menjadi mahasiswa magang di lumina works, bersama Nadira sang sahabat juga.

Sesuai dengan bidangnya, mereka di tempatkan di ruang desain,ya Hasya dan Nadira memang kuliah di jurusan desainer,dan di perusahaan itu mereka di tempatkan sebagai asisten desainer senior.

" Duh ga terasa sudah hampir satu bulan juga ya kita magang, syukur nya lancar, ga sedikit yang orang katakan dan aku bayangkan "

" Alhamdulillah semuanya lancar, mungkin karena Allah tau kita itu sedang dalam keadaan yang cukup terjepit dengan faktor ekonomi kita yang hancur-hancuran"

" Kamu bener banget " Nadira setuju dengan apa yang Hasya pikirkan, walaupun sesekali ia masih mengeluh

" Tapi sya,udah hampir satu bulan kita magang,kok kita belum pernah ketemu CEO nya,atau minimal lihat dari jauh gitu " Nadira yang sejak awal begitu penasaran dengan pimpinan tertinggi perusahaan itu selalu mengatakan hal yang sama pada Hasya.

" Lagi di luar negeri atau di luar kota mungkin,kan semua orang juga tau, perusahaan ini memiliki cabang di luar negeri dan luar kota juga, emang untuk apa sih kamu pengen banget liat CEO nya?"

Hasya terkadang merasa bingung karena Nadira yang selalu bilang sangat penasaran seperti apa wajah CEO Lumina works.

" Kamu serius ga tau?" Nadira geram sendiri dengan sahabat nya yang terlalu cuek itu.

" Apa? " Hasya bertanya heran.

" Kabarnya dari para karyawan, CEO Lumina itu masih sangat muda dan tampan banget,tapi kita harus hati-hati,selain dingin dan tegas, CEO Lumina juga arogan dan sadis katanya" cerita Nadira penuh semangat.

" Terus yang bikin kamu penasaran itu yang mana nya? Banyak banget citra nya" .

" Ketampanan nya dong, masalahnya katanya tu CEO ga pernah ada gosip dekat dengan perempuan, padahal yang mengincar nya itu beh,ga terhitung deh katanya " .

Hasya memutar bola matanya jengah dengan cerita Nadira yang menurutnya penuh dengan drama itu.

" Aku sih yang paling penting itu bisa menyelesaikan tugas magang ini dengan baik dan cepat,dan yang pastinya dengan nilai yang sempurna, kasihan kak Fea harus kerja banting tulang sendiri" .

" Ye kalau kamu sih emang ga perlu dan bahkan di larang kepo seperti apa CEO kita,kan kamu udah ada pak su yang juga tampan banget, bule-bule gimana gitu" Nadira selalu suka menggoda Hasya.

Hasya menggeleng seraya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang selalu tampil ceria dan selalu ada saja bahan pembicaraan yang hampir selalu konyol di dan tak masuk akal.

" Terserah kamu aja deh, gimana happy nya,aku sih mendukung aja dari belakang" .

" Nah gitu dong,kamu memang di larang keras jika ikut kompetisi ini, karena bisa di pastikan calon target aku akan memilih kamu dan untungnya kamu susah lebih dulu sol out " .

" Dasar kamu ya"

Istirahat selesai,Hasya dan Nadira kembali ke pekerjaan mereka,yaitu di ruang desain bersama para desainer senior lainnya, kehadiran mereka cukup di sambut positif oleh para senior.

Itu juga karena memang Hasya dan Nadira cukup kompeten dan bertanggung jawab setiap kali menjalankan tugas mereka dan tentunya dengan hasil yang selalu memuaskan, bahkan mendekati sempurna.

****

Di sebuah mall.

Safea tengah duduk bersama seorang wanita muda,usia sekitar tiga puluh tahunan, penampilan nya glamor dan lumayan berkelas,khas ibu-ibu sosialita.

" Ada apa anda mengundang saya? saya rasa kita tidak saling kenal" safea bertanya pada wanita di hadapannya.

Wanita itu menatap lurus pada wajah cantik Safea yang terlihat begitu natural, wajahnya hanya ia beri polesan tipis dan natural,Safra memakai dress bermotif bunga halus, dengan panjang di bawah lutut dan lengan pendek.

" Tolong jauhi suami saya,atau akan saya bongkar skandal kalian" perintah wanita itu tegas.

Safea mengerutkan keningnya menatap wajah tegas wanita di depan nya,ia berfikir sejenak namun tak mendapatkan jawaban tentang sosok yang wanita itu sebut sebagai suaminya.

" Maksud anda saya harus menjauhi suami anda? Tapi saya bahkan tidak tau siapa suami anda " Safra menanggapi dengan gaya santai dan elegan.

Sebelum ia memutuskan untuk menggoda dan mengganggu para pria kaya hidung belang,ia sudah lebih dulu mempersiapkan mental nya jika saat-saat seperti ini akan datang.

" Oh ternyata laki-laki yang bersama mu tidak hanya satu nona? Tidak sesuai dengan wajan mu yang terlihat begitu lugu" wanita itu mulai merendahkan Safea.

Mendengar ucapan wanita itu safea bukan nya marah,ia justru tersenyum lembut, bukan berarti ia tidak tersinggung dengan ucapan wanita itu,tapi itu memang faktanya yang terjadi pada nya saat ini.

" Anda benar nyonya" jawab Safea seraya mengangguk " bukankah sudah menjadi rahasia umum di dunia para model, selebriti dan wanita karir hal seperti itu biasa bagi kami" safea bahkan tak berniat membantah untuk mengatakan bahwa ia wanita baik-baik.

Bagi Safea ia cukup merahasiakan identitas aslinya dan keluarga nya saja,itu sudah cukup, asalkan ibu dan adiknya aman,maka sudah membuat nya sangat tenang.

" Dasar bitch.." wanita itu langsung menghina Safea tanpa merasa ragu lagi,ia bahkan menatap jijik pada wanita cantik di depannya itu.

" Jauhi Mayor Andika,dia suami saya" perintah wanita itu yang akhirnya menyebutkan nama suaminya.

" Jangan nyonya hanya meminta saya yang menjauhi suami nyonya,tapi mintalah juga pada suami nyonya untuk berhenti mendekati saya,anda pasti tau saya hanya rakyat biasa yang tak memiliki jabatan, apakah menurut anda saya memiliki cukup keberanian jika saya menolak beliau saat mendatangi saya? Saya rasa anda juga cukup paham seperti apa hukum di negara kita ini, yang berpangkat dan ber uang lah yang berkuasa, lalu saya? Hanya gadis lemah yang mencari uang untuk sesuap nasi " .

Wanita di depan safea mengepalkan tangannya erat saat mendengar jawaban dari safea,selain gadis di depannya itu tak menunjukkan rasa takut,safea juga menunjukkan bahwa ia pintar dalam berkilah.

Tapa mengucapkan sepatah katapun lagi,wanita yang safea baru tau ternyata adalah istri dari pria yang beberapa bulan ini terlalu tergila-gila padanya,pria yang bahkan safea baru-baru ini tau adalah seorang abdi negara itu meninggalkan nya di cafe tempat mereka janji bertemu.

Safea hanya menggeleng dan tersenyum,tak lupa ia mengambil foto wanita itu dari belakang saat meninggalkan nya dan segera mengirimkan nya pada pria bernama Andika itu,tak lupa Safea meminta agar stop menemuinya lagi dan ia tak ingin menjadi simpanan pria itu.