NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: tamat
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat / Tamat
Popularitas:74.1k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ³⁴ - the little zombie

Clay dan Britney berlari menembus kegelapan melewati lorong gudang supermarket, napas mereka terengah namun terkendali. Suara linggis yang menghantam rantai semakin keras di belakang, tapi tidak ada waktu untuk berhenti.

“Ke pintu belakang!” bisik Clay sambil menarik tangan Britney.

Mereka melompati tumpukan kardus, melewati rak yang roboh, dan akhirnya mencapai pintu logistik. Clay memeriksa sekitar, sunyi, gelap, aman. Ia membuka pintu pelan, hanya angin malam.

Tanpa membuang waktu, mereka keluar dan berlari menyusuri jalan kecil di belakang bangunan. Kegelapan menjadi sekutu. Tiga pria itu tidak tahu bahwa supermarket memiliki pintu belakang, mereka tak pernah melihatnya dari luar.

Mereka berlari hingga suara linggis memudar. Clay baru berhenti setelah mereka masuk ke gang sempit di antara dua gedung roboh.

“Kita berhasil,” bisiknya sambil mencoba menstabilkan napas.

Britney meraih lengan Clay erat, lebih sebagai refleks setelah dihantui ketakutan. “Aku… nggak mau ketemu mereka lagi.”

Clay mengusap punggungnya lembut. “Kita nggak akan. Kita harus cari tempat berlindung dulu sampai pagi.”

Setelah menyisir beberapa blok, mereka menemukan rumah dua lantai yang terlihat kosong, pintunya sedikit terbuka tapi tidak ada tanda kehidupan. Clay memastikan area sekeliling aman sebelum memutuskan mereka masuk.

Rumah itu berdebu, tapi masih utuh. Tidak ada jejak penghuni. Tidak ada bau busuk. Clay mengunci pintu dan memeriksa seluruh ruangan, pedang anggar di tangan. “Aman. Setidaknya malam ini kita bisa bernapas.”

Britney duduk di sofa tua yang berdebu. “Aku benci fakta bahwa mereka mengejar kita seperti itu…”

“Mereka tidak akan! Aku pastikan itu," kata Clay sambil menutup gorden.

Britney memperhatikan wajah Clay, rahangnya tegang, matanya masih waspada meski tubuhnya tampak lelah. “Clay… kamu nggak harus terus waspada segitunya.”

Clay menoleh padanya. “Aku harus. Kamu hamil, Brit. Kalau aku lengah sedikit saja…”

Britney tersenyum kecil, mencoba mencairkan ketegangan. “Aku nggak rapuh, tahu?”

Clay mendekat dan duduk di sampingnya. “Buatku kamu rapuh kalau dunia yang kita hadapi begini.” Tangannya menutupi perut Britney. “Dan kamu bawa nyawa kecil di sini.”

Britney menggenggam tangannya. “Itu sebabnya kita harus terus maju.”

Clay mengangguk, tapi sorot matanya masih gelap, dihantui rasa marah dan protektif yang dalam.

“Besok kita balik ke mansion,” katanya akhirnya. “Kita pindah. Kita nggak bisa tinggal di sana lagi. Tiga pria itu… mereka terlalu penasaran. Dan kamu terlalu berharga.”

Britney mengangguk. “Oke. Selagi perutku belum besar, kita bisa bergerak cepat.”

Malam semakin larut. Clay akhirnya berbaring di karpet dekat sofa, sementara Britney bersandar di dinding, mencoba memejamkan mata.

Rumah itu hening. Terlalu hening. Sampai...

krk… krk…

Seperti bunyi goresan. Sangat pelan. Dari bawah. Britney membuka mata. Menatap Clay. Clay sudah duduk tegak, pedangnya tergenggam.

“Dari lantai bawah,” bisiknya.

Keduanya bertukar pandang. Britney berdiri perlahan, mengambil senter kecil dari tasnya. Clay menempatkan dirinya di depan, melindungi Britney di belakang.

Mereka berjalan menuju pintu kayu kecil di dekat dapur, yang mengarah ke basement. Suara itu terdengar lagi.

krk… krk… hhh…

Seperti… seseorang bernapas dengan susah payah. Clay membuka pintu pelan. Udara lembap menyembur keluar. Tangga ke bawah gelap gulita.

“Aku dulu,” kata Clay.

“Tentu saja.” Britney mengangguk.

Mereka turun. Clay lebih dulu. Britney mengikuti, sinar senter menyorot lantai beton penuh debu. Di sudut ruangan, sesuatu bergerak pelan. Britney mengangkat senter. Dan mereka melihatnya. Seorang anak laki-laki. Usia sekitar delapan atau sembilan tahun. Tubuhnya masih segar, tidak ada pembusukan. Kulitnya pucat, matanya gelap, tapi tidak se-lapar zombie dewasa. Suaranya kecil, seperti rintihan. Zombie baru berubah.

Britney memegang lengan Clay erat. “Clay… dia baru terinfeksi.”

Clay mengangkat pedang. “Mundur, Brit. Dia tetap berbahaya.”

“Tidak, tunggu.”

“Britney.”

“Tolong… biar aku coba. Kita bisa coba lagi untuk memulihkannya.”

Clay menatapnya lama, dan akhirnya mengangguk. “Aku akan mengikatnya. Kalau dia bergerak sedikit pun… aku tebas.”

Britney mengangguk, percaya pada kecepatan Clay.

Clay mendekat perlahan. Anak itu merespons dengan erangan kecil dan merangkak lambat, tapi Clay lebih cepat. Dalam satu gerakan terlatih ia mendorong anak itu ke lantai, menahan tubuhnya, lalu mengikat tangan dan kaki kecil itu dengan tali yang mereka temukan di pojok basement. Anak zombie itu menggeram tapi tidak bertenaga. Begitu Clay mundur, Britney mendekat.

“Sangat… manusiawi,” gumamnya lirih. “Dia bahkan belum kehilangan bentuk wajahnya.”

Clay mengawasinya ketat. “Hati-hati.”

Britney mengeluarkan ampul darahnya. “Kalau ini berhasil… Clay, kita harus mengawasinya lebih ketat agar dia tidak kabur seperti Jennifer."

Clay mengangguk, tapi ekspresinya penuh ketegangan. “Lakukan cepat!"

Britney mengumpulkan napas, kemudian menyuntikkan darahnya ke lengan anak itu. Jarum masuk, darah mengalir. Anak zombie itu mengerang pelan, suara aneh yang berada di antara manusia dan monster. Tubuhnya sedikit tersentak, seperti merasakan kejut asing. Britney menarik jarumnya perlahan.

Clay langsung meraih bahunya. “Hati-hati… kau terlalu dekat.”

“Aku harus lihat reaksinya.”

Clay memicingkan mata, tetap memegang pedang. “Aku nggak suka ini.”

Britney tersenyum kecil meski tegang. “Aku pun juga nggak suka. Tapi… ini harapan.”

Mereka berdua menatap anak itu yang kini terbaring tenang. Nafasnya pelan. Gerakannya berkurang.

Britney menindih rasa takutnya. “Clay… dia berubah.”

“Belum tentu,” Clay mempersempit mata. “Bisa jadi tubuhnya sedang menyesuaikan. Kita harus tunggu.”

Britney duduk di samping Clay, masih memegang tangannya yang kokoh. “Kita tunggu dia membaik..."

Clay menariknya ke pelukannya, mendekapnya erat. “Kalau ini berhasil… kita pergi dari kota ini. Kita cari tempat aman, entah di gunung atau desa. Kita hidup baru.”

Britney menutup mata, kepalanya bersandar di dada Clay. Detak jantung Clay kuat dan cepat.

“Aku mau itu,” bisik Britney.

Clay mencium ubun-ubunnya. “Aku juga.”

1
§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☕︎⃝❥
alhamdulillah terimakasih Thor, aq selalu menunggu karya karya terbarunya.
semoga ada seoasen ke 2 nya 🥳
§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☕︎⃝❥
alhamdulillah joy selamat
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎❤ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
I know how hard you worked for this. ..Good luck in every step you take.

🎉🥰💖🤩🎊
Rommy Wasini Khumaidi
trimakasih karyamu yang luar biasa ini
Tiara Bella
akhirnya the end jg....bahagia semua ya....
Kurnia Untari
Setiap chapter selalu deg2an.. Keren kak Desau, serasa nonton 'The Walking Dead'.. Semangat kakak👍👍
Tiara Bella
udh degdegan secara orok digigit zombie....tp jd ketahuan ya Joy pnya imun ky Britney...
ɳιɱαʂ ɾαƙα_ƙσʂσɳɠ ƚιɠα
bagus, recommended
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎❤ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
OMG...😰😱
Apa yg akan terjadi dengan Joy, mungkinkah berubah jadi zombie...🤔
Akan tetapi seharusnya Joy juga kebal seperti Britney.
Tiara Bella
ada² aja sh ya....mana si Joy lg yg digigit zombie....
Tiara Bella
Alhamdulillah akhirnya mateo udh siuman ya ..
Rommy Wasini Khumaidi
akhirnya ada orang baik disekeliling mereka
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎❤ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Akhirnya sedikit demi sedikit nambah teman lagi, lama² jadi komunitas...😊
Tiara Bella
mudah² ayah nya sembuh jd manusia lg ya
Rommy Wasini Khumaidi
huh selalu begini,kalau mbaca cerita ada zombie mesti nahan nafas.dan begitu selesai mbaca kaya rasa capek
Tiara Bella
akhirnya....tp kynya blm bener² aman
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎❤ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Rumah yg baru kau temukan menurutku kalau untuk Huntara (Hunian sementara) sudah bisa dibilang layak dan aman apalagi ada bonus fasilitas ternak...🤣
Rommy Wasini Khumaidi
mungkin masih ada penghuninya,nenek² atau kakek² gitu😁
§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☕︎⃝❥
Thor please buat mereka semua menemukan rumah yg adem ya🙏🤭
§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☕︎⃝❥
Thor aq ikutan dingin, krn aq g bisa dingin soalnya 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!