Naolin Farah Adyawarman, gadis berusia delapan belas tahun yang baru menyelesaikan pendidikan SMA-nya.
Tidak ada yang istimewa dari hidup Naolin, bahkan dia hampir tidak pernah melihat dunia luar.
Karena Naolin adalah anak yang harus disembunyikan, dari khalayak luas. Sebab Naolin adalah anak har*m, sang Papi kandung dengan entah siapa Mami kandungnya.
Hal itu terjadi karena Naolin, diberikan secara sukarela oleh Mami kandungnya yang merupakam gund*k, dari Papinya.
Menurut cerita keluarga Papi, Mami kandungnya Naolin ingin hidup bebas dan belum siap memiliki anak.
Tapi entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas, keputusan Maminya itu justru menjerumuskan Naolin ke lembah kesengsaraan!
Karena Naolin akhirnya hidup dengan Mama dan Kakak tiri yang jah*t. Sementara Papi kandungnya selalu berusaha untuk tutup mata, karena katanya merasa bersalah sempat menduakan sang istri sah.
Tapi saat Naolin telah menyelesaikan SMA-nya secara homeschooling, dia dibebaskan dari rumah yang iba
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss D.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Pak Tarjo tampak gerah, dan akhirnya pamit pulang. Padahal tadi beliau tampak sangat menikmati pertunjukan musik jedag ... jedug ...
"Saya pulang ya, soalnya besok kan mau kerja lagi," pamit Pak Tarjo.
"Alaahhh, bilang saja Bapak sebenarnya kesal mendengar ucapan Tari barusan," ledek yang lain.
"Nggak kok, saya biasa saja. Tapi kan memang besok kita masih bekerja lagi. Apalagi saya mau lihat proyek pembangunan mall, yang di Jakarta B itu," jawab Pak Tarjo, dengan wajah tenang.
"Benar juga, ayolah kita pulang saja," ajak yang lain.
Akhirnya mereka bubar, dan aku langsung mengikuti Pak Tarjo.
Ternyata Pak Tarjo memakai motor, dan parkirnya tidak jauh dari tempatku memarkirkan mobil.
Jadi aku bergegas menaiki mobil, dan mengikuti motor yang dikendarai oleh Pak Tarjo.
Sepertinya aku harus membeli motor. Karena kalau mengejar target yang memakai motor, susah juga dengan membawa mobil seperti sekarang.
Aku mengikuti Pak Tarjo, sampai beliau tiba di rumahnya. Rumah yang indah sekali, walaupun tidak mewah. Tapi dari luar terlihat asri dan terawat.
Tampak Pak Tarjo memasuki rumah, setelah memarkirkan motornya di garasi.
Akhirnya aku memilih untuk pulang, karena besok pagi harus mengikuti Pak Tarjo ke tempat kerjanya.
Sesampainya di rumah, aku langsung mengirimkan rekaman suara serta video percakapan Pak Tarjo dan teman-temannya tadi ke Ibu Afifah.
Setelah itu aku bersih-bersih sebentar, dan lanjut tidur.
Keesokan harinya, aku berangkat ke rumah Pak Tarjo dari setelah sholat subuh. Karena letaknya lumayan jauh, dan aku takut Pak Tarjo keburu berangkat duluan.
Sementara hari ini, aku ingin menguntit Pak Tarjo seharian penuh. Sebab pria satu ini, benar-benar mencurigakan!
Sesampainya di depan rumah yang ditempati oleh Pak Tarjo, Ibu Afifah dan kedua anaknya, ternyata belum terlambat.
Karena tampak Pak Tarjo baru mengeluarkan motor, dari dalam garasi.
Lalu aku melihat ada Johnson dan Jennie, yang baru keluar dari rumah. Tapi keduanya langsung naik ke mobil, yang sudah ada supirnya.
Sepertinya baru terjadi pertengkaran, karena kedua anak itu tidak mau menyapa Papi kandungnya. Padahal sang Papi tampak berharap, untuk ditegur.
Kira-kira ada apa ya, bikin penasaran saja?
Pak Tarjo tampak menyugar rambutnya, lalu beliau tertunduk lesu di atas motornya. Tapi tidak lama Pak Tarjo tampak menaiki motornya, lalu pergi.
Aku langsung mengikuti motor Pak Tarjo, tapi tiba-tiba ada telepon masuk. Jadi langsung aku angkat saja, karena sudah memakai airpods.
"Hallo Miss, saya rasa sudahi saja penyelidikannya. Karena saya dan Pak Tarjo, sudah memutuskan untuk bercerai Miss."
"Karena rekaman video dan suara percakapan yang Miss kirimkan, sudah saya tanyakan apa maksudnya. Pak Tarjo malah marah, dan menuduh saya mengirimkan mata-mata."
"Saya jawab jujur Miss, dan tiba-tiba saja Pak Tarjo marah lalu langsung memukul wajah saya berkali-kali. Sampai Johnson marah, dan balas memukul Papinya."
"Terima kasih ya Miss, karena pada akhirnya saya tahu apa penyebab Pak Tarjo tidak mencintai kami lagi. Nanti uang Miss, akan langsung saya transfer. Sekali lagi, terima kasih Miss."
"Ya, sama-sama Ibu Afifah," jawabku pelan.
Sambungan telepon langsung dimatikan. Sementara aku yang masih menguntit Pak Tarjo, jadi agak bimbang juga.
Apakah harus aku ikuti terus, atau ambil kasus baru lagi?
Tapi akhirnya aku memilih untuk melihat dulu kondisi Pak Tarjo, takutnya dia malah melakukan hal yang aneh-aneh!
Pak Tarjo ternyata benar-benar pergi ke tempat kerjanya, yang merupakan proyek pembangunan sebuah mall.
Aku hanya melihat dari kejauhan saja, karena ini kan tempat kerja orang. Jadi takutnya dicurigai, kalau dekat-dekat padahal bukan pekerjanya.
Selama dua jam, tampak Pak Tarjo bekerja dengan tekun. Wajahnya memang tampak agak bengkak di bagian pipi kiri, tapi hal itu tidak menyurutkan semangat beliau untuk bekerja.
Sampai tiba-tiba saja datang sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam. Lalu setelah terparkir dengan baik, keluar sosok pria tampan bertubuh tinggi kekar yang sepertinya boss mereka.
Karena para pekerja tampak sangat menghormati sosok itu. Lalu Pak Tarjo juga menyambut orang itu, dengan ramah sekali.
Tapi tiba-tiba saja perutku sudah kelaparan. Akhirnya aku turun dari mobil, dan makan di warung yang berada tepat di depan tempat proyek.
"Buk, ada menu apa saja?" tanyaku, pada Ibu pemilik warung.
"Ada mie ayam, bakso, nasi goreng, mie goreng, kwetiau goreng. Ada nasi ayam geprek juga, sambalnya pedas Neng. Pokoknya dijamin enak."
"Minumnya juga ada pop Ice, dengan aneka pilihan rasa. Lalu es teh manis, mau kopi susu juga ada. Mau jamu juga ada, supaya Nengnya tambah cantik dan langsing," jawab si Ibu pemilik warung, dengan gaya lucu.
Aku jadi tertawa melihatnya, pantas warung Ibu ini ramai. Karena memang beliau sangat menghibur sekali.
"Aku mau mie ayam, minumnya pop Ice coklat sama aku mau coba jamu. Enaknya minum jamu apa ya Bu, kalau belum sarapan?" tanyaku.
"Kalau belum sarapan, enaknya jamu beras kencur. Nanti terakhir minum air gula Jawa, sedep Neng. Cobain deh, dijamin ketagihan," jawab Ibu itu penuh semangat.
"Ya sudah, aku ikut rekomendasi Ibu saja," pesanku.
"Siap Neng bule."
Tampak Ibu pemilik warung, langsung membuatkan semua pesananku. Tapi yang pertama datang adalah jamu.
"Minum jamu beras kencurnya dulu Neng. Baru minum air gula Jawanya," ucap Ibu pemilik warung.
Aku mengangguk, dan langsung meminum jamu beras kencur. Ternyata rasanya enak, dan dilanjutkan dengan air gula Jawa.
"Enak Buk," ucapku, setelah menyelesaikan minum jamu pertama dalam hidupku.
"Sering-sering datang ke sini Neng. Soalnya kalau tiap hari minum jamu, bisa menghilangkan bau badan, bikin langsing dan kulit jadi bagus. Percaya sama Ibu," ujar Ibu itu.
"Boleh," jawabku.
Tidak lama Ibu pemilik warung menyajikan mie ayam, tapi ada bakso dagingnya juga tiga butir.
"Ini kerupuk pangsitnya Neng, coba cocolin ke kuahnya. Beehhh, dijamin enak banget Neng."
Aku jadi tertawa, karena Ibu pemilik warung ini jago marketing.
Tapi ternyata memang enak, apalagi minumnya pop Ice rasa coklat. Aku sepertinya mulai ketagihan mie ayam bakso dan pop ice.
Setelah membayar, aku kaget melihat Pak Tarjo malah tampak sudah menaiki motornya.
Jadi aku langsung berlari menuju mobil, dan mengejar motor Pak Tarjo yang sudah melaju kencang.
Aku sampai kehilangan jejak, tapi tetap aku jalan perlahan. Sampai akhirnya motor yang dikendarai oleh Pak Tarjo terlihat lagi.
Pak Tarjo memasuki sebuah jalan kecil, yang tidak muat mobil. Jadilah aku memarkirkan mobil di depan sebuah minimarket, dan langsung berlari mengejar Pak Tarjo.
Tapi karena Pak Tarjo membawa motornya ngebut, aku jadi tidak melihat keberadaan motor itu lagi.
Aku jadi putus asa, tapi tetap jalan saja melewati rumah-rumah yang berdempetan ini.
Sampai aku tiba di rumah yang paling jauh, dari rumah warga lain.
Tapi tunggu. Kenapa selain keberadaan motor Pak Tarjo, ada juga ...