NovelToon NovelToon
Kukira Impoten Ternyata Hyper

Kukira Impoten Ternyata Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Vanya sengaja menyamar menjadi sekretaris yang culun di perusahaan milik pria yang dijodohkan dengannya, Ethan. Dia berniat membuat Ethan tidak menyukainya karena dia tidak ingin menikah dan juga banyaknya rumor buruk yang beredar, termasuk bahwa Ethan Impoten. Tapi ....

"Wah, ternyata bisa berdiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

"Kak Vian?" tanya Ethan. Dia menoleh ke belakang, menatap Vanya untuk memastikan apa yang baru saja dia dengar. Kenapa sekretaris yang katanya miskin ini bisa akrab dengan calon rekan bisnisnya yang seorang konglomerat muda?

Vanya tersentak. Dia segera menyusun kebohongan. "Bukan, maksud saya Pak Vian," koreksi Vanya dengan cepat. "Iya, Pak Vian putra pemilik El-Corp kan? Saya pernah bertemu dengannya, dulu pernah menjadi... tetangga kos. Namanya cukup familiar." Vanya buru-buru duduk kembali di tempatnya, menunduk, dan menyibukkan diri mencari-cari dokumen, menghindari tatapan mata Ethan yang menusuk.

"Tetangga kos?" Ethan mengernyitkan dahi. Putra pemilik El-Corp tinggal di kosan? "Sudahlah, tidak penting juga dia kenal atau tidak." Ethan kemudian masuk ke dalam ruangannya dan duduk di kursi kebesarannya.

Beberapa saat kemudian, suasana kantor kembali hening. Tiba-tiba, ada seorang wanita paruh baya dengan dandanan mewah dan perhiasan berkilauan datang. Dia berhenti tepat di depan meja kerja Vanya. Wanita itu menatap Vanya dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan menyelidik.

Seketika Vanya berdiri dan tersenyum menyambutnya.

"Anda siapa, ya? Maaf, saya sekretaris baru di sini," sapa Vanya sopan.

Namun wanita itu hanya tersenyum tipis.

"Jangan-jangan dia ibunya Ethan dan sudah tahu kalau aku Vanya. Biasanya Mama paling ember kalau soal begini," panik Vanya dalam hati.

Bu Clara tersenyum penuh arti dan mendekatinya. "Vanya sayang," bisiknya pelan, memanggil nama aslinya. "Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot seperti ini. Mama bisa mengurus kedekatan kamu dengan Ethan tanpa harus capek bekerja dan menyamar seperti ini."

"Benar saja, Bu Clara tahu!" Vanya memejamkan mata sesaat, lalu tersenyum.

"Mama?" Vanya melihat ke sekeliling, khawatir ada yang mendengar. Dua berbisik sangat pelan, nada bicaranya berubah total menjadi nada manja yang hanya dia gunakan untuk keluarga dekat. "Maaf, Tante, tapi saya di sini bukan untuk mendekati Pak Ethan. Saya dipaksa sama Papa. Tolong jangan bilang ini sama Pak Ethan."

"Pak?" Bu Clara mengangkat alisnya, geli melihat Vanya memanggil calon suaminya dengan sebutan formal. "Ini tidak benar, kamu harus memanggilnya dengan—"

Vanya mendekat dan buru-buru menahan tangan Bu Clara. Dia memberi kode pada Bu Clara dengan mata melotot ke arah ruangan Ethan, yang dia tahu sebentar lagi akan keluar.

SREK! Pintu ruangan Ethan terbuka.

"Mama, kenapa ke sini?" tanya Ethan. "Vanya, lepaskan tangan kamu! Itu Mamaku!"

Seketika Vanya melepaskan tangan Bu Clara. "Maaf," Vanya menunduk, kembali ke peran gadis lugunya.

"Ethan, kamu jangan galak sama dia," bela Bu Clara, langsung mengambil peran sebagai pembela Vanya.

"Mama, dia sekretaris baru dan seharian ini sudah beberapa kali berbuat salah," kata Ethan.

Bu Clara mendengus. "Ethan, itu wajar karena masih baru. Mama tidak mau tahu, mulai sekarang jangan lagi memarahi dia. Dan awas kalau kamu sampai memecatnya!"

"Kenapa, Ma?" Ethan mulai frustrasi dan masuk ke dalam ruangannya lagi. "Jangan mencampuri urusan pekerjaanku di sini! Apa Mama juga ingin menjodohkanku dengan dia setelah aku menolak perjodohan dengan anak Pak Bima?"

Bu Clara menatap Ethan dengan pandangan sedih yang mendalam sambil mengikutinya. "Mama itu tahu mana gadis baik-baik, mana yang tidak. Kalau kamu dekat dengan sekretaris kamu yang ini... ya tidak apa-apa."

"Kalau Mama seperti ini, aku akan memecatnya sekarang juga!" ancam Ethan, merasa tertekan dari segala arah.

"Ethan," Bu Clara meraih tangan putranya. Wajahnya berubah pilu. "Selama ini Mama sangat khawatir sama kamu. Mama hanya ingin melihat kamu bahagia dan hidup normal. Apa kamu tidak mengerti, betapa sakitnya hati Mama saat mendengar gosip kalau kamu impoten dan tidak punya masa depan."

Ethan menghela napas panjang, kekesalannya langsung lenyap digantikan rasa bersalah. Dia berdiri dan memeluk sesaat mamanya. "Mama, jika sudah waktunya nanti aku pasti akan menikah. Mama tenang saja, jangan bersedih. Gosip itu tidak benar. Mama sekarang pulang saja ya. Atau Mama belanja saja sama teman-teman Mama. Aku sudah transfer penuh ke rekening Mama."

Bu Clara melepaskan pelukan itu, senyum licik kembali muncul. Dia menoleh pada Vanya yang diam-diam menguping di dekat jendela.

"Mama mau belanja sekarang. Tapi Mama mau belanja sama sekretaris kamu. Biarkan dia pulang cepat. Kita akan girls day out!"

Tanpa menunggu persetujuan Ethan, Bu Clara langsung berjalan cepat keluar. Dia menarik tangan Vanya agar mengikutinya, meninggalkan Ethan dengan wajah bingung dan frustrasi.

Ethan menghela napas panjang. Dia mengusap wajahnya yang kusut.

"Impoten?" gumam Ethan, merasa harga dirinya tercabik. Dia kemudian menatap pintu ruangannya. "Apa aku harus mencobanya untuk membuktikan bahwa aku tidak impoten?" Pertanyaan itu terucap begitu saja, membuat suasana kantor yang dingin menjadi sedikit panas. "Aku tidak selemah itu."

***

"Vanya, jangan diambil hati ya perkataan Ethan," ujar Bu Clara, lalu menyesap tehnya. "Dia memang sangat keras kalau menyangkut pekerjaan, itu murni karena tuntutan sebagai CEO."

Vanya tersenyum tipis, dia akan mengatakan alasan yang sebenarnya. "Tante, saya benar-benar minta maaf. Tapi saya tidak bisa menerima perjodohan ini. Saya menjadi sekretaris memang untuk membuat Pak Ethan benci pada saya dan memecat saya. Saya tidak bisa menikah jika tidak ada cinta di antara kita."

Bu Clara tertawa kecil. "Astaga, drama sekali kamu, Sayang! Oleh sebab itu, kalian harus dekat biar bisa saling jatuh cinta. Lihat, baru juga sehari, kamu sudah membuat dia emosi gemas. Maafkan Ethan yang sangat keras ya. Sebenarnya Ethan punya trauma masa lalu. Dia terus merasa bersalah atas kematian papanya karena waktu itu dia yang mengemudikan mobilnya saat hujan deras bersama papanya, lalu kecelakaan itu terjadi."

Vanya terdiam. Ia menatap Bu Clara dengan iba. Gosip dari Sofi kini dikonfirmasi langsung oleh ibunya sendiri. Trauma masa lalu itu sangat sulit disembuhkan, dan Vanya mengerti beban psikologis yang ditanggung Ethan.

"Vanya," suara Bu Clara merendah, menjadi sangat serius. "Sebenarnya Tante juga sangat takut kalau Ethan tidak mempunyai masa depan. Mama sudah mendengar gosip-gosip itu. Kata dokter, Ethan sudah sembuh dan normal. Tapi Tante masih belum tahu. Tante tidak mungkin kan menyuruhnya untuk tes drive dengan sembarang wanita? Jadi Tante ingin menikahkan kalian. Di sisi lain, papamu dan papa Ethan dulunya bersahabat."

Vanya meletakkan garpunya cukup keras di atas piring. Dia menatap Bu Clara, tanpa lagi ada senyum atau kepolosan.

"Jadi, Tante mau melakukan uji coba?" tanya Vanya. "Kalau memang kenyataannya seperti itu dan saya sudah menikah dengan Ethan, lalu bagaimana nasib saya? Saya kira Tante sangat baik dan ingin melihat saya bahagia. Tapi ternyata Tante cuma memanfaatkan saya sebagai kelinci percobaan?"

Mata Bu Clara melebar, tidak menyangka Vanya akan bereaksi sefrontal ini.

"Sejak awal, saya memang tidak tertarik dengan perjodohan ini, Tante. Maafkan saya. Saya menghargai semua kebaikan Tante hari ini. Terima kasih untuk hari ini." Vanya berdiri. Meski demikian dia tetap mengambil semua tas belanjaan bermerk yang sudah dibelikan Bu Clara.

"Vanya, tunggu! Tante tidak bermaksud—"

"Permisi, Tante," potong Vanya, lalu melangkah cepat meninggalkan kafe mewah itu.

Vanya berjalan cepat, masuk ke dalam taksi yang dia panggil. Begitu taksi melaju, Vanya tersenyum penuh kemenangan, menatap pantulan dirinya di jendela.

"Sebenarnya aku tidak peduli impoten atau tidak," gumam Vanya dalam hati. "Apa yang aku katakan barusan hanyalah alasan sempurna untuk menolak perjodohan dan membuat Papa tidak bisa memaksaku lagi!"

1
Ika Yeni
akhirnya double up juga tor😍
Ica Rissaharyono
kk othor tambah lg kurang ..🤭
Ika Yeni
eh hamil juga vanyaa 🤭
Citra
pasti Vanya hamil tuh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Fixs ini mah Vanya hamil🤣🤣🤣
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kalau sudah baca Ethan yang terbayang itu wajah Tom Cruise waktu masih ganteng² nya di Mission Impossible 1 🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya kamu juga sudah jatuh cinta sama Ethan😁😁
Kim nara
Lo bikin masalah sendiri sih Vanya
Citra
lebih baik jujur aja Vanya biar gak salah paham sama ethan
Mundri Astuti
nah kan pusing sendiri kamu Vanya 😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
udah daripada pusing mending terus terang saja Vanya😅😅😅
Ica Rissaharyono
otw bucin bosmu raka🤣
Ica Rissaharyono
semangattt kk othorr lanjut ya😍
Ranita Rani
itulah org aneh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
sungguh aneh😅😅😅
Kim nara
🤣🤣🤣🤣Raka shok
Mundri Astuti
😂😂 mang aneh bosmu raka
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
😅😅😅😅😅
Ranita Rani
so pastilah vanya,,,se x merasakan ya bkal jd candu
Kim nara
seru ada kocak2nya ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!