karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat
"Kita ke kantor polisi saja! Aku harus mendesak wanita licik itu agar mau mengatakan dimana istriku sekarang!"
Satria mengubah tujuannya yang semula akan menghadiri rapat penting dengan klien bisnisnya, menjadi ke kantor polisi untuk menemui Dera.
Dera memang sudah dihukum atas segala kejahatannya, namun bibirnya masih tetap bungkam tentang dimana keberadaan Ameena.
"Tapi tuan, waktu pertemuan kita dengan tuan Ishak tidak banyak. Siang ini juga tuan Ishak akan kembali ke negara asalnya." peringati Ares yang tidak ingin kepulangan tuan Satria yang serba mendadak ke negara ini jadi sia-sia.
Setelah mengetahui keberadaan Ameena berada di negara Singapura, Satria jadi sering bolak-balik ke negara tersebut hanya demi untuk mencari keberadaan sang istri tercinta.
"Tidak ada hal yang lebih penting dari istriku!" ucap Satria lugas.
"Baik tuan." patuh Ares. Pria itu mengubah laju mobilnya yang semula akan menemui tuan Oscar di hotel Louise menjadi kantor polisi sesuai titah tuan Satria.
***
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 15 menit, akhirnya mobil yang dikendarai Ares tiba di kantor polisi tempat Dera ditahan.
"Untuk apa tuan Satria Wijaya yang terhormat datang mengunjungiku?"
Dera tersenyum sinis menyambut kedatangan pria yang telah menjebloskannya ke dalam penjara tersebut.
"Tidak usah banyak bicara! Katakan saja dimana keberadaan istriku! Kalau kau mau mengatakannya, mungkin aku bisa meringankan hukumanmu!" Satria mencengkram rahang Dera dengan kuat.
"Cih. Hidupku sudah hancur sekarang. Apa gunanya keringanan hukuman?" Dera sama sekali tidak tertarik dengan penawaran Satria.
"Kalian telah membuat hubungan aku dengan Daniel berakhir! Jadi aku tidak akan membiarkan kalian bersama dan hidup bahagia di atas penderitaanku! Kalian harus merasakan penderitaan yang sama dengan yang aku rasakan!" pekik Dera.
"Sampai mati pun aku tidak akan pernah memberi tahu keberadaan Ameena padamu!" Dera tertawa mengejek.
"Dasar wanita gila!" Satria melepaskan cengkramannya dengan kasar. Kemudian pergi meninggalkan Dera begitu saja.
"Lakukan apapun agar wanita itu mau mengatakan yang sebenarnya!" Satria memberikan sejumlah uang pada sipir wanita yang bertugas untuk mengawasi sel tahanan tempat Dera ditahan.
"Baik tuan." sipir wanita itu mengambil uang yang diberikan Satria dengan mata berbinar, kemudian menatap Dera dengan senyuman smirk.
"Jangan! Tolong ampunikan aku!" panik Dera yang seakan mengerti dengan arti tatapan sipir wanita tersebut.
"Satria kau tidak bisa melakukan hal ini padaku! ini melanggar aturan!" pekik Dera yang tidak mau di siksa oleh teman satu selnya lagi sampai tulang-tulangnya patah dan masuk rumah sakit.
Mereka berani menyiksa Dera atas perintah Satria lewat sipir wanita tersebut.
Namun Satria tak menggubris ucapan wanita licik itu dan tetap berlalu pergi.
***
***
"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Aiden. Selamat ulang tahun." Ameena menyanyikan lagu ulang tahun untuk sang putra dengan begitu riangnya. Walaupun perayaan ulang tahun Aiden hanya dirayakan berdua saja tahun ini, tapi tidak mengurangi kemeriahan pesta ulang tahun tersebut serta rasa bahagia Ameena dan Aiden sedikitpun.
"Aiden, ayo buat permohonan dan tiup lilinnya sayang." pinta wanita cantik itu dengan wajah sumringah. Aiden mengangguk patuh.
"Semoga tahun ini Mina tidak jomblo lagi dan aku bisa segera mendapat papa baru." pinta Aiden dengan wajah seriusnya.
"Hey! Permohonan macam apa itu?" protes Ameena.
"Bisa tidak di moment bahagia ini kita tidak usah membahas hal itu dulu!" pinta Ameena dengan wajah penuh permohonan.
"Tidak bisa Mina. Memiliki papa baru adalah keinginan terbesar dalam hidupku saat ini." ucap Aiden.
"Aiden sayang, sebenarnya hidup kita sekarang sudah cukup bahagia hanya berdua saja. Jadi mama rasa kita tidak membutuhkan orang lain lagi, apa lagi papa baru." bujuk Ameena yang sudah mulai lelah dengan permintaan sang putra.
"Memiliki papa baru, belum tentu seindah yang kita harapkan. Bagaimana kalau papa barumu jahat dan tidak menyayangi kita dengan tulus." Ameena menakut-nakuti.
"Itu tidak akan terjadi kalau aku yang mencari sendiri papa baru untukku. Aku akan menyeleksi mereka dengan ketat sebelum menjadikan mereka papa baruki. Jadi kau cukup duduk manis saja dan menikah dengan papa baruku nanti." ujar Aiden panjang lebar.
Ameena terdiam, ada rasa iba pula terhadap sang putra yang memang belum pernah merasakan memiliki seorang papa selama hidupnya.
"Aiden benar Ameena. Apa salahnya jika Aiden menginginkan papa baru?" ucap Seorang pria yang baru saja datang dengan sebuah kado berukuran besar di tangannya.
"Om Rodrigo, apa hadiah ini untukku?" antusias Aiden. Walaupun Aiden terlihat lebih dewasa dari anak seusianya. Tapi Aiden tetaplah anak kecil yang menyukai hadiah seperti anak yang lainnya.
"Tentu saja sayang, sana bukalah." ucap Rodrigo.
"Yeay." Aiden bersorak gembira, kemudian berlari menuju kamarnya untuk membuka hadiah tersebut.
"Hati-hati sayang." Ameena ikut tersenyum melihat wajah bahagia Aiden.
"Ameena, daripada repot mencari orang asing untuk menjadi papa baru Aiden. Kenapa kau tidak menikah denganku saja?" ucap Rodrigo dengan wajah seriusnya.
"Rodrigo, apa kau baru saja melamarku?" tanya Ameena.
"Ya, anggap saja begitu." balas pria tampan pemilik lesung pipi itu.
"Rodrigo, kita bersahabat sudah cukup lama. Aku tidak mau merusak hubungan persahabatan kita dengan hubungan seperti itu." Ameena menepuk pundak Rodrigo.
"Ya, ya. Sahabat ya. Tidak ada hubungan yang lebih indah dari hubungan persahabat antara pria dan wanita, jadi jangan merusaknya." Rodrigo tersenyum kikuk mendengar penolakan Ameena.
Bersambung.