NovelToon NovelToon
Di Sayang Kakak Ipar

Di Sayang Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: MartiniKeni

Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Toko

"Kamu tidak mempercayai perkataan aku kan Kak?" Cia terkekeh hambar. Apa yang dia harapkan dari laki-laki yang masih berstatus suaminya di depannya ini. "Kalau kamu tidak percaya dengan perkataanku, kamu bisa tanya sama papa, mama, dan Ruri. Kalau kamu masih tidak bisa percaya juga bahkan setelah mereka menjelaskan semuanya, menurut aku kamu sudah keterlaluan kak."

Cia langsung pergi meninggalkan Carlo begitu saja yang masih bungkam seolah membenarkan semua ucapan Cia. Sedangkan tidak jauh dari sana, Damian yang diam-diam mengikuti Cia, tersenyum puas mendengar perkataan gadisnya.

"Bagaimana,tuan? Apa anda mau pulang sekarang?"

"Tidak, kita di sini dulu. Tapi jangan sampai ketahuan."

"Saya mengerti ,tuan."

Ah, dia semakin tergila-gila pada gadisnya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Cia tidak menunjukkan tanda-tanda akan pulang, padahal tokonya sudah tutup. Dia bahkan masih sibuk berkutat di depan laptopnya.

Ponselnya tergeletak tidak jauh dari posisinya berada sekarang, dengan keadaan mati. Bukan kehabisan batre, dia memang sengaja mematikannya. Dia malas dengan sikap Damian yang menerornya meminta untuk pulang.

Tadi sebelum berangkat, Damian memintanya untuk tidak pulang malam. Tapi dia memutuskan untuk mencoba melawan Damian meskipun hanya sedikit. Walaupun dia tahu resikonya, karena Damian pasti akan marah padanya, tapi dia bisa beralasan sibuk dan ponselnya lowbat. Iya dia hanya perlu memakai alasan itu.

Saat kantuk sudah mulai menyapa, Cia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah sofa, lalu berbaring dengan selimut yang menutupi bagian kakinya yang kebetulan hanya memakai rok di atas lutut. Tidak lama, Cia sudah masuk ke dalam mimpi.

Beberapa saat kemudian di tengah keheningan, suara pintu terbuka disusul masuknya seseorang dengan kursi rodanya. Setelah pintu tertutup dia langsung berdiri perlahan dan berjalan masuk ke dalam. Langkah kakinya yang terbalut sepatu hitam terdengar menggema dan memecah keheningan di ruangan tersebut. Langkahnya yang sedikit tertatih perlahan mendekat ke arah satu objek yang menjadi fokusnya sejak awal dia masuk.

Sampai di dekat sofa Damian duduk di samping tempat Cia berbaring yang masih menyisakan space untuknya. Tangannya terangkat mengelus rambut halus Cia.

"Cantik banget sih. Aku udah nggak sabar buat jadiin kamu milik aku sepenuhnya, sayang. Tunggu sebentar lagi, setelah kakek pulang kamu tidak perlu bersusah payah mengemis minta cerai pada pria bajingan itu, karena aku yang akan mengurus semuanya. Dan setelah itu kita akan menikah, karena sejak awal kamu memang seharusnya jadi milikku."

Telunjuknya menyusuri setiap jengkal wajah cantik gadisnya, dan berakhir di suatu tempat yang membuatnya candu. Bibir tipis itu selalu membuatnya tergila-gila dan selalu ingin mencicipinya, apalagi sekarang dengan bibir yang sedikit terbuka membuat Damian tidak tahan untuk mencicipi bibir manis itu.

Perlahan membungkukan badannya dan menempelkan bibirnya. Tidak langsung bergerak, hanya sekedar menempel dan memandangi wajah damai gadisnya dari dekat. Setelah puas, Damian perlahan menggerakkan bibirnya dan mulai menutup matanya merasakan sensasi nikmat dari kegiatannya.

Sampai Damian di buat terkejut saat tangan Cia melingkar di lehernya. Belum selesai dengan keterkejutannya, Damian kembali di buat kaget dengan pergerakan bibir Cia seolah sedang membalas ciumannya. Damian tersenyum, walaupun Cia tidak sadar dengan perbuatannya, tapi Damian  tetap senang  karena Cia seakan membalas ciumannya. Bukankah sama saja, berarti alam bawah sadar Cia sebenarnya sudah menerima dirinya.

Memikirkannya saja sudah membuatnya berbunga-bunga. Tidak tinggal diam, Damian pun membalas ciumannya, mengimbangi tempo gerakan Cia yang cukup perlahan. Setelah cukup lama Cia berhenti bergerak bahkan tangannya secara pelan turun dan kembali damai dengan tidurnya dan dengan keadaan bibir yang mengkilap dan bengkak.

"Sayang, kamu lucu banget sih. Aku kan jadi nggak bisa marah sama kamu. Padahal tadi aku sudah siap kasih kamu hukuman karena berani mematikan ponsel kamu dengan sengaja, bahkan tidak mematuhi perkataan aku untuk tidak pulang malam."

"Tapi, sikap kamu sekarang justru menghancurkan semuanya, amarah aku tadi menguap entah ke mana. Kamu memang obat dari semua kekalutan yang aku rasakan, sayang."

"I LOVE YOU Leticia." Kembali mendekat dan mencium kening gadisnya. Damian pun akhirnya ikut berbaring di samping Cia. Dengan kepala Cia berbantalkan tangan Damian, Cia terlihat nyaman berada di dalam dekapan hangat Damian.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Cia menggeliat pelan karena merasa terganggu dengan sinar matahari yang masuk lewat jendela dan mengenai wajahnya. Kembali menenggelamkan wajahnya mencari tempat yang nyaman dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

Sedangkan Damian yang sejak tadi bangun, tidak melunturkan senyumnya melihat Cia yang begitu menempel padanya, bahkan saat Damian menggerakkan tangan yang mati rasa, Cia dengan cepat membelit tubuhnya dengan tangan dan kakinya seakan tidak mengizinkannya pergi.

"Sayang, bangun! Udah siang loh." Bukannya bangun Cia malah tambah nyenyak. Bagaimana tidak, jika cara membangunkan Damian dengan nada yang begitu lembut dan tangan yang mengelus rambut Cia.  "Sayang, wake up. Nanti ada karyawan kamu loh yang masuk ke sini."

",,iih, masih ngantuk." Rengek Cia, matanya bahkan masih tertutup rapat.

"Tidak, sayang. Kamu harus bangun sekarang!" Cia hanya bergumam sebagai jawaban. "Atau mau aku bangunin secara paksa, hm?"

"Ishh, cerewet sekali sih. Dibilangin masih ngantuk juga."

"Satu,,,Dua,,,Ti__"

"Iya...iya, ini udah bangun. Kak Damian nyebe__ eh! K-kak Damian sejak kapan ada di sini?" tanya Cia langsung duduk saat dia baru sadar kalau dia bukan mimpi.

"Nanti dulu tanyanya. Bantuin dulu ini, tangan aku mati rasa, nggak bisa digerakin." Walaupun masih bingung dengan keberadaan Damian, Cia perlahan membantu Damian bangun dan memijat tangannya.

"Kenapa kak Damian bisa ada di sini? Sejak kapan?" tanya Cia dengan dahi berkerut.

"Semalam, karena kamu nggak pulang ke rumah. Aku khawatir banget, jadi aku susul ke sini." Terang Damian menjelaskan.

Cia hanya menunduk tidak menjawab tapi tangannya masih memijat lengan Damian.

"Kamu sengaja kan menghindari aku? Bahkan kamu sengaja matiin ponsel kamu?"

Gerakan tangan Cia berhenti. "A-aku nggak begitu, itu, ponselnya_"

"Lowbat?"

Dengan kaku Cia mengangguk.

"Jangan bohongi aku sayang, karena aku nggak suka. Asal kamu tahu, aku tahu semua yang kamu lakukan, bahkan saat kemarin Carlo datang menemui kamu di parkiran. Kamu sengaja mematikan ponsel kamu dan sengaja tidak mau pulang dengan alasan banyak kerjaan."

"Maaf."

"Sayang, bisakah kamu bersikap seperti biasa? Jangan seperti ini!"

"Kak, bisakah kak Damian bersikap seperti biasa? Selayaknya seorang kakak memperlakukan adiknya sendiri?"

"Kamu bukan adik aku, Ticia. Kamu adalah wanita yang dijodohkan oleh kakek."

"Secara darah memang kita bukan adik kakak, tapi secara status, aku adik ipar kakak, dan kak Damian adalah kakak ipar aku. Mau bagaimanapun hancurnya hubungan aku sama kak Carlo, dia tetaplah suami aku, dan status aku sekarang tetap sebagai seorang wanita bersuami. Dan interaksi kita ini nggak wajar kak."

Terima kasih yg sudah mampir🙏 Jangan lupa like dan komentarnya biar author makin semangat 😊🙏

1
Gede Merta
kasihan jg Damian/Cry/
Yuningsih Nining
foto Damian foto jg bikin video buat bukti polisi jg kakek sm klg nya cia mungkin.....betapa jahat nya si Carlo Biarab ,kayak setan wujud manusia ini , gak pantas julukan suami, Kessel mau Ullek rasa nya klo siCarlo klo dia bentuk biji lada
Martini .K: Terima kasih krn sudah mampier🙏
total 1 replies
Gede Merta
jangan lama" up nya thor
Gede Merta
Lanjut thor
Gede Merta
jahat banget simeri ini
Gede Merta
Semakin seru
Gede Merta
Semangatttt 💪
Gede Merta
sangat bagus
Gede Merta
Seru , semangat 💪
Martini .K
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!