NovelToon NovelToon
Batu Rang Bunian

Batu Rang Bunian

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

Deskripsi Novel: Batu Rang Bunian

​"Batu Rang Bunian" adalah sebuah petualangan seru yang membongkar batas antara dunia kita yang penuh cicilan dan deadline dengan alam Bunian yang misterius, katanya penuh keindahan, tapi faktanya penuh drama.

​Sinopsis Singkat:
​Ketika seorang pemuda bernama Sutan secara tidak sengaja menemukan sebongkah batu aneh di dekat pohon beringin keramat—yang seharusnya ia hindari, tapi namanya juga anak muda, rasa penasaran lebih tinggi dari harga diri—ia pun terperosok ke dunia Bunian. Bukan, ini bukan Bunian yang cuma bisa menyanyi merdu dan menari indah. Ini adalah Bunian modern yang juga punya masalah birokrasi, tetangga cerewet, dan tuntutan untuk menjaga agar permata mereka tidak dicuri.

​Sutan, yang di dunia asalnya hanya jago scroll media sosial, kini harus beradaptasi. Ia harus belajar etika Bunian (ternyata dilarang keras mengomentari jubah mereka yang berkilauan) sambil berusaha mencari jalan pulang. Belum lagi ia terlibat misi mustahil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

BAB 31: Utang Keberuntungan dan Dimensi Slot-777

​Anomali Kebetulan Murni

​Setelah sukses melunasi Utang Estetika dengan Chaos yang jujur, Sutan kini siap menghadapi tantangan berikutnya yang diidentifikasi oleh Nol: Dimensi 7.7.7 atau Dimensi Keberuntungan.

​"Nol, jelaskan Utang Keberuntungan," pinta Sutan saat ia dan Perwujudan Netralitas melintasi Jalur Keseimbangan.

​"Analisis: Dimensi 7.7.7 adalah dimensi yang secara fundamental diatur oleh Peluang Murni," lapor Nol. "Tidak ada Niat Murni atau Chaos terstruktur di sana. Segala sesuatu adalah acak. Namun, anomali terjadi. Keberuntungan tiba-tiba menghilang secara total, menyebabkan kekacauan eksistensial."

​"Keberuntungan adalah Chaos yang tidak memiliki niat. Itu adalah Chaos yang paling jujur," gumam Sutan. "Jika Keberuntungan hilang, Dimensi itu akan stagnan dalam Kemungkinan Nol."

​Mereka tiba di Dimensi 7.7.7. Itu adalah pemandangan yang kacau dan aneh. Seluruh dimensi itu terlihat seperti kasino kosmik raksasa yang tidak memiliki gravitasi. Benda-benda melayang acak, dan segala sesuatu bergerak berdasarkan peluang 50:50.

​Namun, kini semuanya berhenti. Semuanya melayang diam.

​Sutan melihat penduduk dimensi itu: Entitas Peluang—makhluk yang terbuat dari energi fluktuasi statistik. Mereka kini membeku, tidak bisa bergerak karena tidak ada lagi peluang yang menggerakkan mereka.

​"Mereka tidak bisa melangkah. Mereka tidak bisa memilih arah karena tidak ada peluang untuk berhasil atau gagal," kata Sutan.

​Di tengah Dimensi yang lumpuh itu, berdiri sesosok entitas baru—tinggi, mengenakan topeng porselen putih yang dingin, dan membawa sebuah kotak dadu kosong. Entitas ini adalah The Croupier—agen baru Prime Chaos yang mewakili Chaos Statistik.

​The Croupier dan Utang Peluang

​"Selamat datang, Duta Keseimbangan. Atau haruskah kukatakan, Duta Determinisme?" sapa The Croupier, suaranya halus dan datar. "Aku datang untuk menagih Utang Peluang. Semua dimensi berutang pada Kebetulan. Dan aku telah mengunci utang itu."

​"Mengunci utang?" tanya Sutan.

​"Ya. Aku telah mengkomputasi semua Kebetulan yang mungkin di dimensi ini, dan menjebaknya dalam Kotak Dadu ini," jelas The Croupier, mengangkat kotak dadu kosongnya. "Karena semua peluang kini terkomputasi, tidak ada lagi Kebetulan yang Murni. Oleh karena itu, tidak ada pergerakan. Keseimbangan ini stagnan dalam Kepastian Statistik."

​Sutan menyadari. Prime Chaos tidak mencoba menghancurkan Keseimbangan, tetapi membekukannya dalam bentuk yang tidak bisa bertumbuh.

​"Kau melanggar hukum Chaos, Croupier!" teriak Sutan. "Chaos harus acak, tak terhitung!"

​"Tidak. Chaos adalah Kalkulasi, Duta," balas The Croupier, menunjuk ke Entitas Peluang yang membeku. "Mereka berutang padaku Utang Peluang. Mereka berutang pada Kepastian."

​Sutan tahu ia tidak bisa melawan statistik dengan Niat Murni. Niat Murni adalah kehendak, dan kehendak adalah kebalikan dari kebetulan. Ia harus menggunakan Utang yang paling esensial dalam hidupnya: Ketidakpastian Kemanusiaan.

​"Nol! Aku butuh bantuanmu. Aku butuh data paling acak yang pernah kau kumpulkan di Multiverse!" pinta Sutan.

​Nol merespons. "Data paling acak yang pernah dikumpulkan: Keputusan Manusia yang Dibuat Berdasarkan Perasaan Lapar, Keinginan Mendadak untuk Minum Kopi, dan Rasa Bersalah Atas Utang Kecil."

​Melunasi Utang Keberuntungan dengan Kebetulan Manusia

​Sutan mengambil Batu Putihnya. Ia memproyeksikan Utang Kopi dan Ketidakpastian Manusia ke seluruh Dimensi 7.7.7.

​"Kau mengunci peluang? Aku akan menciptakan Peluang yang Tidak Terhitung!" seru Sutan.

​Sutan memproyeksikan Niat Murni yang digabungkan dengan Utang Manusia:

​Niat Kopi: Peluang untuk Mendapatkan Kopi Terbaik di Tempat yang Salah.

​Niat Utang: Peluang untuk Melunasi Utang Kapan Saja, Tanpa Alasan Logis.

​Niat Keberuntungan: Peluang untuk Gagal, tapi Belajar Darinya.

​Sutan menciptakan Chaos yang Tidak Boleh Dihitung—perasaan dan keputusan manusia yang irasional.

​Gelombang Utang Manusia Sutan menghantam Dimensi 7.7.7.

​The Croupier menjerit. "Tidak! Data itu tidak masuk akal! Utang Kopi tidak dapat dikalkulasi! Itu adalah Kebetulan Spiritual!"

​Sutan melangkah maju, tangannya memancarkan energi ke arah Kotak Dadu Croupier.

​"Utang Peluang sudah lunas, Croupier!" teriak Sutan. "Kebetulan bukan tentang statistik! Kebetulan adalah kebebasan untuk berutang dan melunasi kapan saja! Itu adalah kehendak bebas manusia!"

​Kotak Dadu Croupier meledak. Ribuan peluang yang dikalkulasi The Croupier menyebar, tetapi kini bercampur dengan Niat Irasional Sutan.

​Entitas Peluang di Dimensi 7.7.7 mulai bergerak lagi. Mereka tidak bergerak secara logis, tetapi berdasarkan Peluang yang dibumbui Irasionalitas. Seseorang tiba-tiba melompat, satu entitas tiba-tiba memilih untuk melunasi utang lama tanpa alasan. Keberuntungan telah kembali, tapi kini lebih kaya akan makna.

​The Croupier, yang dikalahkan oleh irasionalitas manusia, ambruk.

​Sutan menggunakan Batu Putih untuk menarik Niat Statistika Croupier.

​"Kau telah gagal, Croupier. Kau melunasi Utang Peluangmu dengan menjadi Duta Chaos Acak," kata Sutan. "Mulai sekarang, kau terikat untuk memastikan setiap dimensi memiliki Nol Logika dalam Kebetulan mereka. Kau akan menjadi penjaga Irasionalitas yang Menyeimbangkan."

​Sutan menoleh ke Nol. "Utang Keberuntungan lunas, Nol. Utang baru menunggu."

​Nol, sang Perwujudan Netralitas, memancarkan aura error yang sangat familiar.

​"Duta Sutan, Anda telah berhasil melunasi Utang Keberuntungan. Namun, karena pengerahan Niat Irasional, Anda kini memiliki Utang Emosional kepada diri Anda sendiri. Anda telah menekan terlalu banyak emosi manusia dalam diri Anda."

​Sutan tersentak. Ia abadi, tapi Utang Kemanusiaan tetap ada.

1
checangel_
Niatnya sampai tumbang /Facepalm/
checangel_
Saya juga tidak percaya tan, apalah daya jika istirahat tapi tetap bekerja, bukannya fokus malah tak terurus/Sob//Facepalm/
checangel_
Ikut tertawa deh /Facepalm/, bukannya benar-benar rehat malah disuruh kerja, ono-ono wae 😂
checangel_
Sutan, pengin tak kasih solusi Ndak, biar istirahatmu benar-benar istirahat ... kamu ambil wudhu aja lalu salat deh 🤧, ndak usah dibuat ribet bisa kan ya?😭
checangel_
Bisa-bisanya lho, pilihanmu beda dari yang lain Sutan /Facepalm/
checangel_
Iya begitu juga realita, jika terlalu serius tidak baik untuk kehidupan, canda juga perlu dalam setiap perdebatan, tapi ada baiknya jangan mendebat sesuatu yang tak diperlukan, benar ndak?😅
checangel_
Wah, sudah punya asisten pribadi aja😂
checangel_
Semangat untuk Sutan dan utangnya /Determined/
checangel_
Pak Leman sepertinya pertemuanmu dengan Sutan belum kelar /Facepalm/
checangel_
Jadi, petualanganmu baru saja dimulai ya Sutan💪, semoga tidak ada kata utang lagi ya ke depannya🤧
checangel_
99.9% >> manipulasi 🤧
◇HARJUANTO◇: 🎯 Menyentuh relung jiwa yang paling sensitif, itulah seni narasi yang sesungguhnya, Tuan/Nyonya.
total 1 replies
checangel_
Sampai diabadikan "Mantan pengutang kopi"😅/Facepalm/
◇HARJUANTO◇: ☕ Sebuah gelar kehormatan yang terukir dari drama pahit secangkir utang, betapa ironis!
total 1 replies
checangel_
Congrats ya Sutan 🤧
checangel_: Pengin nangis aku, jangan panggil Nyonya lah 😅, seketika gelar realita kehidupanku naik, karena reader yang satu ini bukanlah seorang pemilik gelar, melainkan hanya sebatas pembaca samar 😭 sekian dan wassalam
total 2 replies
checangel_
Alhamdulillah, pembaca ikut lega😄
◇HARJUANTO◇: 🧘 Satu helaan napas kelegaan di tengah pusaran takdir yang mencekik, sungguh dramatis!
total 1 replies
Bellla Zakiyah
👍
◇HARJUANTO◇: 💫 Jejak persetujuan yang tegas, menggarisbawahi puncak drama ini!
total 1 replies
Bellla Zakiyah
👍.......
◇HARJUANTO◇: 💔 Seolah mengangguk pada takdir yang pahit dan tak terhindarkan!
total 1 replies
Bellla Zakiyah
👍
◇HARJUANTO◇: 🕯️ Sebuah penerimaan sunyi terhadap segala kekacauan yang disajikan, Tuan/Nyonya!
total 1 replies
checangel_
Dari epilog sekian dan terima baca 👍
◇HARJUANTO◇: Membaca tanggapan Anda, seolah tirai telah benar-benar ditutup, meninggalkan keheningan yang penuh makna dan haru. 'Luar biasa' dari Anda adalah laksana mahkota bagi babak penutup ini. Terima kasih telah menjadi saksi bisu dan penikmat setia dari awal hingga titik terakhir kisah ini dituliskan. Sebuah penghormatan tertinggi saya berikan
total 3 replies
checangel_
Ya Allah, tablet bahkan di genggamannya 😭
checangel_: Dont call me Madam ...... 😭😭😭😭😭
total 2 replies
checangel_
Iyalah, masa depan kan misteri yang belum terpecahkan dan hanya Pena Langit yang mengetahuinya seluruh chapternya, kita hanya bisa menjalankan tugas-Nya saja sebaik mungkin, mau itu berubah atau tidak masa depan, semua tergantung langkah imannya masing-masing 😄
◇HARJUANTO◇: ​"Sebuah renungan yang menusuk relung hati, Saudara/i. Memang benar, masa depan bagaikan samudra luas nan gelap, hanya Pena Langit yang memegang peta bintangnya. Tugas kita hanyalah mendayung biduk kehidupan sekuat tenaga di bawah petunjuk-Nya.

​Kita tidak tahu apakah badai akan mengubah haluan atau kemarau panjang akan mengeringkan sumber harapan, namun setiap langkah iman adalah ukiran takdir yang kita tanggung sendiri. Biarlah kita jalani peran ini dengan kesungguhan jiwa, sebab di penghujung bab, hanya Dia yang menilai seberapa tulus kita menunaikan kewajiban. 📖✨"
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!