NovelToon NovelToon
Baktiku

Baktiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Penyelamat / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Mengubah Takdir
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Imam Setianto

seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

"Jangan kaget dan kagum dengan pakaian pak, mas, kita manusia semua sejatinya sama, hanya kebersihan hati yang membedakannya, maka jangan menilai orang dari apa yang ia lakukan dan kenakan sebagai pakaiannya!" Ucap sena tenang, lalu ia duduk bersila di hamparan rumput hijau, pak yahya dan anwar pun ikut duduk di depan sena.

"Mas anwar, Allah memerintahkan kita untuk berusaha, dan Allah mengundang kita untuk ber pasrah, sebenarnya Ridha Allah itu adalah kematian dari ego kita, tekad yang kuat itu sangat luhur nilainya tapi ia takan bisa menembus dinding takdir, kehidupan kita ini sejatinya adalah bakti, bukan untuk mendobrak, tameng hidup paling kuat adalah luluh dalam ridha saat kita membentur dinding ujian-Nya, dan jika kita ingin hidup tenang maka ciumlah kehendak-Nya dalam pasrah!" Ucap sena pada anwar.

Anwar tak bisa membendung air mata yang keluar deras dari kedua matanya, ia kini sadar telah tertipu dengan ego dirinya sendiri, ego yang lahir dari rasa ingin membahagiakan orang yang ia cintai, tapi ia lupa untuk membahagiakan pemilik sejati dari kebahagiaan itu sendiri.

"Sekarang aku paham sen, di jalan yang kita tempuh ini ada dinding takdir yang mengharuskan kita berbelok dari tujuan keinginan kita, tapi tekad yang di pengaruhi ego akan memaksa untuk lurus, dan akhirnya terbentur dinding takdir itu," ucap anwar.

"Lalu sakit, dan akhirnya menyalahkan takdir, di situlah setan bersorak!" Sambung pak yahya.

"Hehehehe..... betul pak, jadi tadi kedengarannya saja mas anwar teriak teriak ga jelas, padahal setan yang sedang bersorak merayakan kemenangan atas mas anwar yang mengabaikan sholat magrib!" Ucap sena.

"Astaghfirullah, bodohnya aku!" Ucap anwar sambil mengusap wajahnya.

"Bukan bodoh mas, tapi manusia memang tempatnya lalai, hehehehe...

!" Kata sena.

"Terus gimana caranya biar tidak lalai sen?" Tanya pak yahya.

"Ya mengingat Allah terus pak, seperti anak kecil yang di suruh ibunya belanja di warung, biar tidak lupa saat sampai di warung dia akan mengingatnya dengan mengucapkan barang yang akan di beli sepanjang jalan!" Jawab sena.

"Ah iya, aku paham, kita harus terus mengingat Allah dengan mengucap Asma Allah di manapun dan kapanpun sampai nanti kita kembali pada Allah!" Kata pak yahya.

"Betul pak, baik itu lisan atau di dalam hati!" Sambung sena.

"Lalu gimana caranya kita berpasrah dan merasa dekat dengan Allah sen?" Kali ini anwar yang bertanya.

"Hehehehe....., jangan risau dengan 'dulu' mu dan 'nanti' mu, hadirlah utuh di 'sekarang'!" Jawab sena singkat.

Lalu semua menjadi gelap, anwar dan pak yahya tidak bisa melihat satu sama lain dan apa pun, hingga mereka tersadar dan menyudahi dzikirnya.

Pak yahya menengok ke belakang, di lihatnya sena masih duduk bersila dan fokus berdzikir, dan anwar yang sedang memijat kakinya yang kesemutan.

Sesaat kemudian sena menyudahi dzikirnya, lalu ia menatap anwar dan pak yahya bergantian dengan senyum khasnya, sena melihat jam dinding mushola, jam tiga, rasanya masih ada waktu untuk ngobrol sambil menunggu masuk waktu subuh.

"Kita ngobrol di depan pak, mas, sambil nunggu subuh!" Ucap sena lalu bangkit dari duduknya menuju teras mushola di ikuti pak yahya dan anwar.

"Sen, tadi itu nyata?" Tanya pak yahya setelah mereka duduk di teras mushola.

"Yang mana pak?" Sena malah balik bertanya sambil senyum kecil dan mengeluarkan rokok dari saku bajunya.

"Yang aku sama anwar dan kamu ada di padang rumput yang luas!" Ucap pak yahya menjelaskan pertanyaannya.

"Menurut pak yahya dan mas anwar nyata apa tidak?" Jawab sena dengan melontarkan pertanyaan lagi, pak yahya dan anwar pun saling pandang mencoba mencari jawaban atas pertanyaan sena.

"Kalau menurut apa yang aku rasakan itu nyata sen, rasa sentuhan rumputnya, rasa semilir anginnya, sampai sekarang masih aku ingat dengan jelas!" Jawab anwar.

"Kalau menurut pak yahya?" Lanjut sena.

"Sama sen, itu terasa sangat nyata, tapi saat semuanya gelap dan aku membuka mata, ternyata kita sedang di mushola!" Kata pak yahya.

"Hahahahaha....., yang jelas, ini nyata apa engga?" Ucap sena sedikit bercanda dengan pak yahya dan anwar.

"Ah ngga tahu sen, aku malah jadi bingung!" Ucap anwar.

"Hehehehe......, padang luas itu gambaran hati yang bersih dari kotoran ego, ia luas tak berujung, namun sebaliknya, jika di hati kita ada kotoran biarpun hanya secuil saja, ia berubah jadi pasar yang riuh, bising dan pengap!" Ucap sena.

"Tadi itu ilusi, gambaran dari luasnya hati manusia yang bersih dari sifat iri dengki, dan serakah, rasanya sejuk kan pak, mas saat di sana tadi?" Lanjut sena.

"Iya sen, rasanya betah di sana!" Kata pak yahya.

"Ya kalau kepengin suasana yang sejuk dan damai seperti di sana tadi, mari kita sama sama belajar mengikis sifat buruk yang ada di dalam diri kita!" Ucap sena.

"Jadi kunci dari ketenangan hidup adalah mengikis nafsu kita ya sen?" Tanya anwar.

"Bukan mengikis nafsu mas, tapi mengendalikan dan menjaga agar tidak di tunggangi oleh ego yang menyesatkan!" Jawab sena.

"Iya, aku paham sen, sekarang aku legowo atas apa yang menimpaku, dan yakin jika Allah sudah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang aku inginkan!" Ucap anwar akhirnya.

"Alhamdulillah kalau mas anwar sudah paham, tinggal melangkah dan berusaha dan nanti akan ketemu dengan yang di Ridhai Allah!" Kata sena.

Obrolan kemudian terhenti saat tiar datang untuk mengumandangkan adzan.

"Memangnya sudah jam berapa ini yar?" Tanya sena pada tiar yang datang langsung menyalami sena, pak yahya dan anwar dengan takzim.

"Jam empat mas, sudah bisa adzan sekarang apa belum mas!?" Jawab tiar lalu duduk di samping sena.

"Sebentar lagi yar, kamu sudah wudhu belum?" Kata sena lagi.

"Sudah di rumah tadi!" Jawab tiar.

"Ya wis, mas sena mau wudhu dulu!" Ucap sena lalu bangkit dan berjalan ke tempat wudhu di ikuti pak yahya dan anwar.

Setelah selesai wudhu sena meminta tiar untuk adzan, tiar pun begutu bersemangat, setiap hari di asah kini suara tiar terdengar semakin bagus dan merdu, nafasnya pun semakin panjang, sebab sena juga mengajarinya latihan biar nafasnya saat adzan panjang.

Jamaah mulai berdatangan, tak lama berselang sholat subuh pun di laksanakan dengan pak yahya sebagai imam, tadinya pak yahya meminta sena yang jadi imamnya, tapi sena menolak dan memberi pengertian pada pak yahya, akhirnya pak yahya pun maju jadi imam.

"Nanti kita berangkat jam berapa sen?" Tanya anwar setelah selesai sholat dan mereka akan pulang ke rumah masing masing.

"Terserah mas anwar, saya menunggu di rumah!" Jawab sena.

"Ya wis, kita berangkat jam sembilan saja nanti, kayaknya aku butuh tidur walau cuma satu dua jam!" Kata anwar.

Sena hanya mengangguk lalu mereka pulang ke rumah masing masing, sena pulang bareng bapaknya dan dua adik laki lakinya, semenjak ada sena si bungsu galih jadi gampang di bangunkan saat waktu subuh, hal itu karena sena sering mencontohkan dan menasehati galih.

Sampai di rumah terlihatlah kesibukan tari dan mamak sedang menyiapkan sarapan dan kopi untuk bapak dan sena.

"Sarapan dulu le!" Ucap mamak saat sena masuk dan duduk di kursi meja makan.

"Sena ngopi saja dulu mak, sarapannya nanti!" Jawab sena mengambil gelas kopinya.

Setelah semua anggota keluarga sarapan abi dan tari berpamitan ke sekolah, kali ini mereka selalu berangkat bersama, berboncengan memakai vespa abi.

Sedangkan galih ikut bapak ke kandang bebek untuk melihat keadaannya sambil menunggu lik cip dan lik dar datang, mamak pun berpamitan belanja ke pasar setelah suci datang, lalu sena merebahkan diri di kursi panjang ruang tamu, sekedar untuk mengistirahatkan matanya.

1
ginevra
kak... kalau boleh kasih saran sedikit, kalau nama orang usahakan huruf pertama pakai huruf kapital...semangat2💪
Imam Setianto: 🙏🙏👍siap kak terimakasih sarannya
total 1 replies
ginevra
aku juga ikut terkecoh thor
Staywithme00
terus tulis cerita begini ya thor , adem banget hati bacanya ;)
Staywithme00
semangatt thor, ceritanya menarikk
Indanu tri Pamungkas
gas lanjut
Aa Mobui
💪
Ilham
lanjut bg
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Asriani Rini
Lanjut crritsnya menganfung bsnyak pelsjaran
Ilham
lanjut bg
Ali _Ilya Al Batawie
mantap
Ilham
lanjut bg
ginevra
luar biasa
Puspa Sari
lanjut sampe tamat bang
Ilham
lanju BG ku
Aa Mobui
bagus d perpanjang ceritany
ginevra
Orang baik pasti akan ingat kebaikan seseorang... memang seharusnya begitu Pak Budi...good for you
Ilham
oke
Ilham
lagi enak baca TPI gantung bg
Ilham
lanjut lah bg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!