Anugrah adalah anak laki-laki yang miskin dengan kehidupan yang pas pasan dari ayah yang kenah PHK dan akhirnya menjadi pengemudi becak Mesin sedangkan ibunya sudah lama meninggalkannya sejak dia Sekolah Dasar. Kehidupan serba susah membuat dirinya terus di ejek dan di bully oleh kawan-kawan sekolahnya apalagi ketika dapat beasiswa bersekolah di sekolah elit di kotanya hingga caci maki bahkan bully terus dia terima dan dia terima dengan kuat dengan pembuktian dia tidak gampang menyerah hingga suatu hari semuanya berubah ketika dia tanpa sadar di bawa ke alam astral yang mempertemukan dengan arwah ibunya yang membuka takbir siapa dirinya sesungguhnya yang memiliki kemampuan luar biasa sebagai penguasa langit yang di takuti semua orang namun kehidupan belum berhenti ketika dia harus membuktikan jatih dirinya dan mengangkat martabat keluarganya dengan segala pembuktian kemampuannya, sanggupkah Anugrah membuktikan dirinya? Sanggup kah Anugrah mengangkat Martabat keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Di Bully
Anugrah bingung dengan kata-kata dari Azka yang meminta sepatu lamanya untuk di berikan padanya
"Tapi Azka ini sepatu lama ku dan sudah sangat jelek dan rusak"
"Iya aku tahu tapi ku mau sepatu lama mu itu adalah hadiah kenang-kenangan buat ku"
"Apa?"
Anugrah terkejut dengan kata-kata Azka yang tidak biasanya atau mungkin dia mau membantu membuangnya agar Anugrah tidak repot membawa sepatu lamanya hingga akhirnya Anugrah memberikannya
"Oh baiklah Ka, ini sepatunya tapi benarnya ini buat kenang-kenangan buat mu Ka atau kau hanya ingin membuangkannya agar aku tidak repot saja"
Azka tersenyum mendengar kata-kata Anugrah kepada dirinya namun dia diam saja sambil menerima sepatu bekas dari Anugrah yang kini sudah masuk kotak sepatu dan menyerahkan kepada supirnya yang masih menunggu
"Om, ini simpan di mobil nanti kalau sudah sampai rumah akan Azka simpan.di galeri kenang-kenangan Azka ya Om"
"Baik tuan muda"
Anugrah yang memperhatikan kata-kata Azka ini jadi terkejut kalau Azka bicara seperti ini kepada supir pribadinya hingga dia bicara kepada Azka
"Kamu serius menjadikan sepatu lamaku sebagai kenang-kenangan dari ku"
"Iya dan aku tahu kalau sepatumu pasti punya kenangan khusus yang tidak bisa kamu lupakan dan aku ingin menyimpan kenangan itu buatmu dan ku yakin kamu akan jadi orang sukses yang tidak akan pernah melupakan semua perjuangan yang sudah kamu lalui bukan seperti aku yang gampang menerimanya namun tidak punya arti dari perjuangan dari benda-benda yang pernah ku pakai"
Anugrah kembali terkejut mendengar kata-kata dari sahabat barunya seakan-akan keluar dari anak laki-laki yang sebaya dengan dirinya hingga dia menatap Azka
"Kenapa kamu menatap seperti itu?, nanti kau suka"
"Apa?, amit-amit aku sama laki-laki"
Azka tertawa mendengar kata-kata Anugrah yang membuat Anugrah juga ikut tertawa
"Begitu dong jangan bawaan sedih terus, semangat!, kita harus siap hadapi tantangan hidup ini"
"Iya aku semangat, aku tidak boleh terus sedih apalagi ada sahabat terbaik ku"
"Hei tapi bukan karena aku loh tapi karena kamu punya semangat pantang menyerah"
"Iya karena aku punya semangat pantang menyerah buat diriku, buat keluarga ku"
"Nah itu baru betul"
Azka dan Anugrah sama-sama tertawa hingga akhirnya mereka kembali ke barisan karena sudah ada pengaturan dari guru-guru dari SMP Mandiri yang membariskan seluruh siswa-siswi baru, barisan khusus kelas 8 dan kelas 9 yang siap-siap mulai upacara Bendera sekaligus upacara penyambutan siswa-siswi baru di kelas 7 dan pembagian kelas berdasarkan kemampuan akademik yang dilakukan oleh SMP Mandiri hingga akhirnya Anugrah di tempatkan satu kelas dengan Azka di kelas 7-1 yang merupakan kelas siswa-siswi pilihan berdasarkan nilai akademik terbaik dan hal ini membuat Anugrah bersyukur sambil memandang kawan-kawannya satu kelas
"Terimakasih Tuhan, aku ditempatkan satu kelas dengan sahabatku dan tidak satu kelas orang-orang yang tadi membully diriku"
Anugrah begitu senang hingga mereka semua di minta untuk masuk ke kelas mereka masing-masing di dampingi wali kelas mereka apalagi Anugrah bisa duduk berdekatan dengan Azka sahabat baiknya ini seolah-olah sudah diatur
"Anugrah kamu duduk dekat dengan Azka ya"
"Iya pak, terimakasih ya pak"
Anugrah mengucapkan terimakasih kepada wali kelasnya ini yang akhirnya memperkenalkan diri kepada mereka semua setelah mengatur tempat duduk mereka semua
"Anak-anak semua, perkenalkan nama bapak Sumantri ya, bapak ini guru Bahasa Inggris jadi akan mengajar pelajaran Bahasa Inggris kepada kalian, ok Do you understand if I hope you ti introduce your self in English"
"Yes Sir, we are understand"
Masing-masing siswa-siswi memperkenalkan diri pakai Bahasa Inggris hingga sampai kepada Anugrah dan Azka yang dengan lancar memperkenalkan diri dengan Bahasa Inggris hingga akhirnya pembelajaran berjalan dengan baik sedangkan Anugrah begitu senang pada pelajaran pertamanya ini apalagi dia saat ini merasa di terima oleh kawan-kawannya dan tidak terlihat kalau ada yang suka mengejek atau membully dirinya hingga pelajaran kedua berlangsung tiba-tiba Anugrah ingin pergi ke kamar mandi
"Sepertinya aku ingin permisi Ka"
"Oh iya silahkan Nugrah, apa perlu ku temani?"
"Mungkin tidak usah karena aku tidak enak kalau merepotkan dirimu Ka"
"Oh begitu ya"
Anugrah mengangguk dan minta izin keluar kelas kepada guru pelajaran ke dua saat ini untuk ke toilet
"Silahkan Anugrah, jangan lama-lama ya karena setelah ini kita akan latihan"
"Iya pak"
Anugrah langsung keluar dari kelas setelah di beri izin dan langsung ke toilet sekarang yang kelihatannya sunyi namun Anugrah tidak sadar kalau ada siswa lain yang keluar dari kelas mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan dirinya hingga dia sampai di toilet khusus putra
"Oh sunyi tidak ada orang"
Anugrah langsung masuk ke toilet khusus pria yang terdiri beberapa toilet yang terlihat rapi dan bersih namun tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang hingga dia menahan sakit
"Apa ini?"
Anugrah menahan rasa sakit sambil melihat kebelakang dan dia mengenal laki-laki yang memukulnya dan dibelakang ada dua kawannya yang selalu mendampinginya
"Mirza, kalian kenapa memukul diriku?"
Terlihat Mirza dan kedua temannya tertawa sambil menunjuk Anugrah yang dianggap mereka lucu
"Ha ha ha ha kenapa?"
"Iya kenapa?, aku salah apa sama kalian?"
Anugrah heran melihat kenapa Mirza seakan begitu benci pada dirinya hingga memukul dirinya
"Hei Anugrah apa kau mau tahu?, kamu salah apa dengan kami"
"Iya kenapa kau tega pada diriku?"
"Salah diri mu karena kau ini orang miskin dan berani-beraninya sekolah di tempat orang-orang kaya seperti kami ini"
"Byur"
Anugrah terkejut dengar kata-kata mereka apalagi tiba-tiba salah satu dari kawannya menyiram dirinya pakai air segayung hingga baju di tubuhnya basah sedangkan Mirza dan kedua kawannya tertawa
"Bagus Rifki, siram saja lagi biar dia basah sekalian"
"Byur"
Rifki kembali menyiram Anugrah dengan air yang membuat tubuh Anugrah kini sudah basah kuyup sedangkan Anugrah tidak bisa berbuat apa-apa atau coba-coba untuk melawan Mirza dan kedua kawannya ini hingga Mirza kembali mendekatinya
"Salah kau yang kedua karena kau berteman dengan Azka dan menjadikan dia pelindung mu dan itu salah besar buat kami karena kau jadi bertingkah di hadapan kami"
Mirza menampar halus pipi Anugrah ya yang kini basah oleh air yang kembali di siram oleh Rifki dan mereka bertiga terus tertawa hingga Mirza kembali bicara
"Salah yang ketiga, kalau kau coba-coba untuk melapor pada Azka maka mulai besok kau tidak akan pernah sekolah di tempat ini lagi, paham!"
ttp semangat yaa💪💪😍