Apa jadinya jika seorang Ustadzah harus menikah dengan seorang mafia yang terkenal kejam dan juga selalu bermain perempuan.
Apakah keduanya akan menerima pernikahan tersebut atau malah menolaknya ?
Antara Cinta dan ego
Antara dunia dan akhirat
Antara Hati dan Akal
dan
Antara Fara dan Althezza
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ustadzah 35
Disinilah Altheza berada,sebuah ruangan gelap dengan penerangan hanya dari lampu kecil yang berada di sudut ruangan.
Ruangan berukuran 3x3 meter tanpa jendela ini terasa begitu mengerikan.Hanya ada dua buah kursi dengan sebuah tali menggantung di atas.
Dinding yang tak lagi bersih karena noda darah dan debu semakin membuat suasana semakin mencekam membuat dada semakin terasa sesak.
Seorang wanita duduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat rantai besi.Wajahnya terlihat lebam akibat pukulan dari orang yang membawanya karena dirinya sempat ingin kabur.
Pintu terbuka dan terdengar suara sepatu yang menggema di seluruh ruangan.Wajahnya terangkat guna melihat siapa yang datang.Dan betapa terkejutnya saat melihat Altheza,laki-laki tampat yang selama ini ia dambakan.Ia jadikan bahan fantasinya kala haus akan belaian.
"Altheza " Panggilnya.
Brak
Sebuah tendangan keras pada kursi membuatnya terjungkal ke lantai.
"Jangan pernah berani menyebut namaku dengan mulut kotormu itu " Sebuah peringatan dari Altheza yang membuat wanita itu ketakutan.
Altheza datang dengan pakaian serba hitamnya memang terlihat tampan tapi tidak dengan raut wajahnya yang terlihat sangat menyeramkan bak seorang iblis berwujud manusia.
"Berapa banyak yang kau dapat dari Ronald ?"
Deg
Wanita itu terkejut saat mendengar nama yang keluar dari mulut Altheza,namun sebisa mungkin ia terlihat biasa saja.
"Ronald siapa maksud anda ?" Ucapnya pura-pura tak tau.
"Tidak perlu berpura-pura wajahmu tak pandai berakting b*tch.Cepat katakan apa yang Ronald janjikan padamu" Tanya Altheza sambil menodongkan sebuah pistol ke arah kepala wanita itu.
Wanita bernama Clara itu berubah ketakutan,tapi ia tak bisa mengatakan apa-apa karena sudah terikat perjanjian dengan Ronald.
Dor
Satu tembakan melesat tepas di sisi kepala Clara membuatnya semakin ketakutan.
"Masih ingin bungkam? Kau fikir aku main-main ?" Tanya Altheza dengan tajam,Altheza bukan lah laki-laki penyabar.Ia tidak suka dengan sesuatu yang bertele-tele namun Clara masih juga diam.
Dor
Satu tembakan kembali meluncur tepat di sisi bahunya membuat Clara semakin gemetar.
"Aku beri kau satu kesempatan lagi untuk bicara!" Altheza masih mencoba sabar walaupun tangannya sudah gatal ingin membunuh wanita di depannya.
"E..e..Ro Ronald bilang jika aku berhasil memberi informasi tentang anda dan istri anda serta memperkeruh rumah tangga anda Ronald akan memberikan uang dan juga sebuah apartemen."
"Br*ngsek!"
Brak
Lagi-lagi Altheza menendang kursi tersebut hingga mundur kebelakang dan menabrak dinding.
"Apa rencana Ronald sebenarnya ?"
"Ro..Ronal ingin kalian berpisah yang nantinya ia akan membawa istri anda untuk di nikahkan dengan anaknya sedangkan anda akan bersama saya "
Dor
Altheza marah,ia langsung menembak kaki Clara hingga darah mengalor deras di kakinya.
"Lalu kenapa dia malah ingin melenyapkanku ?"
"Itu rencana anaknya Dominic.Ia justru memilih jalan cepat dengan melenyapkanmu.Ia menyuruh salah satu karyawan di perusahaan anda untuk bekerja sama memberi anda racun yang akan melumpuhkan seluruh syaraf anda secara perlahan ".
"Lalu apa rencana kalian selanjutnya?"
"Jika rencana itu gagal,maka Dominic akan menculik istri anda "
Dor
Kali ini Althesa tidak bisa lagi menahannya,ia menembak Clara tepat di jantungnya.Ia marah dan murka,betapa liciknya musuhnya ini.
Altheza dengan nafas memburu kembali menembak Clara tepat di kepalanya dan saat akan kembali menembak Bimo langsung mencegahnya.
"Dia sudah mati Tuan "
Altheza dengan langkah besar langsung keluar dari markas kala mendapat signal bahaya di mansionya.Sudah ia duga Dominic pasti akan datang ke kediamannya.
Ia bergegas masuk mobil bersana Bimo.Mobilnya melaju dengan begitu kencang,fikirannya tertuju pada sang istri.
Walaupun penjagaan rumahnya begitu ketat tapi tetap saja ia takut Dominic nekat dan membawa istrinya pergi.
Sedangkan di mansion,Fara begitu terkejut saat mendengar sebuah ledakan tepat di sisi rumahnya.
Fara ingin keluar untuk melihat tapi justru di hadang oleh kedua bodyguard perempuannya.
"Tolong Nyonya jangan kemana-mana"
"Tapi itu barusan suara apa?"
"Maaf nyonya keadaan sedang kacau jadi kami mohon Nyonya untuk tetap berada di kamar "
Fara menghela nafasnya,ia tak bisa apa-apa sekarang.Ia hanya berdoa semoga suaminya cepat pulang,karena jujur saja dirinya begitu takut.
...🌸🌸🌸...
