NovelToon NovelToon
Crazy Rich Mencari Cinta

Crazy Rich Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Mengisahkan seorang crazy rich, Ditya Halim Hadinata yang memperjuangakan cinta seorang gadis dari keluarga biasa, Frolline Gunawan yang tidak lain adalah kekasih keponakannya sendiri, Firstan Samudra.

Ikuti terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 : Ayo Kita Pulang

“Kemasi pakaianmu. Bawa data-data penting saja. Untuk yang lainnya, aku akan membelikannya untukmu. Jangan bawa apa-apa dari rumah ini. Kamu tidak memiliki hak apa pun!” perintah Ditya.

Frolline ragu, tetapi saat ini dia tidak punya pilihan. Bahkan dia tidak berpikir terlalu jauh. Semua musibah di dalam hidupnya datang begitu tiba-tiba, silih berganti seperti tidak kenal lelah. Tidak memberinya kesempatan berpikir ataupun berpendapat.

Melihat Frolline diam, Ditya bergerak sendiri.

“Katakan dimana kamu menyimpan surat-surat pentingmu, Fro. Ijazah, akta kelahiranmu atau apalah itu. Kita tidak butuh untuk yang lainnya,” jelas Ditya, membuka hampir semua laci di kamar Frolline tanpa permisi. Mencari data-data yang dimaksud.

“Fro, ayo Fro jangan diam saja. Aku tidak bisa membiarkanmu tinggal seatap dengan Firstan,” jelas Ditya.

“Aku tidak mau menikah secepat ini,” ucap Frolline lirih. Gadis itu bersuara setelah lama diam. Mengemukakan pendapatnya sendiri.

Ditya menghela nafas. Jujur, dia sudah mulai lelah dengan tingkah Frolline. Dia tahu kesabarannya sedang diuji setiap saat, tetapi kalau terus-terusan digempur seperti ini, kesabaran itu akan sampai di ambang batasnya.

“Iya, tidak masalah. Kita bisa tinggal serumah tanpa ikatan,” sahut Ditya, memijat pelipisnya menahan kesal dengan sikap kerasnya Frolline.

“Ayo Fro, kemasi barang-barangmu,” pinta Ditya lagi.

Frolline menurut, membuka lemarinya dan mengeluarkan map-map berisi data-data pentingnya. Meletakannya di atas tempat tidur. Kemudian menurunkan koper mungil dari dalam lemari.

“Biarkan aku saja,” ucap Ditya, membantu Frolline menurunkan kopernya.

“Bawa secukupnya saja. Tidak perlu membawa semuanya. Besok aku akan membelikan pakaian baru untukmu,” ucap Ditya, menjatuhkan tubuhnya yang lelah ke atas tempat tidur. Duduk sembari mengintip data-data pribadi Frolline di dalam map.

Yang pertama dilihatnya saat membuka map adalah akta kelahiran. Tertulis nama Frolline Gunawan disana. Putri kedua dari dua bersaudara, pasangan suami istri Gunawan dan Riana Sari.

“Fro, kenapa tidak pernah melihat Om atau Tantemu selama ini. Papamu anak tunggal?” tanya Ditya. Dia tidak melihat seorang pun dari saudara atau saudari Gunawaan yang datang ke acara pemakanan.

“Iya, papa anak tunggal dan perusahaan papa itu warisan dari keluarga papa,” jelas Frolline sembari melipat pakaiannya dan memasukannya ke dalam koper.

Ditya mengangguk pertanda mengerti. Matt memang tidak bisa mengumpulkan banyak informasi dari kedua orang tua Frolline.

“Mamamu?” tanya Ditya lagi.

“Mama memiliki saudara laki-laki, Om Reino. Waktu aku kecil, Om Reino pernah beberapa kali berkunjung ke rumah.”

“Mama juga punya saudara kembar, Tante Rania. Cerita mama, Tante sudah meninggal sebelum aku lahir. Kecelakaan mobil. Mama juga tidak terlalu jelas.”

“Om Reino yang tahu jelas cerita Tante Rania,” lanjut Frolline.

Ditya hanya menyimak. Tidak terlalu penting dengan masa lalu kedua orang tua Frolline. Dia sudah memantapkan hati, masa lalu kedua orang tuanya menjadi tidak penting. Dia akan berjuang untuk Frolline.

Dia sudah terlanjur maju dan masuk ke kehidupan Frolline terlampau jauh. Tidak mungkin mundur lagi hanya karena sandungan kecil.

***

Ditya turun dari lantai dua rumah Frolline dengan menenteng koper. Terlihat di belakangnya, Frolline mengekor sembari menunduk.

“Matt, tolong masukan ke mobil!” perintah Ditya, menyerahkan koper pada asistennya.

Semua orang masih lengkap menunggu di ruang tamu. Ada Samudra dan Marisa yang duduk di sofa. Firstan masih di posisi yang sama. Angella duduk di sofa berseberangan dengan Marisa.

“Kak, aku pamit,” ucap Ditya, meraih tangan Frolline yang menjuntai dan menggengamnya erat.

“Tunggu Dit! Kita perlu bicara. Kamu tidak bisa membawa Fro begitu saja,” cegah Marisa.

“Fro, mami mau bicara dengan anak nakal ini sebentar,” pinta Marisa, menarik adik satu-satunya itu masuk ke dalam.

Marisa membawa masuk adiknya ke sebuah kamar kosong, yang biasanya dijadikan kamar tamu menjadi tempat bicara empat mata mengenai masalah keluarga mereka.

“Ada apa Kak?” tanya Ditya dengan santainya.

Plakkk!

Sebuah tamparan keras tanpa pemberitahuan terlebih dulu dilabuhkan Marisa di wajah Ditya. Berharap adiknya itu segera sadar, tidak melakukan hal-hal yang akan menentang keluarga besar mereka.

“Sadar!” tegas Marisa.

“Kalau mau menikah, bawa Frolline pulang ke rumah. Pertemukan dengan daddy dan mommy. Minta restunya,” ucap Marisa dengan berapi-api.

“Dan kamu akan melihat bagaimana putriku dipermalukan. Sama seperti suamiku dulu,” lanjut Marisa.

“Kak, aku serius akan menikahi Fro,” sahut Ditya, mengusap pipinya yang baru saja ditampar.

“Aku tahu. Setelah tidak mendapatkan restu daddy, dimana kamu akan menyembunyikan istrimu? Inggris? Jerman?” tanya Marisa, masih dengan amarahnya.

“Kamu tahu kan Dit. Kamu itu putra daddy satu-satunya. Kamu tidak bisa sembarangan mengambil tindakan. Daddy tidak akan mengusirmu seperti mengusirku, tetapi dia akan menyakiti istrimu,” lanjut Marisa.

“Kak, aku serius kali ini. Sebelum ini, aku tidak pernah membawa siapa pun ke hadapan daddy. Hanya Fro saja yang akan aku bawa pulang ke Surabaya.”

“Coba saja! Jangan berani membawa Frolline tinggal bersamamu sebelum mendapatkan restu daddy dan mommy,” tegas Marisa.

“Kak!” Ditya terpancing emosi.

“Aku tidak peduli. Mulai hari ini Fro akan tinggal bersamaku,” tegas Ditya. Rahangnya mengeras saat kakaknya menunjukan sikap menolak.

“Anggap saja kami sudah menikah. Aku tidak peduli. Sebaiknya urus saja putramu. Aku lebih takut padanya dibanding dengan daddy. Mau jadi apa Fro kalau tinggal bersamamu. Putramu itu mengerikan,” ucap Ditya.

“Apa maksudmu menjelek-jelekan keponakanmu sendiri?” tanya Marisa kesal.

“Tanyakan saja pada putramu. Bagaimana bejatnya dia. Menikahi kakaknya, berpacaran dengan adiknya secara bersamaan,” cerita Ditya.

“Bahkan dia menjanjikan pada Fro, akan menceraikan istrinya dan menikahi Fro setelah anaknya lahir,” lanjut Ditya.

Marisa terperanjat, menggelengkan kepalanya. Airmatanya hampir tumpah saat membayangkan apa yang diceritakan Ditya itu adalah kenyataan.

“Tidak, aku mendidik Firstan untuk bertanggung jawab,” ucap Marisa, masih belum mau percaya.

“Kalau tidak percaya, tanyakan pada Matt. Aku terpaksa menggunakan cara yang menjijikan untuk memisahkannya dari putra kesayanganmu itu!” tegas Ditya.

“Tidak! Putraku tidak seperti itu,” tegas Marisa kembali.

Ditya menghela nafasnya. “Aku pamit, Kak. Mulai hari ini Fro akan tinggal denganku. Dia akan menjadi tanggung jawabku.”

Pria itu bergegas keluar, meninggalkan kakaknya yang masih belum mau percaya dengan semua kenyataan yang diungkapnya.

Saat membuka pintu kamar, Ditya dikejutkan dengan sosok Firstan yang berdiri mematung di depan pintu. Keponakannya itu terlihat menahan amarahnya. Dengan garis wajah yang terlihat tegas dan bola mata memerah. Urat-urat terlihat menonjol di pelipisnya.

Bukk!!

Sebuah pukulan mendarat tepat di rahang Ditya yang tanpa persiapan. Tidak sampai disitu, Firstan menendang perut Ditya sehingga terjengkang masuk kembali ke dalam kamar. Belum sempat Ditya berdiri, Firstan sudah mencekal bajunya dan memukul wajah Ditya sekali lagi.

“Bangun, Breng*sek!! Kamu sengaja memisahkanku dengan Fro. Menggunakan cara licik itu. Aku sudah curiga sejak awal, Fro tidak mungkin semudah itu menyerah padamu,” ucap Firstan penuh amarah.

Marisa yang menyaksikan pergumulan keduanya, hanya bisa melerai sambil menjerit. Tidak lama Samudra, Angella dan Frolline berdatangan, menyaksikan pergulatan Om dan keponakan itu.

“Dit, sudah!” teriak Frolline, menarik Ditya yang sekarang berganti posisi, menguasi Firstan. Lelaki itu sedang menindih tubuh keponakannya dan melayangkan pukulan.

“Dit, sudah!” teriak Frolline lagi, menyeret Ditya dan membawa lelaki itu menjauh.

“Lepaskan aku, Fro. Dia kurang ajar!” seru Ditya bersiap menyerang Firstan kembali.

“Sudah, ayo kita pulang ke rumahmu,” ajak Frolline sambil memeluk pinggang ditya dengan erat, membuat kepalan tangan Ditya yang sudah melayang ke udara melemah seketika.

“Ayo kita pulang sekarang,” ajak Frolline. Masih memeluk erat Ditya. Dia bisa mendengar dan merasakan denyut jantung Ditya dengan jelas.

***

T b c

Love you all

Terima kasih.

1
Nayy
sweet 😍
alin soebank
gemes sama si Flo gak tegas
bibi
lanjut
堅監.
ini season 2 nya Wira sama naina kok ngilang ya 😢 padahal kangen pengen baca baca mereka lagi
堅監.: yahhh tapi gpp, makasih info nya kak author
total 2 replies
Astrii Zahra
menurutku fro ini bukan polos sih, tp tolol.. secara ga langsung jd pelakor di rumah tangga kk nya sendiri
Vivi Zenidar
wkwwkwk satpol PP
kalea rizuky
wah jd karena ini
Khairul Azam
perempuan bego fro ini
yuni
Luar biasa
yuni
Buruk
Ardiansyah Gg
gk bisa move on dari novel ce weti
ngulang baca lagi
Inan
aku suka semuanya... om pram.. ditya.. wira... aku sukaaaa... tp bara aku ngk begitu suka..
Lince Harni
karya yg bagus,sangat memghibur...ini baca ke 3 x...gs bosan2
reza indrayana
masih bingung nichh ..🤔🤔
AlfES
❤❤❤❤❤
Yuliza Angriani
kalau pram kayak kamu dulunya dit,,,, udah mati kamu ditangan pram
Hairiyani Nurul hairiyani
cerita mat sama rania ada gak kak
Sofwan 123 Muhammad
Biasa
Sofwan 123 Muhammad
Kecewa
Tismar Khadijah
banyak kata2 bijak,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!