Kita menikah tanpa ada dasar cinta. Kita menikah dengan begitu mendadak. Pernikahan kami terjadi karena hutang yang aku miliki. Kami tidak saling mengenal satu sama lain dan baru bertemu sekali. Usia kita juga beda sangat jauh. Intinya kita berdua begitu berbeda.
Meskipun pernikahan kita seperti ini, dia memberikan semua yang aku mau, dia selalu menghargai ku dan bersikap baik terhadapku. Dia membuatku semakin lama menjadi nyaman. Aku merasa keputusanku untuk menikahi pria ini adalah keputusan yang tepat.
Akan tetapi sampai pada disaat aku sudah mencintainya dan menerima pernikahan ini dengan setulus hati, aku mengetahui sesuatu yang benar-benar membuatku sakit hati.
Apakah pernikahanku akan terus berjalan dengan baik dan menemukan ending yang bahagia ?
Temukan jawabannya di novel ini, sosok suami yang paling diinginkan oleh kebanyakan perempuan akan dihadirkan dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara Sety, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sudah berada di dalam kamar, suamiku lagi-lagi memelukku. Namun, kali ini aku menolak untuk dipeluk olehnya. Ini karena aku masih sedikit marah terhadapnya. Yang tadi hanya untuk memanas-manasi wanita itu.
"Eh kenapa berubah lagi ? Apa kamu masih marah ?" Tanya suamiku bingung.
"Aku masih marah terhadapmu," jawabku.
"Apa tadi hanya kepura-puraan saja ?" Tanya suamiku.
"Tentu saja. Aku melakukan itu supaya wanita bernama Siena itu tahu diri dan melihat faktanya," jawabku.
"Lalu, bagaimana caranya supaya kamu tidak marah lagi kepadaku ?" Tanya suamiku lagi-lagi.
"Aku sudah memberimu penjelasan juga," imbuhnya.
"Jawab saja satu pertanyaan ku," kataku.
"Aku akan menjawabnya, tanyakan apa saja yang kamu inginkan," ucap suamiku.
"Jika nanti kamu disuruh memilih aku atau wanita itu siapa yang akan kamu pilih ?" Tanyaku.
"Tentu saja kamu. Mau bagaimanapun kondisinya, aku tetap akan memilih kamu dan bersamamu. Jangan pernah berpikir kalau aku akan meninggalkanmu. Itu tidak akan terjadi," jawab suamiku.
"Aku hanya mempunyai firasat jika, nanti kamu akan memilih wanita itu dan meninggalkanku," kataku jujur.
"Kehadiran wanita itu, sudah begitu membuatku takut. Aku sangat takut kamu pergi, aku takut kehilanganmu," imbuh ku.
Jay pun kembali memelukku untuk mencoba menenangkan ku kembali. Selalu, aku merasa setiap Jay memelukku aku kembali merasa begitu tenang.
"Apa sekarang kamu sudah memaafkan ku ? Aku ingin kita segera berbaikan," tutur suamiku itu.
"Bersikap manis terlebih dahulu baru aku maafkan," kataku.
"Seperti ini ?," Tanya suamiku kemudian langsung membuat mimik wajah lucu untukku.
Aku yang melihat ini tertawa terbahak-bahak. Karena bagiku mimik wajah seperti itu sama sekali tidak cocok untuk seorang Jay Anderson.
"Kenapa malah tertawa sih ? Apa ada yang salah ?" Tanya suamiku.
"Kau membuatku geli. Hentikan mimik wajah seperti itu," pintaku.
"Ternyata kamu tidak menyukainya ya, baiklah aku tidak akan melakukannya lagi. Membuat wajah seperti itu juga tidak cocok denganku," kata Jay sambil tersenyum kecil.
"Aku penasaran, mengapa aku bisa menyukai orang sepertimu ?" Ucapku asal saja.
"Apa yang kamu katakan tadi ? Gimana-gimana ? Tolong bisa diulang !" Ujar suamiku.
"Sepertinya aku salah bicara. Kalau begitu aku akan pergi ke kamarku sekarang dan beristirahat. Wanita itu mungkin juga sudah pergi," kataku langsung berlari ke arah pintu namun, Jay lagi-lagi melarang ku.
"Wanita itu belum pergi. Dia tidak akan pergi secepat dan semudah itu. Kamu lebih baik tetap disini dan menjagaku," ucap suamiku.
"Baiklah, aku akan tetap disini. Tetapi jangan bersikap macam-macam. Kita harus menjaga jarak," kataku.
"Kenapa harus seperti itu ? Apa kamu takut aku akan menyerang mu seperti di sekolah tadi pagi ?" Tanya suamiku.
"Kamu takut aku melakukan hal seperti ini ?" Tanya suamiku setelah memberikan sebuah kecupan singkat di bibirku.
"Bukan seperti itu, tapi...," kataku yang tiba-tiba terhenti.
"Tapi ? Sudahlah, aku juga tidak akan berbuat apa-apa. Lebih baik kamu sekarang tidur, istirahat. Kamu pasti lelah. Besok harus sekolah lagi kan ?" Tutur suamiku.
"Iya, besok masih harus ke sekolah," jawabku.
"Tidurlah sekarang. Lalu jangan dipikirkan lagi masalah ini. Semua akan baik-baik saja," kata suamiku kemudian mengecup keningku.
"Kamu juga akan tidurkan ?" Tanyaku.
"Tentu saja. Tetapi aku harus menyelesaikan sesuatu dulu. Kamu tidur saja duluan," jawab suamiku kemudian melenggang pergi meninggalkan ku dikamar ini sendiri.
...****************...
Author POV
Siena, seorang wanita yang merupakan sebuah masalah bagi Jay dan Claudia, saat ini telah berada di ruang tamu dan tubuhnya juga sudah tertutupi oleh sebuah piyama panjang.
Jika dilihat dari raut ekspresinya, Siena nampak begitu kesal dengan perlakuan Jay terhadap dirinya tadi.
Ia sangat tidak menerima perlakuan buruk dari Jay itu dan sudah memutuskan untuk mengadukan perbuatan itu kepada ibunda Jay.
Siena saat ini sudah mengambil ponsel miliknya dan siap untuk menghubungi ibunda Jay yang saat ini berada di Austria. Namun, belum sempat berbicara Jay datang kepadanya dan langsung mengambil ponsel itu.
"Jangan bertingkah seperti anak kecil. Selesaikan masalahmu sendiri tanpa harus melibatkan orang tua," ucap Jay.
"Kembalikan ponselku. Biarkan aku menghubungi ibumu dan memberitahu semua perbuatan kasar mu kepadaku," kata Siena mencoba mengambil ponselnya kembali.
"Menyerah lah dan pergilah. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mendapatkan ku. Mau bagaimanapun aku tidak pernah menyukai wanita sepertimu," ucap Jay.
"Kenapa kamu tidak bisa menyukaiku ? Apa ada yang kurang dari ku ? Apa yang membuat si gadis SMA itu lebih istimewa ?" Tanya Siena sambil berteriak.
"Kecilkan suaramu. Istriku sedang beristirahat, besok dia masih harus pergi ke sekolah," ucap Jay.
"Kau ini seperti seorang pengasuh. Kenapa memilih gadis SMA itu menjadi istrimu ? Seorang gadis yang masih labil dan belum bisa mengurus suami dengan baik," kata Siena.
"Aku juga yakin kalian berdua belum menjalani malam pertama kan ? Gadis itu takut atau kamu yang takut ?" imbuh Siena.
"Tutup mulutmu. Inilah alasan mengapa aku tidak menyukaimu. Kamu tidak bisa menjaga sikap dan tidak bisa membedakan mana yang sopan mana yang tidak," kata Jay.
"Apakah pantas mengucapkan hal seperti itu ?" Tanya Jay.
"Apa yang membuat gadis SMA itu spesial dariku ? Dia bahkan tidak bisa memberikan hal lebih untukmu," kata Siena.
"Dia sangat spesial karena Claudia adalah gadis yang dititipkan oleh adikku dan aku saat ini sangat menyukainya. Apa jawaban itu bisa membuatmu pergi ?" Tanya Jay.
Mendengar pertanyaan itu membuat Siena tiba-tiba bungkam. Ia sama sekali tidak bisa menjawab lagi ucapan dari Jay.
Bagi Jay, wanita itu sudah cukup membuat masalah untuk hari ini dan saatnya membuat wanita itu pergi. Tidak tanpa basa-basi lagi, Jay pun memanggil Jason dan menyuruh anak buahnya itu untuk mengantarkan Siena ke bandara. Jay akan memulangkan Siena ke Australia tempat dimana ia tinggal.
"Antar kan dia ke bandara dan urus semua yang diperlukan untuknya. Australia, dia harus pulang jika tidak akan menyebabkan masalah lagi," ucap Jay memberi perintah.
"Baik tuan," kata Jason mendengarkan perintah dari atasannya itu.
"Kamu tidak bisa melakukan hal ini kepada tunangan mu. Aku tetap akan memberitahu ibumu, dan pernikahanmu dengan wanita itu akan hancur aku yakin itu," ucap Siena sebelum ia ditarik paksa oleh Jason untuk keluar dari rumah.
"Aku yang akan menikah dengan mu bukan gadis itu...," Teriak Siena.
Siena sekarang sudah meninggalkan rumah ini dan suasana rumah kembali membaik. Jay yang masih berada di ruang tamu pun berniat akan kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
Akan tetapi, ketika ia membalikan badannya untuk menuju ke arah tangga, matanya melihat seorang Claudia yang saat ini tengah berdiri tepat di lantai tangga paling atas.
Jay nampak terkejut melihat kehadiran dari Claudia dan dia merasa jika Claudia mendengar semua percakapan yang dibicarakan antara dirinya dan Siena tadi.
Tak perlu berlama-lama lagi, Jay pun mendekat ke arah istrinya itu untuk memastikan hal apa saja yang sudah di dengar oleh Claudia. Jay berharap istrinya itu tidak mendengar semua pembicaraan itu.
"Kenapa kamu keluar ? Bukankah sudah ku suruh untuk beristirahat," kata Jay.
"Aku mendengar semuanya dan merasa semua yang dikatakan oleh wanita itu ada benarnya," ucap Claudia lalu menatap kearah Jay.
Bersambung...
semoga Jey tetap dgn pendiriannya
keluar Negeri utk bekerja, setelah mendapatkan kecupan mesra dari sang istri tercintanya