Married With Sugar Daddy
Hidup selalu memberikan sebuah kejutan. Terkadang kejutan itu bisa membuat senang dan terkadang juga bisa begitu menyedihkan bahkan sampai membuat sakit hati.
Seperti saat ini, aku mendapatkan kejutan dari hidup. Hutang dari keluarga yang membuatku harus berkorban dan dikorbankan.
Di ruangan ku, sebuah gaun pernikahan yang begitu indah telah terpakai di tubuhku. Gaun ini terlihat cantik, namun aku tidak menyukainya. Aku tidak menyukai gaun ini sama seperti aku yang tidak menyukai calon suamiku.
Ya, diusia ku yang baru menginjak usia 18 tahun, aku dipaksa harus menikahi seorang pria berusia 30 tahunan. Sejujurnya aku benar-benar belum menginginkan pernikahan ini. Usiaku masih begitu muda dan aku masih ingin melanjutkan pendidikan akan tetapi, apa daya aku tidak bisa berbuat apapun karena hutang keluarga yang harus dibayar dengan pernikahan ini.
Jangan membayangkan jika calon suamiku ini adalah pria yang tampan, tinggi dan memiliki bentuk badan atletis karena calon suamiku tidak seperti itu. Dia tidak tampan, tidak tinggi dan memiliki perut buncit. Keunggulan yang dimilikinya hanya uang.
Sebenarnya aku tidak masalah dengan fisiknya, yang membuatku tidak menginginkan pernikahan ini adalah sifat yang dimiliki oleh calon suamiku, playboy, dan suka bersikap kasar terhadap wanita.
Jika seandainya, calon suamiku ini tidak memiliki sifat seperti itu, aku mungkin tidak menolak keras pernikahan ini.
Ketika aku sedang di rias, ibuku datang menghampiriku. Sama sepertiku, ibuku juga tidak menerima pernikahan ini dan juga tidak bisa membantuku untuk bebas dari pernikahan ini.
"Sayang kamu cantik sekali," kata ibuku mencoba menghiburku.
"Bu, aku tidak ingin menikah dengannya," ucapku lirih.
"Ibu juga tidak ingin kamu menikahi pria itu akan tetapi, ibu juga tidak berdaya. Hutang keluarga yang membuatmu menderita. Maafkan kami nak," kata ibuku sambil kedua telapak tangannya terkatup.
"Adakah yang bisa membantuku bu ? Aku benar-benar tidak ingin menikahi pria itu," ucapku masih meminta bantuan.
"Siap-siaplah dengan baik. Ibu akan menunggumu di luar," tutur ibuku seakan-akan dia tidak bisa menjawab ucapan ku lagi.
Tidak memiliki waktu lagi dan tidak memiliki harapan lagi, kaki ini sudah mulai berjalan perlahan-lahan meninggalkan ruangan ku. Aku sungguh berharap aku memiliki kesempatan untuk melarikan diri namun, anak buah dari pria itu terus mengawasi ku.
Sengaja ku lambat kan langkahan kakiku supaya tidak cepat sampai namun, akhirnya aku sudah berada tepat di depan altar berdiri di samping calon suamiku.
Dalam beberapa menit lagi statusku akan berubah menjadi seorang istri.
"Sayang, lihatlah dirimu kamu begitu cantik," bisik pria itu tepat di telingaku yang sangat membuatku geli.
Pendeta sudah memasuki tempatnya dan siap untuk memulai acara pernikahan ini. Aku menutup mataku dan berharap ada keajaiban yang terjadi.
"Sekarang saya minta, sang mempelai pria mengucapkan janji pernikahannya," kata pendeta.
Pria yang ada di samping ku mengucapkan janji pernikahan itu sambil sedikit mencuri pandang terhadap diriku. Jujur, mengetahui kelakuannya yang seperti ini, aku merasa geli dan ingin meninggalkan tempat ini sekarang juga.
Sudah selesai mengucapkan janjinya, sekarang giliran ku. Ketika aku akan ingin mengucapkan janji pernikahan itu, tiba-tiba seorang pria tampan mengenakan setelan jas berwarna hitam datang bersama para pengawalnya.
Jika di deskripsikan lebih lanjut mengenai pria itu akan sangat susah, karena semua yang ada padanya sangat sempurna berbanding terbalik dengan calon suamiku.
Pria yang baru saja tiba itu pun mengambil tempat duduk di tengah-tengah sedangkan pengawalnya berdiri tidak terlalu jauh di sebelahnya.
Mataku terus memandang ke arah pria asing itu sehingga lupa untuk mengatakan janji pernikahan. Ya, aku memandang pria itu karena menurutku hanya dia yang bisa membantuku. Entah mengapa meskipun tidak mengenal pria itu, aku merasa dia yang akan membantuku. Jadi, lewat tatapan mataku aku meminta bantuan kepadanya.
"Siapa yang kamu lihat ? Jangan berani mencuri pandang terhadap pria lain," ucap calon suamiku yang sepertinya menyadari perbuatan ku.
Aku harus kembali berfokus kepada upacara pernikahanku. Pendeta juga sudah menyuruhku untuk segera mengucapkan janji pernikahan. Aku pun mengucapkan janji itu perlahan-lahan.
Pada saat akhir dari janji pernikahan akan terucap, pria asing itu tiba-tiba berdiri dari tempatnya lalu melangkah mendekat ke arah altar. Aku tidak tahu tepatnya apa yang akan dia lakukan namun aku yakin dia akan membantuku.
"Maafkan aku Mr. Lee tetapi pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan," ujar pria itu menyebut nama calon suamiku dengan sangat tegas.
Ucapan dari pria asing itu benar-benar bisa membuat para tamu undangan kebingungan dan menimbulkan suasana di ruang pernikahan itu sedikit riuh. Dari tempatku, aku melihat wajah dari kedua orang tuaku yang tampak lega. Aku pun begitu, yakin jika pernikahan ini akan batal.
"Siapa kamu ? Kenapa berani-beraninya mengatakan seperti itu ?" tanya calon suami ku yang sudah tersulut emosinya.
"Berapa banyak hutang yang dimiliki oleh gadis ini kepadamu ?" balas pria asing itu.
Aku sungguh kebingungan dan tidak mengerti darimana pria asing ini tahu jika aku memiliki hutang dengan Mr. Lee. Dari sini aku mulai menebak-nebak apakah pria asing ini adalah seorang peramal ? Tetapi jika pria asing itu adalah peramal, mengapa pakaiannya terlihat sangat formal ? Memakai setelan jas dan memiliki pengawal.
"Orang seperti dia, pasti adalah seorang CEO," ucapku dalam hati.
Tidak berselang lama Mr. Lee mulai memberitahu pria asing itu mengenai hutangku. Dari nada bicara Mr. Lee terdengar seperti sedikit menantang pria itu.
"Dua ratus juta, apa kamu sanggup membayarnya ?" tantang calon suamiku itu.
"Aku akan memberimu tiga ratus juta untuk melepaskan gadis itu," balas pria asing itu.
Aku melihat pria yang tak ku kenal itu mengeluarkan sebuah cek dari dalam saku jas nya dan kemudian setelah pria itu menuliskan nominal, ia melemparkan cek itu tepat di depan wajah dari calon suamiku.
Terlihat wajah kesal yang sudah tergambar di wajah calon suamiku. Sejujurnya aku senang keinginanku terkabul berkat pria asing itu tetapi aku juga tidak tahu harga dari bantuan yang sudah diberikan oleh pria asing itu.
"Hei gadis, bukankah ini yang kamu inginkan ? Aku sudah melunasi hutangmu tetapi kamu jadi memiliki hutang tiga ratus juta kepadaku," ucap pria asing itu.
"Aku akan menagihnya sewaktu-waktu," imbuh pria asing itu kemudian melenggang pergi dari hadapanku.
Aku benar-benar tidak tahu siapa dia, namun entah mengapa aku merasa pernah mengenal pria itu di masa lalu.
Pernikahan yang tidak aku inginkan pun batal namun hutang yang jumlahnya lebih besar muncul. Aku tidak tahu harus berterima kasih atau harus sedih untuk saat ini. Intinya yang paling penting, aku sudah bisa terbebas dari Mr. Lee itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
dewi patmawati
mampir
2022-01-06
0
Yani SNA
nyimak
2021-01-13
1
Bang Yudi
siapakah gerangan yang membantu gadis itu
2021-01-08
0