ini karya kelima author, mohong dukungan nya ya....
****************
Namira dan ketiga anak nya merupakan keluarga yang sangat harmonis dan termasuk keluarga berada, namun juga memiliki banyak musuh.
Namira dan Zaidan Alghifari di karuniai tiga orang anak yang sangat kuat dan hebat, namun semua tidak ada yang tau bahwa tiga anak tersebut merupakan anak anak mereka karna mereka tidak ingin musuh mereka mengincar anak anak mereka meskipun itu sangat mustahil dan lambat laun pasti musuh mereka akan mengetahui nya.
Meskipun putri sulung mereka berjarak satu tahun dengan kedua putra mereka, namun mereka meletakkan dalam satu kelas yang sama agar bisa saling menjaga dan melindungi dan itu atas permintaan kedua putra mereka yang ingin selalu berada di dekat sang kakak.
meskipun tanpa suami, Namira dan ketiga anak nya tetap bisa hidup dengan baik hingga namira menikah dengan pria baik.
semoga suka ya, terima kasih dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FZR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AZRA SL 35 ^^bertemu Alvarez^^
Minggu ini Nizma menjenguk sang ibu yang masih di rawat di rumah sakit bersama Aqizah dss kecuali Izan dan Aqifah yang di titipkan sementara pada Ilham dan Nessa yang kebetulan sedang menginap di mansion Aqizah kemarin.
"assalamualaikum bu" salam Nizma di ikuti yang lain nya.
"waalaikumsalam, sini nak, ibu kangen" jawab bu Risma.
"maaf ya bu, baru bisa jenguk sekarang, akhir akhir ini Nizma banyak tugas"
"gak papa, yang penting kamu bisa jaga diri dan sehat seperti sekarang itu sudah cukup"
"ini juga berkat sahabat sekaligus atasanku bu, mereka menjagaku dengan baik"
"terima kasih ya nak sudah mau menjaga dan memberikan pekerjaan pada nya"
"sama sama bu, kami juga butuh orang buat jaga kedua adek kecil kami" ucap Zenkai
"mana pacar kamu nak?" tanya bu Risma pada putri nya.
"eemm....kita putus bu, dia udah jadi milik orang lain" jawab Nizma yang berusaha untuk senyum.
"yang sabar ya nak, mungkin dia bukan jodohmu"
"iya bu, terima kasih ya"
"keadaan ibu bagaimana?" tanya Zayyan.
"sudah lebih baik dari sebelum nya nak"
"alhamdulillah kalo begitu"
"bu, Nizma izin keluar sebentar ya, cuma ke taman rumah sakit ini doang kok"
"ya sudah, hati hati ya"
"iya"
Nizma pun keluar dari ruang rawat ibu nya dan pergi menuju taman rumah sakit. Ia duduk di sana dan melihat bunga yang bergoyang pelan karna tertiup angin, ia mengingat kenangan nya saat bersama mantan kekasih nya dulu.
Tiba tiba ada seseorang yang ikut duduk di samping nya dan langsung memeluk nya, orang tersebut tak lain adalah Aqizah.
"Aqizah" ucap Nizma.
"menangislah, gue tau lo udah nahan ini lama jadi jangan di tahan lagi, sakit rasa nya kalo lo terus menahan rasa ini. Keluarkan semua nya apa yang lo rasain" ucap Aqizah yang masih senantiasa memeluk sahabat nya itu.
Akhir nya Nizma menangis, suara nya yang tadi lirih kini bertambah keras. Ia meluapkan semua nya dalam pelukan Aqizah yang juga ikut menangis.
Cukup lama mereka dalam posisi tersebut dan Nizma pun sudah merasa tenang sekarang, hati nya terasa lega.
"maaf ya Qiz dan terima kasih"
"no problem, yang penting lo udah tenang sekarang"
Mereka pun saling tatap sejenak lalu tertawa bersama yang entah apa yang membuat mereka tertawa lepas seperti itu. Tiba tiba ada seseorang yang berjalan mendekati mereka membuat mereka langsung menghentikan tawa mereka dan menatap orang tersebut.
Nizma terkejut melihat orang tersebut, orang yang selalu ada di samping nya apapun yang terjadi, sedangkan orang tersebut juga terkejut namun lebih terkejut lagi kala melihat Aqizah.
Aqizah juga sama terkejut nya dengan kedua nya, namun ia menutupi nya dengan wajah datar nya dan menatap tajam ke arah orang tersebut.
"kak Varez, kok bisa ada di sini?" tanya Nizma.
"o...oh i...iya, kakak habis nganterin bekal tadi hehehe" gugup Alvarez sambil sekilas melirik ke Aqizah yang terus menatap nya dengan tajam.
(duh gawat nih, si Azum marah kayak nya) batin Varez.
"Niz, gue sama yang lain pulang dulu ya" pamit Aqizah datar.
"eh iya, terima kasih ya udah jenguk ibu gue"
"hm"
Aqizah berdiri serta berjalan mendekati Varez yang sudah tegang, dan benar saja dugaan nya Aqizah memukul perut nya dengan keras membuat ia membungkuk saking sakit nya pukulan Aqizah.
"gue tunggu lo di mansion sembunyi nanti malam dan ajak mereka juga, mengerti bang Or" bisik Aqizah.
"i..iya abang akan dateng sama mereka"
"good"
Setelah itu Aqizah pergi dari sana dan kembali ke ruang rawat bu Risma, sedangkan Nizma langsung menuntun Varez duduk di bangku setelah kepergian Aqizah tadi.
"kak Varez gak papa?" tanya Nizma khawatir.
"gak papa kok" jawab Varez seraya tersenyum meskipun sempat meringis sedikit.
"emang nya kakak ada masalah apa sama Aqiz?"
"gak ada masalah apa apa kok, Aqiz emang gitu kalo udah gak ketemu lama sama orang yang di kenal nya apalagi orang nya gak ngasih kabar sama sekali"
"sejak kapan kakak kenal Aqiz?"
"sebelum kakak kenal kamu"
"oh, terus hubungan nya sama kak Davin apa?"
"dia sepupu kakak, dokter Raven juga sepupu kakak dan kami sudah 12 tahun tinggal bersama"
"apa mereka juga kenal sama Aqiz?"
"ya, mereka mengenal Aqiz jauh sebelum mengenalmu"
"hubungan kalian sama Aqiz apa?"
"cuma sebatas abang dan adek angkat, gak lebih"
"maaf ya kak, aku jadi banyak tanya"
"gak papa, apa yang mau kamu tanyakan pasti kakak jawab"
Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka hingga Akhir nya Nizma pamit untuk kembali ke ruang ibu nya, begitu juga Varez yang akan kembali ke ruangan Raven.
...****************...
...****************...
Malam hari nya, Aqizah telah bersiap untuk pergi menemui ketiga abang angkat nya. Ia memakai celana jeans hitam,kaos hitam yang di balut dengan jacket jeans dan tentu saja semua yang ia pakai itu longgar jadi ditak terlalu mengecap body nya.
Tak lupa topi nya juga ia kenakan, dan setelah di rasa tidak ada yang kurang, baru lah ia turun untuk makan malam bersama para saudara nya.
"selamat malam semua, maaf sudah menunggu lama" ucap Aqizah.
"selamat malam"
"neng lama, bang Iz sudah lapar ini" kesal Izan.
"maaf ya bang Iz"
"neng mau ke mana malam malam begini?" tanya Zenkai.
"ke mansion sembunyi"
"gak boleh" larang duo Z, Nizma dan si kembar bersamaan.
"neng ada urusan mendadak loh, kenapa kalian jadi melarang neng keluar malam setelah neng sembuh?"
"neng gak ingat, waktu itu neng pernah keluar malam karna ada urusan juga dan bilang akan pulang jam sebelas" ucap Rayyan.
"tapi nyata nya, neng malah pulang pukul 3 dini hari" ucap Nizma.
"ya udah, janji deh nanti neng pulang kurang lebih jam 22.00, boleh ya"
"beneran?" tanya Zayyan.
"iya, kalian telpon nanti kalo sudah waktu nya pulang"
"kita pegang janji neng"
"siap"
"abang neng aa, kapan makan nya?" tanya Izan.
"eh iya, maaf ya, ya udah yuk kita makan malam"
Mereka pun makan malam dengan tenang. Selesai makan malam, Aqizah pun langsung berangkat ke mansion sembunyi.
💐💐💐💐💐💐
Di mansion sembunyi, tiga cowok sedang sibuk dengan pikiran masing masing lebih tepat nya memikirkan hukuman apa yang akan mereka terima dari adek angkat mereka, siapa lagi mereka kalo bukan Raven Davin dan Varez.
"gimana nih bang?" tanya Varez.
"ya mana kita tau" jawab Raven dan Davin bersamaan.
"lagian lo kenapa muncul tiba tiba di depan nya langsung sih? Terus, kenapa kita juga kena?" tanya Davin.
"ya kan gue gak tau kalo ada dia, gue aja kaget ngeliat dia" jawab Varez.
"terus lo di apain?" tanya Raven.
"di pukul lah perut gue, mana sakit banget lagi pukulan nya"
"sama, gue juga di pukul. Awal nya gue kira dia gak masalah sama gue, eh pas mau keluar dari ruangan gue di rumah sakit yang dulu, ngasih pukulan dia" ucap Raven.
"kalo lo bang Dav?" tanya Varez.
"gue sih belum ketemu sama dia, tapi gue yakin dia tau kalo gue perna ada problem sama Nizma" jawab Davin.
"hayo lo, Nizma sahabat sekaligus bawahan nya dia loh" sorak Varez dan Raven.
"lah iya cuy!!!, aduh gimana nih!!!!, bisa mati gue karna udah nyakitin sahabat nya"
"yang sabar ya bro, semoga lo selalu di beri kekuatan" ucap Raven seraya menepuk nepuk pundak nya.
"gimana kalo kita telpon si Erlad, kan dia pawang nya tuh" usul Varez.
"boleh deh, coba lo telpon dia"
Varez pun segera mengeluarkan ponsel nya dan menelpon Erlad yang tak lain adalah Alva kekasih Azum/Aqizah, lalu meloud speaker.
[assalamualaikum, hm?]
[waalaikumsalam, Er, bisa bantuin kita bertiga gak?]
[siapa?]
[Ar, Ir, Or]
[oh, lagi nunggu hukuman dari Azum ya]
[ck, tinggal bilang aja lo bisa bantu kagak? Kelamaan!!!] -kesal Davin.
[gak]
[why? Lo kan pawang nya] -ujar Raven.
[emang gue pawang nya, tapi gue tetep gak bisa bantu]
[but, why?]
[because kita sudah buat perjanjian kalo ada anak buah di antara kita ada yang di hukum, kita gak boleh bantuin apapun cara nya]
[perjanjian macam apa itu!!!] -kesal Varez.
Tanpa mereka sadari bahwa seseorang mendengar pembicaraan mereka dengan kekasih nya.
"say, tunggu hukumanmu ya" ucap Aqizah.
[eh say, aku gak bantuin mereka loh, kok aku jadi ikutan di hukum sih]
"apa kamu lupa pesanku tadi sore say?"
[baiklah say]
"aku akan menghukum mu besok say. Cepat, matikan telpon nya" tegas Aqizah.
Varez pun cepat cepat mematikan telpon nya dan mereka bertiga pun kembali duduk berjajar sambil menunduk takut, namun juga penasaran dengan hukuman yang akan di berikan oleh adek angkat mereka itu.
Aqizah pun menyuruh mereka untuk berdiri tepat di hadapan nya dan tanpa aba aba, Aqizah langsung memberikan beberapa pukulan pada mereka.
"bang Ar, kamu sengaja kan bekerja di rumah sakit Yora agar tidak ketahuan olehku. Bang Or, apa maksudmu pergi begitu saja dan hilang entah ke mana setelah mengacaukan basecampku?. Bang Ir, kamu sudah menyakiti sahabatku, atau kamu hanya mempermainkan perasaan nya?"
"kalian ini sama, sama sama tiba tiba menghilang tanpa jejak begitu saja bahkan tidak memberiku kabar dan sekarang juga tiba tiba muncul kembali. Apa kalian berkhianat padaku?"
"tidak tidak, kami tidak pernah mengkhianatimu yang banyak membantu kami. Kami menghilang tiba tiba karna keluarga kami di bantai waktu itu, kami sudah membalaskan dendam pada pembunuh keluarga kami, tapi ternyata bukan mereka dalang nya meskipun mereka pembunuh nya" jelas Raven mewakili kedua sepupu nya.
"kenapa tidak memberitahuku?"
"kami tidak mau merepotkanmu lagi, apalagi saat itu kamu juga banyak masalah jadi kami tidak mau membebanimu lagi"
"huufh....baiklah, tapi kalian harus tetap di hukum karna kalian tidak melaporkan permasalahan kalian setelah selesai"
"ya sudah, apa hukuman nya?" tanya mereka.
"hukuman nya.....merawat wolfy" jawab Aqizah.
"HAH!!!!!"
"yang lain dong Zum, mana berani kita sama tuh hewan buas" mohon Varez.
"gue lebih baik di pukulin sampe babak belur dari pada suruh ngerawat tuh serigala" ucap Davin.
"terima nasib saja lah dari pada di diemin Azum ya kan" ucap Raven.
"berapa lama Zum?" tanya Davin.
"dua minggu, bang Ir yang mandiin, bang Or yang nyisir bulu nya dan bang Ar yang ngasih makan tiga kali sehari"
"kapan waktu makan nya?" tanya Raven.
"sebelum berangkat kuliah, sepulang kuliah dan saat makan malam jadi wolfy harus makan malam bersama kalian. Mandi nya dua kali sehari, pagi dan sore sama nyisir nya juga"
"tunggu, gue kuliah juga?" tanya Raven seraya menunjuk diri nya sendiri.
"iya sama bang Or juga, kalian aku jadikan satu kelas sama bang Ir dan hukuman serta kuliah nya di mulai dari besok, jadi kalian tinggal di sini mulai malam ini"
Setelah itu Aqizah pun langsung berpamitan pulang, karna sudah waktu nya pulang meskipun masih jam setengah sepuluh malam.
......................