Cathalina Brea yang sering dipanggil Rea terlahir sebagai anak orang kaya. Di kehidupan keluarga besarnya orang tua Rea adalah pewaris usaha hotel dan Restoran terkaya di kotanya. Namun semasa kecil dia hanya dibesarkan oleh papinya yang adalah satu - satunya pewaris keturunan Setiawan.
Rea tumbuh dewasa dan menjadi seorang dokter spesialis anak. meskipun hidup berkelimpahan harta namun Rea tidak perna sombong.
Sebelum papanya meninggal semua saham perusahaan diberikan kepada Cathalina Brea Setiawan.
Keluarga besar marah, karena Rea adalah seorang perempuan. Saudara sepupu papanya Rea menjodohkan Rea dengan Simon Elias sebagai syarat Rea bisa memiliki semua peninggalan papinya. Ternyata penghianatan yang dia terima serta kekerasan dalam rumah tangga.
Rea mmenceraikan Simon dan memilih meninggalkan kota besar itu mengabdi di sebuah desa kecil disebuah pulau.
Apakah Rea bisa mendapatkan ketenagan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jeje Sakit
Sebulan Rea sudah berada di Selandia Baru, rumah minimalis berwarna putih dekat pantai. Rea melakukan pekerjaannya lagi dia bekerja di rumah sakit terkenal disana. Sambil mengurus anak - anaknya. Kota ini merupakan kota pariwisata di Selandia Baru. Ada satu dokter spesialis penyakit dalam. Yang terkenal orang Rusia. Rea tidak membuka Emailnya beberapa hari ini. Ternyata pemberitahuan penyakit Jeje sudah didapatkan. Akhirnya dokter Pratama mengirim salinan itu ke alamat rumah.
Elon yang baru pulang kantor merasa kaget atas surat medis yang ditujukan kepada dia. Elon membuka surat itu. Terkejut dia ternyata itu hasil pemeriksaan Jeremia Angelo Soebandi anaknya. Dia langsung terduduk lemas. Karena ada secarik kertas yang di tujukan kepada Rea agar setelah mendapatkan surat ini segera ke rumah sakit karena kita akan membahas kelanjutan pengobatan atas anak Jeje yang terkena Leukimia.
Elon berteriak histeris, semua anggota rumah yang bertugas langsung menghampirinya diruang tamu.
"Saya papi yang bodoh, saya suami yang bodoh. Tuhan ampuni saya, jangan buat istri dan anakku menderita. Tolong saya Tuhan."
Isak yang tidak tega dengan keadaan komandannya langsung menghubungi Debora adiknya Komandan Elon menceritakan kronologi rumah tangga kakaknya serta Jeje yang sakit Leukimia. Papanya Elon yang mendengar itu langsung pingsan kena serangan jantung.
Sementara Rea sedang berjuang dengan penyakit Jeje anaknya. Oleh dokter Andreas jeje diberi pengobatan kemo terapi. Karena status penyakit jeje masih stadium awal. Paul seminggu sekali pasti di Selandia Baru meskipun hanya satu dua hari.
Hari yang sial bagi Rea bertemu dengan Simon mantan suaminya.
"Waoooo, pemain juga kamu dokter Rea terhormat. Suami ketiga?"
Rea dan Paul berjalan meninggalkan Simon. Dia tidak mau berurusan dengannya. Sementara Elon baru mendapat kejelasan Rea berangkat menggunakan Jet pribadinya. Sekarang tinggal cari tahu negara atau kota Rea berada. Kondisi Jeje semakin kurang stabil, setelah hampir sebulan Rea menghindar dari Elon akhirnya dia menghubungi suaminya.
"Maafkan aku mas, maafkan aku. Ade sakit."
"Sayang dimana kamu?"
"Selandia Baru." Elon baru memerintahkan Isak untuk membeli tiket baginya. Telephonenya berbunyi dari papi di manado yang memberitahukan Rea di selandia baru. Dan mengijinkan Elon berangkat pakai jet pribadi milik Rea. Malam itu, dengan jabatannya Elon mendapat Visa ke selandia Baru bersama Isak dan Berto. Dan paginya mereka berangkat.
Isak, Berto dan Elon sampai dinegara itu langsung menuju rumah sakit disana, diruangan Jeje Elon menjumpai Rea bersama Paulus. Egonya diturunkan.
"Bagaimana adek sayang?"
"Jeje membutuhkan plasma darah kamu mas. Dia lagi tidak sadar mas."
"Ade, papi ada disini. Papi sayang adek." Seketika tangan Jeje bergerak ada respon. Dokter Andreas adalah sahabat Paul, datang memeriksa Jeje. Dokter mengatakan kondisi Jeje stabil. Besok kita bisa melakukan donor plasma.
"Saya siap dokter."
"Besok akan kita lakukan."
"Jojo dimana sayang?"
"Dirumah mas, sama Ema."
Rea langsung meminta tolong Paul untuk mengantar Isak dan Berto kerumah.
"Besok aku kembali ke sydney ya, Elon sudah ada bisa menjaga kamu dan anak - anak."
"Terima kasih Paul."
"Tetap kuat dan jangan egois ya demi anak - anak dan hati kamu." Rea hanya menganguk. Percakapan Rea dan Paul tidak sengaja didengar oleh Elon. Air matanya jatuh, satu bulan istrinya menderita. Elon melap air matanya. Rea kembali ke kamar Jeje.
"Kamu mandi dulu mas, terus makan. Tadi aku minta tolong Paul belikan."
Rea kembali ke tempat tidur Jeje. Jeje masih tertidur. Rea mencium tangan anaknya. Handphone Rea berbunyi.
"Hallo mami, ya sayang uncle Berto dan Isak ada dirumah, apa papi ada dirumah sakit temani mami dan adek?"
"Iya sayang, papi lagi mandi. Kaka mau bicara sama papi?"
"Boleh mami?"
"Boleh sayang. Tetapi sabar ya papi lagi mandi." Selama sebulan lebih Josua Alexander Soebandi anak pertamanya tidak perna meminta maminya menghubungi papinya via telephone. Dia menjaga perasaan maminya. Karena diusia lima tahun dia melihat maminya menangis berteriak histeris dikamar mandi. Dalam pelukan susternya.
Elon sudah berbicara dengan papinya, terlihat Elon menangis saat berbicara dengan anak pertamanya.
"Mami apakah besok kakak bisa ke rumah sakit bertemu papi?"
"Bisa sayang, tetapi kakak ngak bisa nginap disini." Rea tahu tindakannya salah, perbuatannya ini membuat anak - anak menjadi korban. Berpisah dengan papi mereka.
Selesai makan, Rea mengatur tempat tidur bagi suaminya, Rea tidak banyak bicara. Elon langsung memeluk istrinya dari belakang diletakkan mukanya dikepala belakang Rea dia menangis.
"Mas mohon maaf. Mas tidak akan perna dan menyetujui bentuk perpisahan apapun. Kamu boleh menghukum mas, tetapi tidak berpisah. Mas hancur tanpa kalian, tanpa kamu dan anak - anak."
Air mata Rea jatuh mengenai tangan Rea, punggung Rea bergetar. Elon tahu istrinya sedang menangis. Dibalik tubuh istrinya dan dipegang muka istrinya
"I love you Cathalina Brea istriku." Elon mencium bibir istrinya sangat lembut, bibir yang hampir setahun lebih tidak bisa dia sentuh karena kelakuannya. Rea membalas ciuman suaminya.
"Love you more Elon Andrew suamiku." Malam itu mereka saling memaafkan. Bedoa dan tidur bersama badan Rea menurun beratnya begitu juga dengan Elon. Rea tertidur dalam pelukan suaminya.
"Mami, papi ade mau papi."
Rea dan Elon langsung terbangun anak laki - lakinya mengigau.
"Jeje, anak papi. Papi disini menemanimu."
"Papi... Jangan pergi, sama mami dan ade kakak ya."
"Iya sayang, papi akan jaga mami, kakak dan ade."
Dokter andreas datang memeriksa jeje lagi. Terpampang raut muka senang.
"Progresnya baik. Besok donor plasma dimasukan. Kemoterapi sekali lagi. Jeje pasti sembuh. Bayi dua tahun ini daya tahan tubuhnya bagus."
Besok plasma darah papinya dimasukan kedalam tubuh Jeje, kukit tubuhnya mulai memerah reaksi tubuh Jeje sangat bagus atas plasma darah papinya. Jojo sudah kerumah sakit. Ema yang menyetir bagi mereka Isak dan Berto sangat kaget.
"Sus Ema jagoan komandan dia yang menyetir mobil."
"Ibu yang meminta saya belajar, agar bisa saling menolong dengan ibu."
"Terima kasih ya Ema, selalu menemani istri dan anak - anakku."
"Sudah tugas saya bapak."
Jojo bertemu dengan papinya langsung dipeluk dan menangis. Rea rasa bersalah. Dia datang kepangkuan maminya dipeluk maminya dan dicium.
"Maafkan mami sayang. Maafkan mami." Sampai sore mereka dirumah sakit karena malam pengunjung sudah boleh pulang. Hanya diperbolehkan satu ada dua orang keluarga yang menjaga. Aturan disini sangat ketat. Jojo tidak kesepian, dirumah ada Uncle Isak dan Berto.
Jeje harus melakukan kemoterapi lagi. setelah darah yang di donorkan papinya.
"Ade sakit tidak?"
"Sakit papi, disini." Elon langsung mencium tangannya. Elon menahan air matanya. Rea datang setelah membeli buah buat Jeje dan mereka. Dia juga sempat kerumah untuk membuat jus. Sampai di rumah sakit, dia melihat suaminya menahan air matanya melihat kesakitan yang anaknya derita.
"Mami temani, adek dulu. Papi ke kamar mandi."
Rea mengelus tangan anaknya yang sakit sambil mencium - cium kening jeje. Tangan satunya mengelus badan belakangnya. Mengurangi rasa nyeri. Elon menghampiri mengelus punggung badan anaknya. Dia mencium anaknya dan istrinya.
"Adek senang papi ada disini. Papi harus lihat rumah kita. Kakak kasih tahu, katanya rumah seperti di Kupang tempat dinas papi."
"Papi ngak sabar deh. Tetapi tunggu ade sembuh dulu."
"Papi sabar ya, dokter say ade pasti sembuh kok."
"Jeje bisa pulang dokter Rea, namun harus diperhatikan."
Dokter Andreas memberitahukan kondisi Jeje. Dan setelah berdiskusi dengan Elon mereka memutuskan, kalau ada masalah pasti akan ke rumah sakit. Dan siang ini mereka keluar rumah sakit. Di Selandia Baru Rea membeli satu mobil dan satu mobilnya dari Sydney dikirim ke Selandia Baru. Rea tidak full time bekerja, sebagai dokter. Semenjak Jeje terbukti Leukimia, Rea memilih berhenti dan mengurus anaknya.