NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Keluarga / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Barat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[8] Hukuman Untuk Dia

Vivienne menengadah kearah Magnus yang terlihat lebih tinggi darinya kira-kira lima sentimeter. Matanya nampak menyelidik bagaimana ekspresi wajah Magnus terlihat seperti tidak akan terpancing dengan ketegangan yang ada di depannya.

"Aku baru saja mendengar kabar bahwa kau menyakiti pengeran," ungkap Magnus rahang terlihat mengeras, Nanny Cordelia yakin jika mengatakan kejujuran Magnus pasti akan marah besar.

"Bukan begitu, Ya Mulia…" sanggah Nanny Cordelia ketakutan tak berani memandangi wajah Magnus.

"Oh, begitu rupanya," ledek Vivienne menganggukkan kepalanya seperti sangat tidak suka dengan jawaban Nanny Cordelia.

"Anna, bawa Pengeran kesini," titah Vivienne.

"Baik, Ya Mulia," jawab Anna mengikuti perintah Vivienne.

Asher nampak menoleh sekilas pada Anna ketika pelayan itu ingin membawanya pada Vivienne, dia kemudian memberontak, takut hal sama terjadi lagi.

Vivienne akan membuka luka nya dan memperlihatkannya pada semua orang yang akan membuat malu.

Namun, tetap saja tubuh ringkihnya tak mampu untuk menahan dorongan orang dewasa di belakang nya, hingga akhir Asher sampai di tangan Vivienne.

"Lihat, Ya Mulia, anak ku penuh debu dan luka, apakah ini tidak membuktikan bahwa dia mengalami kekerasan," tunjuk Vivienne pada Asher yang sekarang berada di genggamannya

Mata Magnus membulat, Asher melihat mata itu langsung memundurkan tubuhnya. Ada aura yang menakutkan dari tatapan ayahandanya, membuat bulu kuduknya meremang.

Namun, Magnus malah menarik tangan Asher dengan paksa dari tangan Vivienne, dia ingin melihat lebih jelas luka yang maksud kan oleh permaisuri.

Asher menutup matanya dengan ketakutan, "Ampun Ayahanda, jangan hukum aku,"

Magnus tidak memperdulikan permohonan anaknya, tetapi malah menarik lengan baju Asher dan terlihatlah luka yang masih baru seperti di cengkram dengan kuat bahkan ada juga yang sudah menghitam. Yang seperti luka lama.

Magnus membolak-balikan tangan itu seperti tangan seorang pengemis yang tidak urus sama sekali, menurut nya.

"Berani nya kau!" teriak Magnus.

Asher tersentak kaget, dia berfikiran bahwa Ayahanda nya marah. Namun, ketika Asher menoleh mata Magnus, terlihat mata pria itu menatap Nanny Cordelia dengan nyalang penuh kobaran api.

"Ampun, Ya Mulia, s… saya tidak sengaja," sanggah Nanny Cordelia gemetaran.

Tetapi, padangan Magnus masih congkak seperti tidak ingin menoleransi semua perbuatan Nanny Cordelia.

"Aku tidak perduli kau sengaja atau tidak, tapi bukti sudah menjelaskan semuanya," gertak Magnus.

Tidak berselang lama, Thomas yang sebelumnya di perintahkan oleh Magnus untuk membawa pengawal ke arah rumah tua di sayap kiri istana itu telah sampai di hadapan mereka.

Nanny Cordelia makin ketakutan, dia makin terdesak tidak ada tempat untuk nya kabur dan hanya bisa memohon saat ini di hadapan seorang Kaisar, Nanny Cordelia kemudian merangkak kearah Magnus.

Wanita itu mengapai kaki Magnus kemudian menggenggam kaki itu seolah kaki Magnus adalah barang berharga baginya.

"Ya Mulia, tolong maafkan saya," mohon Nanny Cordelia.

Namun, Magnus malah menghempaskan kaki itu hingga tubuh Nanny Cordelia terlempar, Nanny Cordelia lalu menoleh kearah wajah Magnus yang tegang karena amarah.

Detik berikut nya, Magnus terlihat menginjak tangan Nanny Cordelia hingga jari-jari hampir remuk.

"Ini hukuman pertama ku, karena kau telah menyakiti anak ku," geram Magnus.

"Anna, sembunyikan Pengeran," titah Vivienne ketika melihat Magnus melakukan kekerasan pada Nanny Cordelia dan Vivienne tidak ingin putra nya melihat kejadian itu.

Anna menganggukkan kepalanya, kemudian menarik tubuh Asher dengan cepat membalikkan tubuh Pengeran menjadi menghadap kearahnya.

"Ya Mulia, jangan lakukan kekerasan di depan anak-anak," senggol Vivienne pada bahu Magnus, namun Magnus malah mendelik tajam kearah nya.

Vivienne yang menatap wajah Magnus menjadi terdiam, merasa tersinggung dengan tatapan Magnus yang menurutnya kasar.

Magnus memalingkan wajahnya seperti tidak terkecoh pada ekspesi wajah Vivienne yang berubah menjadi masam, namun dia menyadari bahwa Magnus sedikit menyinggung permaisurinya.

"Pengawal! bawa orang ini keluar, " titah Magnus.

Kemudian dengan cepat beberapa pengawal mengangkat tubuh Nanny Cordelia keluar dari rumah tua itu menuju penjara untuk di interogasi lebih lanjut.

"hemm… Anda memang tidak kompeten, Ya Mulia, masa hal sekecil ini saja Anda tidak tau," gerutu Vivienne ketika Nanny Cordelia telah di seret oleh para pengawal.

"Kamu jangan hanya menyalahkan akan aku saja permaisuri, kamu tau siapa yang membawa Nanny Cordelia kesini, Rosalind, dan itupun atas persetujuan mu," ungkap Magnus tanpa basa-basi, Magnus membeberkan semua nya meskipun itu akan menyinggung Vivienne.

Vivienne meneguk liurnya kasar, padahal dia ingin menyudutkan Magnus sedikit agar tidak terlalu dingin pada semua orang bahkan pada anak-anak sendiri. Namun, Magnus malah membalikkan katanya.

"ehm… itu, aku akan membawa Asher ke kamar ku untuk di obati, " jawab Vivienne mendorong tubuh Anna dan Asher agar menjauhi tempat itu.

Vivienne berjalan dengan cepat seraya terus mendorong Anna dan Asher, sembari sesekali melirik pada Magnus yang sedang menatapnya dengan datar.

"Ayo cepat," desak Vivienne.

"Ya Mulia?" tanya Thomas melihat Magnus melamun sembari melihat kearah Vivienne.

"Kita lihat Nanny Cordelia sekarang," titah Magnus.

Magnus berjalan dengan tegas meninggalkan rumah tua itu, sedangkan Thomas mengikutinya dari belakang, meskipun dia belum mendapatkan jawaban tentang lamunan Kaisar nya. Namun, dia harus mengikuti titah Magnus selayaknya majikan dan bawahan.

Beberapa menit kemudian mereka tiba di penjara bawa tanah, hawa ruangan itu terasa dingin, lembab dan dinding-dinding ruangan terlihat berlumut seolah sudah bertahun-tahun penjara itu menjadi saksi bisu para tahanan di beberapa seliter ruangan itu.

Genangan air mulai terasa dan Magnus sudah menginjak itu artinya mereka telah masuk lebih dalam ke penjara bawa tanah.

"Ya Mulia," sapa para penjaga tahanan ketika Magnus sampai ke soliter Nanny Cordelia.

Magnus menganggukkan kepalanya, "Bukakan aku pintu ini, aku ingin melihatnya lebih dekat."

Para penjaga lalu mengikuti keinginan Magnus, dan membuka penjara besi itu untuk kaisar mereka.

Kemudian mempersilahkan Magnus untuk masuk ke dalam soliter, serta tentu saja di jaga oleh beberapa penjaga tahanan itu juga.

Sesampainya disana, Magnus melihat Nanny Cordelia di siksa dengan cambukkan dan Nanny Cordelia terus berteriak memohon ampunan, sedangkan Kapten Elaric nampak mengawasi dengan memegangi pinggang nya, belum menyadari kedatangan Magnus.

"Sudah sejauh mana?" tanya Magnus pada penjaga tahanan nya, dia tidak ingin menganggu kesenangan kaptennya itu.

"ah… Itu…" penjaga tahanan ingin menjawabnya.

Namun, Kapten Elaric menoleh pada Magnus sehingga penjaga tahanan itu mengurungkan niatnya untuk menjawab pertanyaan kaisar.

"Ya Mulia Kaisar, Anda di sini, maafkan kelancangan saya, saya tidak melihat Anda di sini, " ujar Kapten Elaric membungkuk kan tubuhnya.

"Sudah tidak perlu sungkan dengan ku, lakukan saja pekerjaan mu, aku hanya ingin melihat," jawab Magnus melambaikan tangan dengan wajah datarnya.

"Kami sudah melakukan interogasi, namun Nanny Cordelia tidak mau menjawab dan terus menyalahkan kepala pelayan, Nona Rosalind," tutur Kapten Elaric sesuai dengan ucapan Nanny Cordelia sebelumnya.

"Untuk kebenarannya tidak usah di sebutkan lagi, karena bukti sudah ada di depan mata, berikan saja hukuman untuk beberapa waktu, lalu bawa dia biara untuk melayani orang-orang yang memiliki penyakit menular," titah Magnus.

"Baik Ya Mulia," jawab Kapten Elaric siap menjalankan titah Kaisar.

Sedangkan, Nanny Cordelia nampak ketakutan, lalu memohon ampunan, "Ya Mulia maafkan saya, jangan bawa saya kesana, saya mohon, saya tidak ingin tertular penyakit,"

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Rere Lumiere: di tunggu ya 🙏
total 1 replies
swanaswana
lanjuttt thorrrrr, cumungud yaww🌷
Rere Lumiere: Makasih
total 1 replies
koko
author kok episode ngulang lagi
Rere Lumiere: oke siap
total 15 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!