NovelToon NovelToon
Skandal Tuan Playboy

Skandal Tuan Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebastian Adiwangsa. Nama yang selalu bergaung dengan skandal, pesta malam, dan perempuan yang silih berganti menghiasi ranjangnya. Baginya, cinta hanyalah ilusi murahan. Luka masa lalu membuatnya menyimpan dendam, dendam yang membakar hasratnya untuk melukai setiap perempuan yang berani mendekat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Kehadiran Senara Ayunda, gadis sederhana dengan kepolosan yang tak ternodai dunia, perlahan mengguncang tembok dingin dalam dirinya. Senara tidak seperti perempuan lain yang pernah ia kenal. Senyumnya membawa cahaya, tatapannya menghadirkan kehangatan dua hal yang sudah lama terkubur dari hidup Sebastian.

Namun, cara Sebastian menunjukkan cintanya pada Senara bermula dari kesalahan.

Jejak Cinta Baru

Pagi itu, dapur penthouse dipenuhi aroma wangi tumisan bawang putih dan kaldu ayam yang mendidih. Sena berdiri di depan kompor, apron bermotif bunga membalut tubuhnya yang kini kian berisi karena kandungan enam bulannya. Ia tampak sibuk memotong sayuran, sesekali mencicipi kuah sup, lalu tersenyum kecil seolah membayangkan Bastian akan menyantap bekal buatannya di sela kesibukan kantor.

Ketika ia sedang serius menata lauk di kotak makan, tiba-tiba ada tangan hangat yang melingkar di pinggangnya. Sena terlonjak, hampir menjatuhkan sendok di tangannya.

“Bastian!” serunya sambil menoleh sedikit.

Bastian yang baru saja turun dengan kemeja kerja rapi tersenyum nakal. “Kenapa terkejut begitu?” Suaranya rendah, nyaris seperti bisikan, membuat bulu kuduk Sena berdiri.

“Jangan ganggu. Aku lagi masak, lihat ini…” Sena menunjuk bekal di meja. “Kalau gosong, salahmu nanti.”

Bastian malah menempelkan dagu di bahu Sena. “Kalau gosong, tetap aku makan.” Tangannya mengusap perut Sena dengan lembut.

Sena terkekeh pelan, pipinya merona. “Iya, tapi jadinya nanti nggak enak. Kamu minggir dulu, jangan ganggu aku.”

Namun Bastian tidak bergeming. Ia justru mengecup pelan sisi leher Sena. “Bagaimana kalau aku yang makan kamu dulu?”

“Bastian!” Sena memukul lengannya sambil tertawa, tapi senyum tipisnya mengkhianati betapa ia senang dengan perhatian suaminya yang akhir-akhir ini kembali hangat setelah badai kecil rumah tangga kemarin.

...****************...

Sebuah rutinitas baru mulai terbentuk. Sena kini lebih sering berkunjung ke kantor Bastian saat jam makan siang.

Sena melangkah masuk ke kantor Bastian. Dengan dress longgar berwarna pastel dan tas kecil di pundak, ia tampak segar sekaligus anggun.

Langkahnya pelan, tapi tetap penuh percaya diri.

Begitu pintu ruang kerja terbuka, Tidak hanya ada Bastian disana. Sena juga mendapati Arya yang sedang duduk santai di kursi tamu. Dengan senyum nakal, ia berdiri menyambut.

“Wah, calon ibu makin cantik saja. Aura bumil memang beda. Rasanya aku jadi ingin sering-sering ke sini,” goda Arya sambil menyodorkan tangan seolah ingin menyentuh perut Sena.

Bastian yang duduk di balik meja langsung menatap tajam. “Arya,” suaranya datar tapi penuh peringatan.

Tapi Arya justru makin berani. Ia melirik Bastian, lalu balik menatap Sena. “Sena, kamu pasti kesini karena bosan di penthouse kan?”

Sena hanya mengangguk.

“Lain kali, kalau bosan, kamu bisa hubungi aku. Kita jalan-jalan, makan siang bareng. Toh suamimu sibuk kerja, kan?”

Sena membuka mulut hendak menjawab, tapi Bastian sudah berdiri cepat dan mendekat. Tangannya langsung melingkari pinggang istrinya dengan posesif.

“Sena nggak butuh lo. Keluar sana”

Arya mengangkat tangan sambil terkekeh. “Astaga, posesif sekali. Takut aku benar-benar mencuri perhatian Sena?” Tatapan nakal sangat terlihat di raut Arya.

Bastian hanya menatapnya dingin.

Sena menyentuh tangan Bastian lembut “Sudah, jangan marah. Arya hanya bercanda.”

Arya hanya tertawa, “Kalau ada kompetisi mencuri hati Sena dengan cara yang benar, tentu saja aku yang menang, Bas” ucapnya penuh kemenangan.

Bastian hanya bisa mendengus, lalu menuntun istrinya duduk di kursi sebelahnya, memastikan ia nyaman.

Begitulah kehidupan akhir-akhir ini berjalan. Pasangan suami istri itu semakin dekat, dan Arya semakin semangat menggoda Sena hanya untuk membuat Bastian kesal.

Arya selalu ingin tertawa ketika melihat Bastian menjilat ludahnya sendiri di depannya.

...****************...

Akhir pekan, Bastian dan Sena memilih untuk pergi ke sebuah toko perlengkapan bayi. Rak-rak penuh dengan pakaian mungil, botol susu, mainan warna-warni, hingga kereta bayi.

Toko perlengkapan bayi itu ramai dengan pasangan muda dan keluarga kecil. Sena berjalan pelan menyusuri lorong penuh pakaian mungil dan mainan warna pastel. Matanya berbinar setiap kali melihat barang-barang kecil yang lucu.

“Bastian, lihat ini,” ujarnya sambil mengangkat sebuah baju bayi berwarna biru dengan gambar dinosaurus. “Lucu sekali, ya? Bayi kita pasti cocok pakai ini.”

Bastian hanya melirik sekilas tanpa banyak ekspresi. Tangannya masuk ke saku celana, tubuhnya tegap berdiri di samping Sena. “Hm. Semua baju di sini sama saja. Kecil dan kebanyakan gambar aneh.”

Sena mendengus, menatapnya sambil tersenyum geli. “Kamu ini, ya. Memangnya bayi langsung pakai jas kantor sepertimu?”

Bastian menghela napas pendek, tidak menjawab. Tapi matanya diam-diam mengikuti setiap gerakan Sena yang kini sibuk memilah baju bayi.

Tak lama, Sena menunjuk kereta bayi berwarna abu-abu muda. “Bagus sekali. Modelnya simpel tapi kokoh. Menurutmu bagaimana?”

“Kalau menurutmu bagus, ambil saja,” jawab Bastian singkat.

Sena menatapnya dengan mata menyipit, lalu terkekeh. “Kamu itu sebenarnya setuju atau cuma malas komentar?”

Bastian menoleh, menatapnya dan menghela napas “Ambil saja sayang. Yang penting aman untuk anak kita, itu saja.”

Sena terdiam sebentar, lalu tersenyum lembut. Meski kata-katanya dingin, ia bisa merasakan kalau Bastian benar-benar memikirkan keselamatan bayinya.

Ketika Sena meraih sepasang sepatu bayi mungil berwarna putih, ia spontan bersuara, “Astaga, ini kecil sekali! Imut banget, Bas.”

Bastian mendekat, mengambil sepatu itu dari tangan Sena. Ia menimbangnya sebentar dengan ekspresi datar. “Sepatu sekecil ini… apa bisa benar-benar dipakai? Seperti mainan.”

“Tentu bisa, Bastian. Bayi kita pasti tambah menggemaskan kalau pakai ini.” Sena mengambilnya kembali, matanya berbinar penuh antusias.

Bastian hanya mengangguk tipis. Ia lalu meraih keranjang belanja dari tangan istrinya dan membawanya sendiri.

“Jangan terlalu banyak angkat barang. Nanti kamu cepat lelah,”.

Sena terdiam sesaat, lalu tersenyum hangat. Ia tahu, Bastian tidak pandai mengungkapkan dengan kata-kata, tapi tindakannya selalu berbicara lebih keras.

Mereka pun melanjutkan belanja, dengan Sena sibuk memilih perlengkapan bayi dengan wajah berbinar, sementara Bastian mengikutinya dari belakang dengan langkah tenang, tapi setiap kali Sena terlihat sedikit lelah, tanpa suara ia selalu sigap mengambil alih barang-barang dari tangan istrinya.

...----------------...

^^^Cheers, ^^^

^^^Gadis Rona^^^

1
sya
terlalu banyak masalah sih inimah kapan bahagianya, menderita terus perasaan
Zalirang
.
Rizky Muhammad
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Gadis Rona: Hai terima kasih sudah baca karya pertamaku bikin aku makin semangat nulis🥰
total 1 replies
elayn owo
Penuh empati. 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!